JAKARTA-(IDB) : Indonesia menyesalkan aksi tentara Angkatan Laut Australia yang
menerobos perairan Indonesia saat mendorong balik perahu pencari suaka.
Permintaan maaf yang kemudian disampaikan Australia dipandang tak perlu
andai Negeri Kanguru mendengarkan saran Indonesia sejak awal.
Sydney Morning Herald, Senin 20 Januari 2014, melansir permintaan maaf Australia disampaikan secara langsung melalui surat yang ditulis oleh Menteri Luar Negeri Julie Bishop. Surat itu diantar langsung oleh Wakil Duta Besar Australia untuk RI David Engel ke Kementerian Luar Negeri RI pada Jumat pekan lalu.
“Permintaan maaf (dari Australia) adalah sesuatu yang tidak perlu apabila sejak awal mereka mengikuti saran kami,” kata Marty.
Langkah Australia mendorong balik perahu pencari suaka ke perairan Indonesia ditentang sejak awal oleh Indonesia. Hal itu bahkan kembali diingatkan Marty ketika memberikan pidato pernyataan tahunan pada tanggal 7 Januari kemarin.
“Apabila setiap negara melakukan hal serupa, dengan mendorong kembali kapal ke Indonesia, lalu di mana ujung pangkal masalahnya?” kata Marty. Dia berharap ada solusi yang lebih baik dalam menangani masalah tersebut.
Untuk mengamankan kedaulatan wilayah RI dari Australia, Deputi VII Bidang Komunikasi dan Informasi Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Marsekal Muda TNI Agus Barnas, mengatakan Indonesia sudah mengirim dua kapal tipe Fast Boart Patrol ke perbatasan selatan.
Akhir Januari ini, Indonesia juga akan mengirim ke perbatasan satu unit kapal tipe fregat yang saat ini disimpan di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu, tim terpadu yang terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Polri, dan TNI, kini sedang membahas masalah pelanggaran maritim oleh Australia itu.
Komandan Operasi Perbatasan Kedaulatan Australia, Letnan Jenderal Angus Campbell, menyatakan pelanggaran tersebut terjadi secara tidak sengaja. Campbell menjamin Australia tak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Sydney Morning Herald, Senin 20 Januari 2014, melansir permintaan maaf Australia disampaikan secara langsung melalui surat yang ditulis oleh Menteri Luar Negeri Julie Bishop. Surat itu diantar langsung oleh Wakil Duta Besar Australia untuk RI David Engel ke Kementerian Luar Negeri RI pada Jumat pekan lalu.
“Permintaan maaf (dari Australia) adalah sesuatu yang tidak perlu apabila sejak awal mereka mengikuti saran kami,” kata Marty.
Langkah Australia mendorong balik perahu pencari suaka ke perairan Indonesia ditentang sejak awal oleh Indonesia. Hal itu bahkan kembali diingatkan Marty ketika memberikan pidato pernyataan tahunan pada tanggal 7 Januari kemarin.
“Apabila setiap negara melakukan hal serupa, dengan mendorong kembali kapal ke Indonesia, lalu di mana ujung pangkal masalahnya?” kata Marty. Dia berharap ada solusi yang lebih baik dalam menangani masalah tersebut.
Untuk mengamankan kedaulatan wilayah RI dari Australia, Deputi VII Bidang Komunikasi dan Informasi Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Marsekal Muda TNI Agus Barnas, mengatakan Indonesia sudah mengirim dua kapal tipe Fast Boart Patrol ke perbatasan selatan.
Akhir Januari ini, Indonesia juga akan mengirim ke perbatasan satu unit kapal tipe fregat yang saat ini disimpan di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu, tim terpadu yang terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Polri, dan TNI, kini sedang membahas masalah pelanggaran maritim oleh Australia itu.
Komandan Operasi Perbatasan Kedaulatan Australia, Letnan Jenderal Angus Campbell, menyatakan pelanggaran tersebut terjadi secara tidak sengaja. Campbell menjamin Australia tak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Sumber : Vivanews
negara sekaliber australia di hajar habis habisan oleh seorang diplomat sekaliber Mr. Marty Natalegawa. Mantabz...
BalasHapusMemang jago diplomasi pak.Marty walau kepala boleh panas hati tetap dingin,tenang dan cerdas...skor 2:0 untuk Indonesia dilanjut ke pbb untuk pelanggaran HAM yg dilakukan aushit dan pelanggaran kedaulatan yg dg SENGAJA dilakukan angkatan laut aushit...by.mp
BalasHapussemakin ausi bertingkah kaya cowboy maka semakin rusak pula negara mereka di mata dunia :)
BalasHapusiyaaa,,, tapi ano-ano juga sempat menghujat pak Muldoko yg disebut pengecut,,, pak Marty disebut banci ,,, makanya kita orang Indonesia harus menghilangkan sifat cepat panas,, menjadi tenang tetapi cerdas. Karena sifat panasan itulah kita jadi bulan-bulanan orang Malaysia,,, mereka tahu betul bagaimana membuat orang Indonesia ngamuk yang ujung-ujungnya jadi ngawur,,, akibatnya yang tadinya kita itu benar,,jadi kelihatan seperti orang kampung ngamuk ! dan jadi bahan tertawaan ,,, semoga semakin dewasa deh!
BalasHapustenang, yg menghujat belum tentu orang indonesia juga lho..
HapusDasar bule oneng,haregene ada bule masih o'on.Aushit itu bule kw 3.
BalasHapusmasuk tidak sengaja ke wilayah indonesia ? percayakah anda tdk sengaja,,ha2 emang kapal jaman dahulu tdk menggunakan alat ,radar ,gps,dll asal slonong ,,,
BalasHapusMusuh dari selatan...
BalasHapusNamanya juga koloni mantan napi,.....otaknya kw3 orang2 buangan napi jaman dulu.....hahaha ga pernah pinter dan tobat...
BalasHapusmmg bener kt pepatah menggunakan otak lbh baik drpd kekuatan, bikin malu tetangga gak perlu pake militer tp menggunakan otak dgn pernyataan melalui media itu rasanya pasti amat sangat memalukan seperti di tampar di depan umum, apalagi yg melihat dunia pastilah biarpun militer sehebat apapun akan malu pemimpin negaranya..
BalasHapus