Jumat, November 15, 2013
9
Layaknya elang, pesawat terbaru milik TNI AL ini memiliki mata yang tajam dan sanggup melihat sasaran dari jarak jauh. Kekuatan matanya terletak pada FLIR dan search radar yang ditaruh di bawah badan pesawat.  
 
BANDUNG-(IDB) : Rabu, 2 Oktober 2013 lalu, adalah hari paling membahagiakan bagi TNI AL. Pagi itu, di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Kabaranahan Kementerian Pertahanan Laksda TNI Rachmad Lubis  resmi menyerahkan satu dari tiga CN-235-220 Patmar (Patroli Maritim)  pesanan Kemenhan kepada TNI AL untuk patroli di perairan dan perbatasan Indonesia. Bagi Komandan Skuadron 800 Pusat Penerbangan TNI AL, Letkol Laut (P) Imam Safii, CN235 Patmar amat ditunggu-tunggu.

Kemampuan dan daya jelajah patrolinya lebih tinggi dari pesawat sebelumnya. Sebelum ini, TNI AL hanya mengandalkan NC-212 Patmar. Tapi, karena kemampuan terbangnya hanya empat jam dan kecepatan optimalnya hanya 100-150 knot, kemampuan patrolinya menjadi terbatas. Berbeda dengan CN-235 Patmar, oleh karena sanggup terbang sampai sembilan jam dengan kecepatan optimal 200 knot, kemampuannya  akan jauh lebih berarti bagi Puspenerbal yang kerap disebut kepanjangan mata Kapal Perang Indonesia (KRI).

“Jika dengan NC-212 Patmar hanya bisa patroli di daerah sasaran 10 menit, CN235 Patmar bisa sampai berjam-jam dan menjangkau tempat yang lebih jauh. Dengan search radar dan Forward Looking Infra Red (FLIR) yang jauh lebih maju ini, kami bahkan sudah bisa mendeteksi kapal-kapal nelayan dari ketinggian 13.000 kaki,” ungkap Imam Safii, membandingkan FLIR di pesawatnya dengan FLIR NC-212 yang baru bisa “melihat” dari ketinggian 5.000 kaki.

Tak heran jika Menteri Pertahanan  Poernomo Yusgiantoro pun titip misi yang agak sulit. Disela-sela acara serah terima yang juga dihadiri KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia dan Dirut DI Budi Santoso, ia bahkan langsung menginstruksikan agar KSAL Laksamana TNI Marsetio segera menerjunkan pesawat ini untuk memantau kapal-kapal imigran gelap yang makin kerap gentayangan di pantai selatan Jawa. Arah mereka ke Australia, sehingga pemantauan pun harus dilakukan bersama  militer Australia.

Flir Safire III

Bagi Puspenerbal sendiri, pesawat baru ini akan dikonsentrasikan di Perairan Aru dan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia dan Indonesia-Filipina. Maklum, di wilayah perbatasan, penyelundupan masih kerap terjadi; sementara di Aru, pencurian ikan oleh kapal asing diakui masih sulit diberantas. 
Dengan FLIR versi SAFIRE III, ungkap sumber Angkasa, CN235 Patmar sanggup mengidentifikasi kapal pelaku penyelundupan atau pencurian ikan dari ketinggian 4.000 kaki. Data identitas ini selanjutnya bisa dikirim real-time ke KRI terdekat untuk penindakan yang lebih cepat.




Sumber : Angkasa

9 komentar:

  1. FOTO SKANDAL ANGGITA SARI DAN ENJI TERSEBAR

    baroinfo.com/selebritis/foto-mesra-enji-dengan-anggita-sari

    BalasHapus
  2. Wah....emang mantap CN 235 Patmar, ini buat memelototi kapal selam dan kapal permukaan yang mau masuk wilayah RI,setelah ini ada lagi pesawat yang lebih canggih technology nya CN 295 yang segera diproduksi,di punggung nya ada radar bulat seperti tempayan,itu sudah mendekati pesawat AWACS punya Amrik.

    BalasHapus
  3. keren banget ni,,mampus loch para penjarah ikan di perairan Indonesia, tangkap mereka para penjarah ikan,di sidang dan di penjara

    BalasHapus
  4. well CN-235 patmar ini beda dengan varian CN-295 ASW. lebih ke patroli maritim bukan anti kapal selam. dan jujur aja sebandingnya mungkin sama HC-144 ocean sentry coast guard amerika, bukan dengan P8 Poseidon punya amrik.

    BalasHapus
  5. waaah asiik punya ni pesawat, sepertinya bisa juga bawa torpedo ya? biar gk cuma bisa ngelirik tapi bisa juga suiit swiiww...! tambah terus pak !

    BalasHapus
  6. semriwing - semriwing
    tinggal AWACS yang akan hadir sebagai mata udara selanjutnya dan radar" ,, apalagi kalau kalau cN-235patmar di cantolin brahmos buat ngelibas yang macem" di perairan NKRI,,diharapkan dan harus memiliki sekiran sembilan CN-235pAtmar buat nge handle seluruh NKRI baik di aLki I ,, II & III ,,pantai selatan pun harus bisa dii connect,,apalagi bule di cocos itu sering slundupan seenak udhelnya konvoii

    BalasHapus
  7. lebay + kampungan bahasa mu min...
    jgn bilang indonesia baru pertama kali memiliki teknologi FLIR versi SAFIRE III tersebut...
    jika benar demikian maka baru melek lah alutsista indonesia ini...

    BalasHapus
  8. Jadi kita punya B737 Surveiller dengan SLAMMR kalah dong dengan CN235MPA?

    BalasHapus
  9. masalah peyelundupan kayu elegal loging , rempah ,obat obat terlarang ,celpone .cukup dengan mata telanjang sudah keliatan .
    cn 235 patmar bakal tidak berguna sama sekali kalau petinggi negara family gaya ....rakus tidak di rubah .

    BalasHapus