Selasa, Maret 05, 2013
3
NUNUKAN-(IDB) : Pasukan TNI AD dari Batalion 407 Padmakusuma yang bertugas menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, memperketat penjagaan wilayah itu, menyusul konflik di Sabah Malaysia, terkait masuknya kelompok bersenjata dari Kesultanan Sulu, Filipina Selatan.
Komandan Satgas Pamtas Batalion 407 Padmakusuma, Mayor Inf Ari Aryanto di Nunukan, Kalimantan Timur, Senin (4/3), menegaskan, terkait konflik antara kelompok bersenjata dari Filipina dengan aparat keamanan Malaysia yang telah menelan korban dari kedua belah pihak maka pihaknya semakin memperketat seluruh wilayah perbatasan antara Kabupaten Nunukan dengan Negeri Sabah Malaysia.

"Karena Sabah berbatasan langsung dengan Nunukan, maka kami selaku yang dipercayakan menjaga pos-pos perbatasan tetap siaga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Menurut dia, dari 29 pos perbatasan yang berada dalam penjagaannya, terdapat 23 pos yang letaknya berbatasan langsung dengan Sabah Malaysia.

Tetapi seluruh anggota TNI yang bertugas di pos-pos ini telah diperintahkan untuk senantiasa tetap siaga agar pihak-pihak yang berusaha menyusup masuk ke Indonesia dapat dicegah lebih dini, katanya.

"Saya sudah perintahkan kepada anggota yang berjaga di pos-pos yang berbatasan antara Nunukan dengan Sabah agar memperketat penjagaan keluar masuknya seseorang," ujar Ari Aryanto.

Ia mengakui konflik Sabah ini tidak tertutup kemungkinan bisa melebar kemana-mana hingga memasuki wilayah Indonesia melalui Kabupaten Nunukan.

Ari Aryanto juga mengatakan, konflik yang terjadi di Sabah terus tetap dipantau melalui pemberitaan di media massa dalam rangka melakukan siaga di wilayah perbatasan.

"Penjagaan kami tingkatkan sampai siaga 24 jam dengan melakukan patroli setiap saat termasuk malam hari," katanya.

Ia menambahkan, dua hari lalu sempat mendapatkan informasi bahwa kelompok bersenjata Filipina mulai merapat ke wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia untuk menyerang tentara Malaysia yang menjaga pos perbatasan.

Kemudian, lanjut dia, pos perbatasan yang dianggap rawan menjadi jalan masuk adalah di Pulau Sebatik dan Seimenggaris karena di wilayah ini banyak jalur-jalur tikus yang bisa dilewati mereka.

"Jadi ada dua tempat yang bisa mereka menyusup masuk ke Indonesia yakni Pulau Sebatik dan Seimenggaris. Karena kedua wilayah ini berbatasan langsung dengan Sabah," ungkapnya.

Jika benar kelompok bersenjata Filipina tersebut ada yang berusaha menyusup masuk ke wilayah perbatasan, maka prajurit Satgas Pamtas telah siaga penuh dengan tetap memperhatikan prosedur tetap (protap) dalam menggunakan senjata, bebernya.

"Pada intinya, semua jalan-jalan tikus yang memungkinkan untuk menjadi jalur masuk ke Nunukan terus dipantau setiap saat termasuk apabila ada informasi yang diperoleh," sebut Ari Aryanto.

Ia juga mengakui pengetatan pengamanan wilayah perbatasan ini terkait dengan terjadinya konflik di Sabah tersebut telah mendapatkan instruksi dari Kodam VI Mulawarman selaku Komandan Komando Lapangan Operasi (Dan Kolapops). 





Sumber : SuaraPembaruan

3 komentar:

  1. Mainkan utk menguntungkan keamanan di fihak kita, putus log/info bukan kawan dan gal yg kawan merahputih dg senban. Jayalah NKRI...Raya.

    BalasHapus
  2. Persoalannya jangan dibuat main-main kok kayak di kampung main petak umpet, Bro sugianto harisantoso yang maju ke garis depan jangan lupa bawa kondom ya 3 biji untuk keselamatan diri dan jangan lupa minta peluru nuklir.

    BalasHapus
  3. Benar bang 15.51 prajurit kita kalau diam malah sakit, jadi hrs banyak kegiatan dan terutama komdom serta doktermilnya. kalau tdk nuklirnya bisa2 di rehab utk serangan fajar,contoh kasus di papua. Miris.....nuklir koq direhab hee...hee....itu anunya

    BalasHapus