Senin, November 04, 2013
13
JAKARTA-(IDB) : Pembocoran intersepsi Edward Snowden, mantan kontraktor CIA/NSA ke server utama badan intelijen Amerika Serikat telah membuka mata dunia tentang terjadinya skandal mata-mata. Badan intelijen AS pada awalnya khawatir Snowden adalah mata-mata yang disusupkan kedalam badan intelijen utama. Ternyata pengambil alihan data intelijen yang juga menyangkut kebijakan militer AS di copy secara acak, bukan dicuri dengan target spesifik.


Snowden membeberkan keterlibatan AS dalam menyadap demikian banyak negara, termasuk kepala pemerintahan, tidak peduli lawan ataupun negara sahabat. Dari 90 pos penyadap, ternyata beberapa stasiun dilakukan juga oleh kelompok komunitas intelijen khusus dengan sandi "5-Eyes" yang terdiri dari AS, Inggris, Australia, Canada dan New Zealand.


Media Fairfax pada hari Kamis (31/10/2013) melaporkan keterlibatan Australian Signals Directorate ( ASD ) dalam program penyadapan dari NSA (National Security Agency), dengan sandi STATEROOM, yang mengumpulkan informasi elektronik intelijen dari fasilitas rahasia dalam beberapa misi diplomatik baik di kedutaannya maupun kantor konsulatnya. Menurut seorang mantan perwira intelijen Australia (anonim), ASD beroperasi, "dari kedutaan Australia di Jakarta , Bangkok , Hanoi , Beijing dan Dili , serta Komisi Tinggi di Kuala Lumpur dan Port Moresby , dan juga  pos-pos diplomatik lainnya ." Dia juga mengatakan Konsulat Australia di Denpasar , Bali , juga telah digunakan untuk sinyal pengumpulan intelijen


Dokumen Snowden tersebut mencatat bahwa operasi dilakukan dengan sangat rahasia oleh tim  dalam ukuran kecil dan  misi mereka yang sebenarnya tidak diketahui oleh sebagian besar staf diplomatik di mana mereka berada. Stasiun itu digunakan untuk mencegat panggilan telepon dan data internet di seluruh Asia.  Terbongkarnya langkah penyadapan telah menuai protes baik dari China, yang menyatakan prihatin dan menuntut klarifikasi dan penjelasan. Pemerintah Malaysia, Thailand , Indonesia dan Papua Nugini juga menyatakan keprihatinan yang serius.


Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa  menyatakan bahwa pemerintah Indonesia “strongly protests” atas operasi spionase Australia, dan apabila dikonfirmasi benar, hal tersebut, "tidak hanya berupa pelanggaran keamanan , tetapi juga pelanggaran serius terhadap norma-norma diplomatik dan etika." Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia menolak untuk mengomentari laporan tersebut. Sementara Perdana Menteri Australia Tony Abbott hanya mengatakan bahwa pemerintah tidak melanggar hukum.


Mantan perwira intel Australia tersebut juga mengungkapkan  kepada Fairfax, bahwa "fokus utama pengawasan tim penyadap di Kedutaan Besar Australia di Jakarta adalah "masalah politik , diplomatik dan     ekonomi .     " Dia menjelaskan ,   "Pertumbuhan besar jaringan telepon seluler kini menjadi sebuah anugerah yang besar dan elit politik di Jakarta adalah sekelompok orang yang cerewet." Ini menarik karena si agen menegaskan bahwa para elit politik tadi hanya terus meributkan dan mencurigai badan intelijen Indonesia menyadap mereka. Tetapi sebenarnya mereka tidak mengetahui ada badan intelijen negara lain yang telah lama menyadap mereka, tanpa disadari. Karena itu dia menyatakan "Jakarta’s political elite are a loquacious bunch."


Fairfax juga melaporkan bahwa eksposur terbaru menggaris bawahi peran sentral agen mata-mata Australia dan penyediaan stasiun khusus untuk operasi pengawasan NSA di Asia . Sama dengan kebijakan pemerintahan Partai Buruh sebelumnya , yang berkomitmen untuk memberikan akses pangkalan militer Australia bagi kepentingan pasukan Amerika untuk menghadapi China. Dengan demikian maka Direktorat Signal Australia (ASD) benar-benar terintegrasi ke dalam jaringan mata-mata elektronik AS yang sangat luas .


