Sabtu, Januari 18, 2014
20
JAKARTA-(IDB) : Australia meminta maaf kepada Indonesia, melalui media massa, karena kapal militernya memasuki perairan Indonesia. Namun, Indonesia masih menunggu permintaan maaf secara resmi dari Pemerintahan negeri kanguru itu.

Deputi VII Bidang Komunikasi dan Informasi Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) Marsekal Muda TNI Agus Barnas menyatakan, Indonesia sebetulnya sudah tahu Australia melanggar batas maritim. "Kita kan ada radar TNI AU di Kupang," katanya kepada wartawan di kantor Kemenpora, Jumat 17 Januari 2014.

Untuk mengamankan kedaulatan wilayah dari Australia, Indonesia sudah mengirim dua KRI tipe Fast Boat Patrol ke perbatasan. Kemudian akhir bulan ini, RI juga akan mengirim 1 unit KRI tipe fregat yang disimpan di Kupang ke perbatasan.

 
Selain itu, tim terpadu yang terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Polri, dan TNI, sedang membahas masalah pelanggaran maritim oleh Australia itu.

Sementara Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio enggan menanggapi kabar tersebut. "Saya belum terima tanggapan (Australia) itu. Kalau sudah, akan saya koordinasikan dengan Keduataan Australia di Jakarta," kata Marsetio saat di konfirmasi VIVAnews.

Menurut Marsetio, Indonesia masih menunggu keterangan resmi dari Australia mengenai pelanggaran batas maritim tersebut. "Mereka akan datang ke tempat saya dan akan menceritakan story-nya bagaimana," ujarnya.

Australia dan kapal imigran gelap
 
Diberitakan sebelumnya, Menteri Imigrasi Scott Morrison mengaku menerima informasi soal "pelanggaran yang kurang berhati-hati" itu, awal pekan ini. Namun, pihak berwenang Australia langsung menginformasikannya kepada militer Indonesia, dalam hal ini TNI Angkatan Laut.

"Kami sangat menyesal akan hal itu dan telah menyampaikan maaf," kata Morrison kepada para wartawan. "Namun pemerintah Australia tetap berkomitmen melanjutkan kebijakan menghentikan kapal-kapal [pembawa imigran gelap] itu," lanjut Morrison.

Letnan Jenderal Angus Campbell, kepala "Operasi Penegakan Perbatasan" yang bertanggung jawab menghalau para kapal imigran gelap juga mengaku bahwa pelanggaran teritorial itu terjadi dalam beberapa hari. Namun, dia menolak memberi penjelasan lebih lanjut.

Mengusir kapal-kapal pembawa imigran gelap ke perairan Indonesia ini merupakan kebijakan kontroversial pemerintah Australia di bawah Perdana Menteri Tony Abbott. Belakangan ini pemerintah Australia juga tidak mau transparan soal bagaimana dan berapa kapal-kapal itu diusir oleh pihak berwenang, yang melibatkan militer.



Sumber : Vivanews

20 komentar:

  1. Takut RI membaw masalah pelanggaran kedaulatan kepengadilan internasional.. ..???makanya jangan selalu bikin masalah le.

    BalasHapus
  2. cakep..! but two side to every story..! remember that guys..! he..3x

    BalasHapus
  3. mkin dekat dengan tujuan sebenarnya australia deh yang kepngin indonesia mengintensifkan kehadiran militernya di perairan sebelah sana,, kan selam ini indonesia msh ngambek atas penyadapn yang terja baru2 ene...

    BalasHapus
  4. Hajar saja kapal australia itu , tunjukan kita negara bermartabat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menembak kapal musuh adalah hal yang sangat mudah,ingat ketika kapal Korea selatan tenggelam yang katanya kena rudal,itu urusanya panjang,untung yang nembak nggak ketahuan kalau tahu urusanya bisa perang,kita harus bermain cantik dlm hal ini jangan gegabah tapi penuh perhitungan,ketepatan dan kecepatan dalam mengambil sikap tegas.

      Hapus
  5. Australia ke makan omongannya sendiri,Ibarat menepuk air di dulang terpercik kemuka sendiri,baru kali ini lihat orang bule o'on.

    BalasHapus
  6. KS KILO SEHARUSNYA UDA DI SANA BIAR UJI COBA, KLO BAGUS NANTI NKRI PESAN SELUSIN LAGI.

    BalasHapus
  7. Tni tahu bgmn harus bertindak dia tak gegabah yg byk koar koar kurang pemahaman tenang aja bro

    BalasHapus
  8. Mana berani pemerintah bertindak tegas..,wkwkwk..memble..!..,kalau berani BIN atau siapalah bantu itu imigran gelap,agar bagaimana caranya bisa masuk dengan mulus ke aussie..,toh tuh benua punya orang aborigin..,bule taek tu cuma numpang aja.,ngapain bangsa lain gak boleh..kampret lo aussie..!

    BalasHapus
  9. hahahahahaha....aussie kna getahnya jadi ngeh knapa kmaren pak moel datar aja komenya, ternyata bagian dr strategi, karena tingkah polah arogan nangani imigran n mlanggar batas wilayah NKRI akhirnya d semprit PBB, kbakaran jenggot deh!!!...n ktahuan o onya....hahahahaha....salut ama TNI yg tetep dingin n g kpancing provokasi walau hati sbenarnya panas.....JAYALAH NKRI!!!!!!!!!

    BalasHapus
  10. kalo ada kapal TNI kapal imigran jadi ga berani nyebrang donk...

