ARTILERI-(IDB) : Kementerian Pertahanan Indonesia diketahui telah melakukan kesepakatan
dengan pabrikan kendaraan lapis baja Jerman Rheinmetall untuk memasok
MBT (Tank Tempur Utama), dukungan logistik dan amunisi dengan nilai
kontrak ratusan juta dolar. Kontrak sudah ditandatangani dan kini
tinggal menunggu pengiriman.
Kesepakatan penjualan ini terdiri dari 104 MBT Leopard 2 dan 50 tank infanteri Marder 1A2 berikut amunisi, 4 tank recovery, 3 tank (peluncur) jembatan, dan 3 tank penggusur tanah yang dikenal di Jerman sebagai "Pioneer tank", ditambah dokumentasi terkait, peralatan pelatihan dan dukungan logistik tambahan.
Diketahui dari isu kontrak yang beredar, tank-tank ini akan dikirimkan secara progresif ke TNI AD mulai 2014 hingga 2016. Namun tampaknya September lalu sudah terjadi pengiriman Leopard dan Marder ke Indonesia. Artinya menjadikan Indonesia sebagai negara ke 17 di dunia yang menggunakan Leopard- semuanya negara Eropa kecuali Chili dan Singapura.
Rheinmetall memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun dalam
mengembangkan dan membuat MBT, kendaraan infanteri dan sistem dukungan
tempur terkait. Leopard 2 merupakan standar MBT masa kini, dengan
lebih dari 3.600 unit (seluruh versi 2) sudah dioperasikan di seluruh dunia. Rheinmetall
berperan penting dalam pengembangan dan produksi Leopard 2
untuk Angkatan Darat Jerman (2.350 unit) dan Belanda (445 unit). Leopard 2
versi A4 sendiri sudah dibangun sebanyak 2.125 unit. Ketika dioperasikan bersama-sama sistem tempur terkait lainnya, Leopard
merupakan sistem tempur ekstrem yang sulit ditandingi.
Dengan populasi rakyat Indonesia sebesar 240 juta jiwa, otomatis
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di
dunia. Tidak hanya sebagai sumbu stabilitas dan memainkan peran penting
di kawasan Asia Tenggara, Indonesia juga turut memainkan peran penting
di dunia. Kebutuhan untuk pengadaan tank-tank kelas berat ini sebenarnya
tidak hanya mencerminkan kebutuhan Indonesia untuk memodernisasi
alutsista TNI AD guna merespon potensi ancaman terhadap NKRI, tetapi
juga dalam rangka untuk lebih banyak ambil bagian dalam misi-misi
penjaga dan penegak perdamaian di dunia (melalui PBB). Indonesia memang
butuh peralatan yang sesuai standar militer negara-negara mitra PBB agar
lebih banyak ambil bagian dalam misi-misi PBB.
Sumber : Artileri
akhirnya jadi juga marinir ditempatkan di papua.. biar bule-bule tu pada mikir obok-obok papua
BalasHapusRAHASIA SENI EROTIS DARI JEPANG
BalasHapusbaroinfo.com/informasi/shunga-karya-seni-erotis-jepang-400-tahun-silam
maap saya sangat tidak setuju bila alutsista2 RI kelamaan tugasnya dlm misi PBB-ikut misi PBB seperlunya saja*2/3 bulan-tidak perlu bertahun2( maap)-sayang alutsista canggih mahal itu hanya ditugaskan menjaga negara orang laen-boleh2 saja ikut misi PBB- tapi dlm batas seperlunya 2/3 bulan- jangan bertahun2 kayak KRI diponegoro- panser VAB- BTR80 itu kapan dikembalikanya ke tanah air- pulang2 udah butut- lebih baik dipake untuk jagain NKRI yg emang masih kekurangan alutsista sprti di papua- kalimantan- NTT- *trims* *bravo NKRI from duran duran-19 paulha dcastle
BalasHapusya betul ano 12.31, seakan akan beli BTR-80 8 biji cuma buat misi UN. jelas2 kita kekurangan ranpur dan kapal perang buat kebutuhan dalam negeri, nggak ada manfaatnya kalau mengirimkan ranpur atau kapal perang bersifat strategis ke negara orang. kalau cuma pasukan penjaga perdamaian dan ranpur 4x4 ngga papa, tapi BTR-80???
BalasHapussetuju, untuk mempersempit ruang gerak para teroris papua, sekaligus memberi rasa aman bagi rakyat papua. junjung tinggi profesionalisme TNI...
BalasHapus