Dari dokumen NSA yang bocor, terungkap bahwa tercatat ada empat lokasi penting di  Australia yang berkontribusi memberikan data ke program NSA dengan sandi  X -Keyscore , yang memisahkan data ke dalam aliran nomor telepon, alamat email , log-in dan aktivitas pengguna untuk penyimpanan di bank data besar . Stasiun pengumpul tersebut adalah US-Australian Joint Defence Facility di Pine Gap dekat Alice Springs , dan tiga fasilitas ASD lainnya, yaitu, the Shoal Bay Receiving Station dekat Darwin , the Australian Defence Satellite Communications Station di Geraldton di Australia Barat , dan the naval communications station HMAS Harman di luar kota Canberra.


Harian Sydney Morning Herald pada hari Jumat (1/11/2013) menyampaikan pengakuan mantan agen intelijen Australia,  bahwa  pos ASD "dikhususkan untuk melakukan pengawasan maritim dan militer , khususnya Angkatan Laut Indonesia (TNI AL), Angkatan Udara (TNI AU), dan komunikasi militer."  Pangkalan Australia di Cocoos Islands kini telah disiapkan sebagai pangkalan bagi pesawat intai tanpa awak (drone) AS dan pesawat tempur , karena  berdekatan dengan  jalur pelayaran strategis di kawasan  Asia Tenggara.


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nampaknya Australia yang tergabung dalam kelompok komunitas intelijen khusus “lima mata” memang telah melakukan kegiatan spionase melalui kantor kedutaan besarnya di Jakarta dan konsulatnya. Target mereka bukan hanya masalah terorisme saja tetapi Australia juga menyadap serta aktif memonitor masalah perkembangan politik, masalah diplomatik, dan perkembangan kondisi ekonomi Indonesia.


Amerika Serikat serta Australia jelas sangat berkepentingan dengan rangkaian pemilu dan pilpres, mereka akan berusaha mengetahui siapa pemegang kekuasaan pada tahun 2014, dan bukan tidak mungkin akan adanya campur tangan di dalamnya sesuai dengan kepentingannya. Disamping itu, disebutkan juga bahwa Direktorat Signal Australia juga memonitor perkembangan dua kekuatan militer Indonesia (TNI AL dan TNI AU). Kedua kekuatan tersebut merupakan kekuatan yang berkemampuan serang strategis yang dikhawatirkan.


Walaupun informasi tentang spionase dari Australia dan Amerika Serikat terhadap Indonesia banyak ditanggapi oleh para pejabat tingggi, kini yang terpenting adalah bagaimana Badan Intelijen Negara serta Lembaga Sandi Negara melakukan pemeriksaan sekuriti terhadap sistem pengamanan baik informasi maupun kegiatan dari pejabat. Memang diakui sulit mengatasi penyadapan dari negara lain dengan teknologi yang sudah demikian canggih.


Tetapi jalan selalu ada selama niat, kemauan serta sense of intelligence tetap ditingkatkan dan dilaksanakan. Perang intelijen sudah lama terjadi, karena itu intelijen sebaiknya ditempatkan sebagai ujung tombak pemerintah dalam mengambil langkah kebijakan dan keputusan. Yang kini sangat perlu dilakukan adalah meningkatkan kesadaran sekuriti para pejabat dan pemegang data rahasia negara dalam menghadapi penyadapan. Tanpa itu, kita akan terus ditelanjangi, walaupun memang sudah lama tanpa disadari kita memang sudah telanjang bulat.




Sumber : RI

13 komentar:

  1. gimana gak "a loquacious bunch", orang setiap kasus baik kecil maupun besar diekspose sedemikian rupa oleh media....apalagi Jakarta Lawye*s Club, menuntut politikus pada bawel....