    BalasHapus
  11. Pemimpin tegas panglima culun asoyy

    BalasHapus
  12. Inilah kalau semua "numplek" di Jawa. Begitu ada masalah, baru dikirim ke perbatasan. Punya kapal baru, malah diasong-asong ke Lebanon.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener broo ngapain dilebanon buang buang anggaran

      Hapus
  13. Di Kupang, Papua, Manado, aceh segera buat pangkalan militer, jangan nunggu kebobolan yang keberikutnya

    BalasHapus
  14. kita jangan jadi negara arogan kayak Ausie. dengan kerumunan orang yang tidak berdaya kok menggiringnya dengan kapal perang, dasar gak tau diri. Coba deh kita pikir jika kita punya saudara yang nyebrang untuk dapat hidup ke suatu negara, terus negara itu ngirim kapal perang untuk menghalau orang tidak berdaya itu, apakah bermutu perbuatannya? Itu gak gentleman. Itu melanggar HAM dan konstitusi PBB. Kita harus jadi negara yang selalu mengedepankan kemanusiaan dan perdamaian dunia. Insya Allah negara kita selalu dibutuhkan untuk menegakkan perdamaian dan keadilan di muka bumi ini. Jadilah negara yang gentleman.

    BalasHapus
  15. Sering kali mendengar pelanggaran perbatasan oleh negara asing,kita bisa mencontoh Jepang dimana ketika pesawat china datang melanggar perbatasan pesawatnya langsung datang menghadangnya.rakyat membutuhkan hal yang seperti itu,disiplin dan tegas,ingat tegas bukan berarti menembak.marah bukan berarti tegas.tegas butuh tindakan nyata.pelecehan2 yang berulang akan menjadi tanda tanya sebenarnya siapa yang lemah mari kita instopeksi diri jangan saling menyalahkan tapi cari jalan keluarnya untuk negeri ini yang terbaik.Patroli butuh dana supaya efisien tempatkan radar yang sesuai ditempat2 yg strategis.Dengan wilayah yang memanjang kapal yang bisa terbang saya kira lebih tepat supaya cepat didalam bertindak disamping juga kapal jenis Fregat sebagai penggetar,persenjatai kapal terbang dg radar jarak jauh dan senjata yang sesuai kebutuhan tidak perlu rudal.
    Negara yang selalu berkoar2 masalah Ham,masalah demokrasi ternyata dia sendiri pelanggarnya,dengan mengusir orang perahu adalah pelanggar Ham berat apalagi infonya tentara Ausi menangkap dan menyiksanya,sungguh Biadap.nggak bisa ditoleransi.Saran saya bawa masalah ini ke PBB supaya ada efek jera jangan takut bapak2 ketika mengambil sikap.Rakyat menunggu keputusanmu.pengin dihargai atau dilecehkan terus...Merdeka...NKRI didadaku.....

    BalasHapus
  16. Pak Marsekal muda Agus Barnas pernyataannya lebay..,katanya dari awal dia tau kalau tentara angkatan laut Australia menyerobot masuk di wilayah perairan NKRI tapi kok tdk ada tindakan nyata.,udah tau kok milih tenang2 aja. kalau jiwa TNI gini semua GAWAAAT. kesetiaan,keberanian membelah dan menjaga kedaulatan wilayah NKRI cuma beraninya di bibir doang. Makanya sy sarankan kepada pihak berwenang dlm pengadaan Alutsista jgn cuma mikirnya dpt FEE terus. bahkan korupsi dan alutsistanya yg murahan, murah harga, murah rusak, dan murah direndahkan bangsa asing. Beli alutsista yg tercanggih yg buat takut negara tetangga yg berjiwa DAJJAL. Biar Alutsistanya jumlahnya tdk byk tp diperhitungkan bung ketimbang jumlah dan jenisnya byk tp dianggap murahan dan diremehkan negara tetangga itu percuma dan bikin kecewa dan muak rakyat yg punya uang untuk membeli alutsista.

    BalasHapus
  17. Pak Marsekal muda Agus Barnas pernyataannya lebay..,katanya dari awal dia tau kalau tentara angkatan laut Australia menyerobot masuk di wilayah perairan NKRI tapi kok tdk ada tindakan nyata.,udah tau kok milih tenang2 aja. kalau jiwa TNI gini semua GAWAAAT. kesetiaan,keberanian membelah dan menjaga kedaulatan wilayah NKRI cuma beraninya di bibir doang. Makanya sy sarankan kepada pihak berwenang dlm pengadaan Alutsista jgn cuma mikirnya dpt FEE terus. bahkan korupsi dan alutsistanya yg murahan, murah harga, murah rusak, dan murah direndahkan bangsa asing. Beli alutsista yg tercanggih yg buat takut negara tetangga yg berjiwa DAJJAL. Biar Alutsistanya jumlahnya tdk byk tp diperhitungkan bung ketimbang jumlah dan jenisnya byk tp dianggap murahan dan diremehkan negara tetangga itu percuma dan bikin kecewa dan muak rakyat yg punya uang untuk membeli alutsista.

    BalasHapus
  18. Untuk menjadikan Indonesia KUat dan diakui dunia itu sederhana aja jawabannya bung., Pemerintah dan pihak2 yg berwenang dalam mengambil kebijakan harus memiliki pribadi hidup sederhana, jujur, berani bersikap dan hukum hrs tegas dan berlaku pd semua org mk NKRI jd negara kuat dan percaya 100% bisa sejajar AS, CINA, RUSIA, JEPANG

    BalasHapus