Selasa, September 24, 2013
15
NEW YORK-(IDB) : Pemerintah Indonesia memperingatkan Australia untuk tidak mengambil kebijakan yang melanggar kedaulatan Indonesia menyangkut penanganan masalah manusia perahu.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan sikap Indonesia itu ketika melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Senin waktu setempat.

Marty dan Bishop bertemu satu hari sebelum pembukaan Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-68.

"Kita tegaskan bahwa Indonesia tidak bisa menerima kebijakan apa pun dari Australia yang sifatnya melanggar kedaulatan Indonesia," kata Marty kepada wartawan usai serangkaian pertemuan multilateral dan bilateral.

"Dan saya kira, tadi pesannya sudah diterima secara loud and clear (dengan sangat jelas)," tambahnya.

Menteri luar negeri kedua negara bertemu untuk membahas persiapan kunjungan Perdana Menteri baru Australia Tony Abbott ke Jakarta 30 September mendatang.

Marty mengungkapkan bahwa Bishop juga menjelaskan kembali upaya-upaya yang akan dilakukan Australia dalam mencegah arus kedatangan manusia perahu ke negaranya.

"Beliau (Menlu Bishop) juga menggarisbawahi bahwa langkah-langkah yang direncanakan oleh Pemerintah Australia akan dipastikan tidak melanggar kedaulatan Indonesia," ujar Marty.

Marty mengingatkan kembali mitranya itu bahwa Indonesia dan Australia telah menjadi ketua bersama Bali Process yang merupakan kendaraan bagi kedua negara dalam memimpin penangan masalah penyelundupan manusia.

"Ada langkah-langkah yang bisa kita lakukan, tapi secara lebih tertata, tertib dan sesuai dengan penghormatan kedaulatan masing-masing negara," kata Marty.

Ia mengatakan, masalah manusia perahu akan menjadi agenda pembahasan dalam pertemuan PM Abbott-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 30 September nanti.

Upaya menangkal kedatangan manusia perahu dan penyelundupan manusia menjadi salah satu prioritas yang ditentukan PM Abbott di awal kepemimpinannya.

Abbott telah menyatakan bahwa Australia menghormati kedaulatan Indonesia terkait penerapan kebijakan menghalau para pencari suaka. 





Sumber : Antara

15 komentar:

  1. Manusia perahu yang ke Australia itu asalnya dari Pakistan, India, Iran, Afganistan, Myanmar,... kalau Australia mau marah yan marahlah lewat PBB ke negara-negara yang bersangkutan. Kalau Indonesia dipaksa untuk mencegat mereka pada waktu berlayar di perairan kita, akan menjadi presedent karena kita bisa juga mencegat kapal-kapal internasional lainnya yang kita curigai, dan Barat tidak mau itu karena mereka menganggap Selat-selat kita adalah perairan Internasional, sedang kita menganggap Selat-selat itu sebagai perairan teritorial kita yang dapat dipakai untuk pelayaran Internasional.

    Memang Australia ini macam-macam mereka tidak mau di cap HAM oleh PBB jadi main lempar ke Indonesia.

    Sekarang kalau Indonesia tempeleng balik ... mengapa Australia tidak mencegah Perahu yang isinya orang Papua dan Aborigin yang mau masuk ke Papua? karena demokrasi? HAM? atau membiarkan Papua digoyang? .....

    Nah mister Abot, sekarang lu makan tuh manusia perahu dari negara-negara yang bangsanya ganas-ganas itu !!!!!!!!!!!!!!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya Australia sadar diri...tentara2 mereka turut andil menyerang negara2 afganistan, irak, sryria, Libya...nah, sekarang ada pengungsi yang minta suaka ke negara penyerang..mbok ya diterima dongg!

      ini mah aneh, kalo orang papua minta suaka malah disambut...padahal di Indonesia aman tentram.

      standar janda!

      Hapus
  2. Kalau di tebak gaya kepemimpinan mr abbott ini mirip mr john howard yg pada waktu itu terlalu mencampuri timor timur yg sempat memanaskan hub. Kedua negara.masih kita ingat kelakar john howard satu tentara aust mampu menghadapi seribu tentara RI.Bagaimana overaktingnya interfet sewaktu menangkap para milisi yg pro integrasi.kedepanya pemerintah lebih mewaspadai si mr abbot.

    BalasHapus
  3. mr abbot alias berat.... anda masuk gua sikat....lo jual gua beli....

    BalasHapus
  4. Saya setuju sama semua koment diatas,..cerdas dan nasionalis,by:liem ban piet

    BalasHapus
  5. Sudahhhh Tambah saja Kilonya jangan pada Bacottttt......

    BalasHapus
  6. Ayo kita sunat aja kontolnya si abot. Itu blum di sunat.

    BalasHapus
  7. Setuju sekali dengan Marty kita harus tegas biar negara lain segan.Kalau pake gaya timur '' anda sopan kami segan '' kita bakal di injak injak orang asing.Prinsip barat ''anda tegas kami segan ''.

    BalasHapus
  8. Paling Mr per-Abbot sedang cari perhatian aja ..... Aku lho PM australi yang baru
    Mr Per-Abbot ...... Ujung"nya nanti dia akan ngemis" dengan kita .... Ehh bantuin dong manusia perahu ngeropitin amat sih ......
    Nah ........... artinya dia menjilat ludahnya sendiri sebelum kita paksa untuk menjilatnya .... Hehe !!!!

    BalasHapus
  9. ini menlu punya nyali juga kagak seperti presidennya,, ausi cem macem sikkattttttttttttttttt

    BalasHapus
  10. rasain lo ausi kena batunya. australi emang nyalinya kecil.. beraninya ama aborigin

    BalasHapus
  11. giliran orang papua aja minta suaka langsung dikasi, ini manusia perahu yg datang ntah dari negara mana Indonesia yg disalahkan. memang kurang ajar ausi ni :-t

    BalasHapus
  12. kesuen ganyang saja australia kita lihat siapa YG HABIS DULUAN

    BalasHapus
  13. AUSI SEMAKIN NGLUNJAK SEJAK ADA MARINIR ASU DI SANA,HEY PETINGGI TNI WASPADALAH,......PERBANYAK KAPAL SELAM DAN RUDAL ANTI SERANGAN UDARA PRODUK DALAM NEGERI

    BalasHapus
  14. Emang Australia ini bangsa plinplan !
    Dulu dengan AS ngojok2 in Indonesia untuk menduduki Timor Timur, karena takut jatuh ketangan komunis, lalu setelah perang dingin selesai dengan rontoknya Rusia, malah kita yang dikatain Bandit HAM di Timor ...
    Sekarang masalah manusia perahu - kita disuruh cegat kapal-kapal yang bawa pengungsi, tapi disisi lain mereka tidak mau kalau kita mencegat kapal-kapal yang mencurigakan di selat internasional, padahal kita berpendapat selat atau perairan kita itu bukan selat internasional tapi wilayah teritorial kita yang dapat dipakai bernavigasi secara internasional.
    Kalau kita cegat kapal-kapal yang dicurigai termasuk membawa pengungsi yang sah menurut hukum kita, nanti internasional menjerit karena tindakan itu bisa jadi legitimasi untuk merambah dan mengontrol secara keras selat-selat yang katanya internasional itu.

    Sekarang Indonesia menolak, biarin aja... kalau Asutralia masih memaksa ya kita gunakan itu untuk memperketat kontrol semua ALKI kita ... baru nyaho mereka nanti!

    Emang mereka itu bodoh atau pura-pura bodoh yaa?

    BalasHapus