TEHRAN-(IDB) : Iran mengatakan telah selesai melakukan decoding data surveilans dan
ekstraksi software dari drone CIA Amerika Serikat yang diturunkan Iran
sekitar 2 tahun lalu dekat kota Kashmar, Al-Alam melaporkan, Selasa
(24/9/13).
Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam, Brigadir Jenderal Hossein Salami mengatakan pada hari Senin (23/9/13) bahwa para analis Iran akhirnya berhasil membuka sistem yang digunakan dalam drone sentinel RQ-170 yang mereka turunkan Desember 2011.
Pada Desembar 2011, Iran mengatakan mereka telah menurunkan drone tersebut setelah drone memasuki wilayah udara Iran tanpa izin. Seminggu kemudian, pejabat CIA mengakui bahwa drone miliknya yang sedang melakukan misi pengintaian di Afghanistan telah hilang.
Ketika AS meminta Iran mengembalikan drone tersebut, Salami mengatakan, " Tak ada negara yang menyambut spy drone negara lain di wilayahnya dan tak ada [negara] yang mengirimkan kembali peralatan mata-mata serta informasi drone itu ke negara asalnya."
Hampir 2 tahun kemudian, Salami merayakan prestasi terbaru Iran berkaitan dengan UAV tersebut. "Semua memori dan sistem komputer pesawat ini telah diterjemahkan. Dan kabar baik akan diumumkan dalam waktu dekat; tak hanya tentang RQ-170 dan optimasi bahwa pasukan kami telah merekayasa ulang model drone ini tapi juga di prestasi penting lainnya di bidang pertahanan."
Ketika Militer Iran memperoleh kontrol drone itu, data-data sensitif masih terdapat di dalamnya. Sejak itu, para ahli Iran mencoba melakukan decoding data.
Meski CIA tak mengkonfirmasi sejauh mana kemampuan drone yangberhasil diturunkan Militer Iran itu tapi para ahli mengatakan, reverse engineering Sentinel itu sangat penting bagi negara yang ingin mempelajari lebih lanjut teknologi yang dipakai berbagai pesawat mata-mata Amerika.
"Sentinel itu memiliki berbagai sistem yang tak begitu bermanfaat bagi Iran tapi merupakan tambang emas bagi sekutunya seperti Cina dan Rusia, " kata perancang robot, Peter Singer pada Los Angeles Times pada tahun 2011.
"Sangat buruk. Mereka akan memiliki segalanya," kata seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya pada Times. "Dan Cina atau Rusia juga akan memilikinya."
Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam, Brigadir Jenderal Hossein Salami mengatakan pada hari Senin (23/9/13) bahwa para analis Iran akhirnya berhasil membuka sistem yang digunakan dalam drone sentinel RQ-170 yang mereka turunkan Desember 2011.
Pada Desembar 2011, Iran mengatakan mereka telah menurunkan drone tersebut setelah drone memasuki wilayah udara Iran tanpa izin. Seminggu kemudian, pejabat CIA mengakui bahwa drone miliknya yang sedang melakukan misi pengintaian di Afghanistan telah hilang.
Ketika AS meminta Iran mengembalikan drone tersebut, Salami mengatakan, " Tak ada negara yang menyambut spy drone negara lain di wilayahnya dan tak ada [negara] yang mengirimkan kembali peralatan mata-mata serta informasi drone itu ke negara asalnya."
Hampir 2 tahun kemudian, Salami merayakan prestasi terbaru Iran berkaitan dengan UAV tersebut. "Semua memori dan sistem komputer pesawat ini telah diterjemahkan. Dan kabar baik akan diumumkan dalam waktu dekat; tak hanya tentang RQ-170 dan optimasi bahwa pasukan kami telah merekayasa ulang model drone ini tapi juga di prestasi penting lainnya di bidang pertahanan."
Ketika Militer Iran memperoleh kontrol drone itu, data-data sensitif masih terdapat di dalamnya. Sejak itu, para ahli Iran mencoba melakukan decoding data.
Meski CIA tak mengkonfirmasi sejauh mana kemampuan drone yangberhasil diturunkan Militer Iran itu tapi para ahli mengatakan, reverse engineering Sentinel itu sangat penting bagi negara yang ingin mempelajari lebih lanjut teknologi yang dipakai berbagai pesawat mata-mata Amerika.
"Sentinel itu memiliki berbagai sistem yang tak begitu bermanfaat bagi Iran tapi merupakan tambang emas bagi sekutunya seperti Cina dan Rusia, " kata perancang robot, Peter Singer pada Los Angeles Times pada tahun 2011.
"Sangat buruk. Mereka akan memiliki segalanya," kata seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya pada Times. "Dan Cina atau Rusia juga akan memilikinya."
Sumber : Islamtimes
si congkak ASU kelabakan bagitu mengetahui musuhnya juga pandai dan cerdik..
BalasHapusAhhh... baru terjemahin satu kode aja udah pamer2x. Amerika tinggal bikin kode baru. Gitu aja kok repot 8-)
BalasHapusBahasa pertahanan nya buka kode klenyataannya sudah jauh melebihi prediksi!!! Di dunia hanya Negara iran yg mampu nangkap drone ingat itu!!!
BalasHapus