Selasa, Maret 05, 2013
8
BERLIN-(IDB) : Presiden SBY dalam kunjungannya ke Berlin, Jerman, juga menjajaki kerja sama dalam bidang alat utama sistem pertahanan (alutsista). SBY menegaskan modernisasi alutsista bukan untuk menyerang bangsa lain, apalagi rakyat Indonesia sendiri.

"Ingat, Indonesia tidak pernah menggunakan pesawat tempur, helikopter, tank dan altileri untuk menembaki, membunuh rakyatnya sendiri. Tidak di Aceh, di Papua tidak dimana-mana," ujar Presiden SBY saat briefing dengan menteri-menteri ekonomi di Hotel Adlon Kempinski, Berlin, Jerman, Senin (4/3/2013).

SBY mengungkapkan hal itu untuk mengingatkan para menteri saat pertemuan dengan Presiden Jerman Joachim Gauck dan Kanselir Jerman Angela Merkel saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Saat itu SBY dan Merkel menandatangani Jakarta Declaration di mana hal itu merupakan kerja sama antara Jerman dan Indonesia.

"Waktu itu banyak isu di eropa menyangkut kekhawatiran kalau kerja sama industri pertahanan termasuk pembelian alutsista TNI, maka rawan bagi eropa karena Indonesia dulunya dianggap negara pelanggaran HAM. Saudara masih ingat dalam join confrence di Istana Negara bersama Merkel?" imbuhnya.

Dalam pertemuan itu SBY menegaskan alutsista memang tidak untuk digunakan untuk berperang. Sehingga para pemimpin Jerman tersebut yakin bahwa Indonesia bukanlah negara pelanggar HAM.

"Mereka menganggap Indonesia memiliki ekonomi kuat, tidak punya hutang sebesar negara lain saat ini. Kita punya financial capabality untuk pengadaan alutsista," paparnya.

Sebelumnya saat di Istana Negara, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan alutsista dari eropa timur lebih murah dan memiliki frame yang kuat dan kokoh. Selain itu dari segi teknologi, alutsista dari eropa timur tidak kalah dengan alutsista dari negara lainnya.

"Sebetulnya imbang juga, kayak Sukhoi. Itu sebetulnya Sukhoi yang kita punya compareable untuk F-15 di mana negara tetangga kita kan juga punya F-15. Bahkan kemarin waktu latihan bersama di Australia dengan Super Hornet, kita cukup bisa mengimbangi mereka, cukup baik. Ya kita memberikan perkembangan modernisasi TNI, sekarang ini kan cukup besar dan beberapa memang dari Jerman," kata Purnomo, Jumat (1/3).

Kemenhan sendiri sejauh ini tidak akan menambah alutsista dari Jerman. Sebab, sebelumnya sudah ada kerja sama pengadaan tank Leopard dan tank Marder yang kini dimiliki TNI Angkatan Darat.

"(Kerja sama lagi) Belum. Ini just in case saja. Kan presiden akan bertemu pimpinan negara di sana, bicara berbagai sektor kan harus siap. Tidak ada kan lagi proses akhir, dalam arti kata sekarang kita kan akan dapat cukup banyak dari sana," imbuhnya.





Sumber : Detik

8 komentar:

  1. bener thu pak, SU30 kita sudah cukup untuk mengimbangi Hornet sama F15 tetangga, tapi kalo tetangga sudah beli F35 kita beli PAKFA ya pak utuk ngimbanginya, jangan beli Su30 lagi Pakkk... Kan gituuu logikanya

    BalasHapus
  2. Tapi jgn salah juga pak kalau WNI semacam OPM / GAM hajar aja percuma mereka kalau mengancam keutuhan NKRI.kan situ yang bilang NKRI harga mati,bila negosiasi sudah buntu ngapain punya tentara kalau tidak di gunakan buat membendung ambisi mereka,kasihan para tentara kita yg sudah gugur di medan laga,perlu di ketahui perang jaman sekarang justru yg harus di waspadai yg seperti ini semacam OPM/GAM dst yang justru di sokong dari luar buat memecah belah negara kita pelan tapi pasti.negara mana c yang tidak ngiler terhadap negara kita yg kaya raya ini SDAnya,cuma sayang negara besar tpi tdk di perkuat dengan militer yg kuat.

    BalasHapus
  3. emang gak pernah guna alutsista....lha emang gak punya apa2,semua kekurangan wakakaka

    BalasHapus
  4. Dinegara manapun di dunia yang namanya pemberontak/separatis pasti disikat habis oleh kekuatan militernya,bahkan di era bung karno yang namanya PRRI/PERMESTA,RMS,dll disikat habis oleh TNI,pa lagi pemberontak kelas kecoak macam opm yang kere... Negara pengobral HAM pun sama aja buat ngatasi gerakan separatis. Betul gak gan?

    BalasHapus
  5. Sipp... coba alm.bung karno masi ada.
    Tuh opm pasti udah digilas habis"an.
    Gak peduli ham, orang mreka aja mau mecah indonesia.

    BalasHapus
  6. yang hrz dsumpal mulutny tu orang komnas ham...

    BalasHapus
  7. Ini ada apa SBY ngomong HAM dan alutsista? wah jangan-jangan pembelian tank Leopard dari Jerman gagal lagi nih ???
    Pembelian Helikopter Apache dan proyek jet tempur dengan Korea juga batal ... itu juga mungkin gara-gara HAM lagi ...
    Udah jelas ada konspirasi ASING yang tidak mau melihat Indonesia (TNI) menjadi terlalu kuat, karena nanti susah mau men-disintegrasikan negara ini untuk dikuasai sumber-sumber enerjinya ...
    Udah deh ... beli ke Rusia atau Cina ajaa ... ngapain juga beli ke Barat !!!

    BalasHapus
  8. Beye,Beye, tukang ngeluh Jendral yang tdk memperlihatkan jati diri seorang ksatria walau empunya Bintang Ksatria dari Mama Elly.
    Masalah alutsista dipakai atau tidak dipakai untuk menembak warga sendiri ya,..so pastilah....emang TNI itu siapa?
    Beye, Beye, Jendral satu ini memang kebanyakan duduk di kursi nulis konsep, agar konsep bagus lalu tanya sana sini makanya gaya tersebut terbawa sampai jadi Presiden tidak bisa tegas selalu ngambang.
    Biasanya sang Jendral kalau jadi Pimpinan yang saya tahu selalu berprinsip "Gebuk dulu, urusan setelah itu tanggung jawab saya"
    Ya, sudahlah sekarang semua tahu, bagaimana seorang Jendral yg jadi Pimpinan Nasional ini memang di takdirkan jadi Presiden RI.

    BalasHapus