KARIMUN JAWA-(IDB) : Dengan menggunakan pesawat tempur Hawk MK-53 Skadron Udara 15,
Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E.,
memantau langsung latihan penembakan dan pengeboman dengan menggunakan
bom MK-82 dan rudal maverick oleh pesawat tempur F-16 Fighting Falcon di
Pulau Gundul, kepulauan Karimun Jawa, Kamis (25/4).
Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., bersama dengan Kastandeval Wing 3 Lanud Iswahjudi Letkol Pnb M. Satriyo Utomo dengan menggunakan pesawat tempur Hawk MK-53 melihat langsung proses penghancuran sasaran dan pengeboman yang dilaksanakan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi.
Hal tersebut untuk memastikan sampai sejauh mana perkenaan sasaran, serta mengetahui betul kemampuan, kemahiran serta naluri tempur, penerbang tempur TNI Angkatan Udara khususnya Skadron Udara 3, yang menjadi tanggung jawab Danlanud Iswahjudi.
Dalam Latihan Umum (Latum) dan Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2013, pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, melaksanakan penembakan dan pengeboman dari udara ke darat dengan bom dan rudal maverick, yang pelaksanaanya akan disaksikan langsung oleh Presiden RI, DR.H. Susilo Bambang Yudhoyono.
Letkol Pnb Setiawan Catat Rekor 2000 Jam Terbang Bersama F-16 Fighting Falcon
Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb Setiawan "Gryphon",
Kamis (25/4), mencatatkan rekor meraih 2000 jam terbang dengan
menggunakan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Rekor 2000 jam terbang
dibukukan Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb Setiawan,
pada saat melaksanakan misi penembakan misil rudal AGM-65 Maverick di
Pulau Gandul kepulauan Karimun Jawa, dalam rangka persiapan latihan umum
dan latihan gabungan TNI tahun 2013 mendatang.
Dalam catatan sejarah Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, selama lebih dari dua dasawarsa mengawaki pesawat buatan negeri Paman Sam yang menjadi salah satu kekuatan TNI AU dalam menjaga NKRI, Letkol Pnb Setiawan merupakan orang ke enam (6) yang berhasil menorehkan prestasi meraih 2000 jam terbang dengan menggunakan pesawat tempur F-16.
Ayah dari Rafi Ahmad Fachrezi tersebut, merupakan alumnus AAU tahun 1995, dan ditahun itu pula awal karir suami drg. Citra Anggitia, di TNI Angkatan Udara. Begitu lulus sekolah penerbang angkatan 54, Letkol Pnb Setiawan yang lahir di Magelang 40 tahun silam, langsung menjadi penerbang tempur di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi.
Letkol Pnb Setiawan, dilantik menjadi Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi yang mengawaki pesawat F-16 merupakan pesawat multi role fighter pada tahun 2012, baginya masalah bukan sebagai masalah yang harus dihindari, tetapi sebagai kesempatan untuk mendewasakan dirinya untuk lebih matang dan bijak.
Begitu sang "Naga" (julukan bagi penerbang Skadud 3) turun dari cockpit pesawat F-16 Fighting Falcon, langsung disambut dan mendapat ucapan selamat oleh seluruh anggota Skadron Udara 3, mengingat prestasi 2000 jam terbang merupakan prestasi yang jarang didapat.
Dalam catatan sejarah Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, selama lebih dari dua dasawarsa mengawaki pesawat buatan negeri Paman Sam yang menjadi salah satu kekuatan TNI AU dalam menjaga NKRI, Letkol Pnb Setiawan merupakan orang ke enam (6) yang berhasil menorehkan prestasi meraih 2000 jam terbang dengan menggunakan pesawat tempur F-16.
Ayah dari Rafi Ahmad Fachrezi tersebut, merupakan alumnus AAU tahun 1995, dan ditahun itu pula awal karir suami drg. Citra Anggitia, di TNI Angkatan Udara. Begitu lulus sekolah penerbang angkatan 54, Letkol Pnb Setiawan yang lahir di Magelang 40 tahun silam, langsung menjadi penerbang tempur di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi.
Letkol Pnb Setiawan, dilantik menjadi Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi yang mengawaki pesawat F-16 merupakan pesawat multi role fighter pada tahun 2012, baginya masalah bukan sebagai masalah yang harus dihindari, tetapi sebagai kesempatan untuk mendewasakan dirinya untuk lebih matang dan bijak.
Begitu sang "Naga" (julukan bagi penerbang Skadud 3) turun dari cockpit pesawat F-16 Fighting Falcon, langsung disambut dan mendapat ucapan selamat oleh seluruh anggota Skadron Udara 3, mengingat prestasi 2000 jam terbang merupakan prestasi yang jarang didapat.
Sumber : TNI AU
mumpung KRI Teluk Semangka-512 pensiun, ayo coba rudal Yakhon lagi :D
BalasHapus# http://tinyurl.com/terpaksa-kaya
sekali kali di torpedo buatan dalam negri.. jangan di yakhont..yakhont khan emg udah sangar...rusia gak diragukan lagi..yang perlu dites tu ya buatan buatan dalam negri itu sampai mana.. kapal selam kilo tu sekali kali ngetes torpedo..ups.... ( ^_^ )
BalasHapusLebih bagus ditembakkan sekarang daripada keburu habis propelannya nanti kan sayang mosok mau jadi hiasan doang.
BalasHapusdari komennya ane tau atas ane pasti bung boler :D
BalasHapus"Emang yakin ad bray kapal kelas kilo kita... Sy jadi bingung. Rapet amat ya inormasinye..
BalasHapusApa ia ada terpedo buatan dalam negeri???
BalasHapusada di warung sop kambjng, he...-.he...he kura- kura dlm perahu, nggak usah nanya orang dah tahu.
BalasHapusAno 09:10 ^_^ datang aja PTDI mas..ada namanya SUT Torpedo bisa ditembakkan dari helicopter puma dan cn-235 mpa...apalagi yg nembak ks kilo..upsss...keceplosan lagi
BalasHapusBang yulius sengaja diceplosiin...
BalasHapusHahahahhaa...
Salut aja deh moga yg nembakin kilo.
Ehhh....
tambah siip kalo di tembakan saya ke malasyia,buat bantuin pasukan Sulu.hahahaha......
BalasHapusSetahu sy utk negara ketiga macam indonesia sgt sukar merahasiakan senjata yg dipunyai. Jangankan sembunyikan ks, kualitas ks kita saja dengan mudah intel asing tahu. Diukur dr kemampuan memproduksi perangkat ks yg hampir tak ada dan seberapa kita sering mengupgrade yg tempat nya hanya di4-5 negara saja. Harga 1 ks berkisar 3-5 trilyun rp, tak mungkin disembunyikan dalam anggaran negara
BalasHapus