    BalasHapus
  2. politik bisnis ekonomi militer, mereka tau semua yg akan dilakukan indonesia berikut menyiapkan antisipasinya

    BalasHapus
  3. politikus utamanya dewan sibuk menyerang siapa pun di dalam negri (lokal) termasuk bin sendiri, mereka ga tau sedang di serang intelejen dari luar. saya pengen ngatain mereka bego tapi ga nyampe...

    BalasHapus
  4. selagi pake teknologi nya buatan asing, sampe satelit bukan kita yang buat..,semuanya bisa terjadi..

    BalasHapus
  5. dari dulu niat asing untuk mematai-matai indonesia sudah jelas. bahkan organisasi-organisasi asing yang bercokol dengan memasang wajah pribumi pun sudah banyak yang tau. contoh saja itu USAID pengen ngasih bantuan ke dunia pendidikan aja musti kirim data-data sensitif yang pegawai pendidikannya pun gak sadar kalo itu sangat rahasia, eh malah dikasihkan begitu aja dengan iming-iming dikasih bantuan anggaran dengan nilai yang terbilang fantastis tapi8 tak senilai dengan data-data yang dikirm ke lembaga asing itu... mohon di kroscek lagi para petinggi pemerintah... sebegitu murahnya kah harga diri bangsa ini?

    BalasHapus
  6. Yg paling mencolok tu tv one, tv goblok suka ngumbar berita pemerintahan, para politikus di adu domba lewat berita biar saling serang, tutup aja tu stasiun tv one, gimana rakyat ga emosi, pantesan sby marah diserang terus karena anak buahnya korup, bukan anak buahnya diadili mati malah sby yg diserang, tv one licik tv yg suka ngadu domba.

    BalasHapus
  7. teknologi yang paling aman adalah teknologi jaman dahulu

    BalasHapus
  8. pantesan dulu dibom tuh keduaan asutralia

    BalasHapus
  9. Itulah akibat BIN dikebiri dan dicurigai .... tahu2 bobol dari intelijen asing ..... akakakakkk ....

    BalasHapus
  10. HIDUP SEGAN,... MATI PUN TAK MAU,...itulah INDONESIA,... SOEKHARTO PERGILAH KAU KE NERAKAAAA.

    BalasHapus
  11. Gak aneh kalau mereka seperti itu..karena memang tabiatnya seperti itu,jadi..salah siapa sbenarnya siiih..? Dan knapa diributkan? Seperti orang yg baru kenalan dan tertipu? Meributkannya sama dengan berteriak bahwa BIN tidak becus kerja,gk usahlah kita nunjuk2 hidung orang..karena kesalahan ada pada diri kita sendiri..kelompok 5 itu sampe kiamatpun gk akan pernah menganggap RI sebagai sahabat,dan lagi kenapa kita harus ngarep jadi sahabat???
    Wahai para pemimpin..cobalah tanamkan dlm pikiran dan katakan dalam hati ke negara2 tsb..SIAPA ELUUH? GUA GK PERLU KALIAN.. NKRI INI ADALAH NEGARA BESARR!!! DAN NEGARA INI GAK BAKALAN RUNTUH JIKAPUN KAMI TIDAK BERSAHABAT DENGAN KALIAN..!!! Masih banyak negara2 lain yg mau bersahabat dgn negara ini..contohnya Russia,Cina,Brazil,Turki,dll...

    BalasHapus
  12. Manakala BIN dikebiri dan dilemahkan oleh DPR bersama Polisi ,,, mereka diobok-obok KPK ,,, kocar kacir tetap belum sadar ,,, BIN ditekan terus ,,, sekarang lebih malu lagi DPR dibobol dan dipantau Intelijen asing ,,, akakakakakakk ,,, kapan belajarnya ni bangsa yaa?

    BalasHapus
  13. Indonesia sudah masuk dalam perang modern yang mana penyerangan bukan bersenjata tapi perang elektronika dan indonesia kalah satu langkah dg australia dan usa. Makanya sama mereka gak usah terlalu baik mending sama rusia baik dan rusia mau saling menguntungkan. Saya termasuk orang paling muak liat tv one bubarkan aja itu tv pemimpinnya aburizal bakri alias ical alias ARB kok gak koment tentang lumpur lapindo ciptaan ARB

    BalasHapus