ARC-(IDB) : Di awal tahun, mari kita buka dengan kabar mengenai PKR10514. Seperti
kita ketahui, poyek PKR ini merupakan salah satu proyek prestisius
PT.PAL dan juga Kementrian Pertahanan, selain Kapal Selam. Seperti kita
ketahui, kontrak pengadaan PKR 10514 telah ditandatangani sejak Juni
2012 lalu. Dalam kontrak senilai 220 Juta Dollar itu, juga disebutkan
Transfer Teknologi yang akan didapat PT.PAL. Yaitu, pembangunan 4 buah
modul serta integrasinya.
Namun demikian, pada pelaksanaannya tidak semudah dibayangkan.
Hingga berganti tahun, belum ada kepastian tanggal efektif kontrak.
Diduga, masih ada rincian kontrak yang belum terselesaikan, seperti
detail ToT yang akan didapat PT.PAL. Di satu sisi, hal ini tentu sangat
mengganggu, namun disisi lain, hal ini bisa dimaklumi. Pasalnya
Pemerintah dalam hal ini Kemhan dan TNI-AL tentu harus berhati-hati
dalam menyusun detail kontrak. Sehingga nantinya ditengah jalan tidak
merugikan PT.PAL maupun Pemerintah.
Meski demikian, timeline produksi sudah disiapkan oleh PT.PAL. Yaitu
Steel Cutting nantinya akan dilaksanakan pada bulan ke 13 setelah
kontrak efektif berlaku. Lalu pada bulan ke 15 setelah efektif kontrak,
produksi akan dimulai. Dilanjutkan produksi Blok di Hall Divisi Kapal
Perang dan penyambungan keseluruhan akan dilakukan di dok Irian pada
bulan ke 28. Dan akhirnya, launching serta Setting to Work akan
dilaksanakan pada bulan ke 36. Total keseluruhan proyek akan memakan
waktu 49 bulan setelah efektif kontrak.
Disisi lain PT.PAL juga melakukan persiapan secara internal, meski
kontrak efektif belum berlaku. Diantaranya menyiapkan keseluruhan calon
peserta training ke luar negeri. Evaluasi calon peserta gelombang
pertama bahkan sudah dilaksanakan pada bulan Nopember 2012, untuk
posisi Project Management, Design dan Procurement. Perkiraan
pemberangkatan peserta gelombang pertama akan dimulai sekitar minggu ke
10 setelah kontrak efektif.
Karenanya untuk kelancaran program PKR ini, PT.PAL memerlukan
kepastian tanggal efektif kontrak. Ini dibutuhkan untuk finalisasi
kebutuhan SDM, khususnya untuk perencanaan proyek secara menyeluruh.
Selain itu, jadwal training (Training Plan) juga masih belum diterima,
sehingga pengaturan calon trainee belum bisa ideal. Ironisnya pula,
pembicaraan masalah fasilitas dan kemampuannya dalam mendukung
pembangunan PKR, sampai saat ini masih belum dibicarakan. Tampaknya kita
semua masih harus bersabar mengenai pembangunan PKR 10514 ini. Semoga
saja ada titik cerah pada Rapim Kemhan 2013 yang rencananya
diselenggarakan pertengahan Januari ini.
Sumber : ARC
Yahh duwit ada alias rakyat yg nanggung semuanya , belanda dari daholoo kalla penipu and tukang kibul aneh bin yata ,pemerintah yg berkuasa 2 priode di percaya rakyat seiya sekata alaa penjajah belanda .kapal fregat buatan belanda yata 2 di bawah buatan rusia real fregat ! Sayang peguasa sekarang sudah terlanjur cinta slorok ama belanda alis nempel terrus biar di kibulin ,ironiss duwit rakyat terbang gak karuan !!!!!
BalasHapusSabar-sabar jangan marah dulu, mengapa? Karena anda nanti akan mendapat penjelasan dari orang puiiinter tapi kadang kurang puuuueeener.
BalasHapusJadi menurut mereka, kalau nggak ngerti masalah nggak usyah komentar hanya orang pinter yang berhak komentar. Selamat menjawab orang -orang pinter tapi kurang pener dan hampir keblinger, karena kelihatannya anda kebanyakan Hamburger sehingga mblenger.
Kenapa ngotot Belanda ? bisa dimengerti sih kalo menurut ane, yaitu faktor keterbiasaan, kan selama ini kapal-kapal fregat dan korvet kita kebanyakan buatan Belanda, contoh, Van Speijk class dan Sigma class. Alhasil mungkin ini masuk dalam salah satu pertimbangan PT PAL, toh mereka udah biasa menghandle kapal-kapal buatan Belanda, just opinion
BalasHapuskita perhatiken, jika kapal pkr itu telat jadinya ∂άn banyak keluhan mari kita BlackList aja si Londho itu dr sgala pesenan kapal perang, masih ada italia,perancis,rusia ,bener po bener!
BalasHapusHarus ada kejutan lain memang. 10514 belum jadi.. Lafayete atau Orizonte kontrak.. Biar nyaho toh belande gile.
BalasHapusNgga tau juga nih, apakah benar faktor TOT yg jadi alasan utama utk tetap membeli dr Belanda ? klo tdk salah Italia jg menawarkan Orizonte yg bs dibangun di Indonesia dan sdh include lengkap dgn persenjataannya, atau Perancis yg klo tdk salah jg menawarkan lafayette utk pengganti PKR, agak membingungkan jg pemilihan PKR dr belanda ini, yah cb kt lihat saja ke depannya apakah benar proses TOT ini dpt berjalan dgn baik ? klo tdk ada TOT atau tdk jelas TOT nya byk pilihan tersedia fregat rusia kls Krivak III jg dpt jd pilihan, apalagi kemampuannya dgn mengusung sktr 8 launcher rudal kls brahmos atau yakhont yg tdk asing utk TNI AL
BalasHapusduit dan waktu habis terbuang hasilnya cuma di bodohin, hiks...
BalasHapusyaelaaaahhh Teknisi indonesia cuma jadi TUKANG LAS aja nih ceritanya,...???????
BalasHapuskenapa harus memilih belanda dalam kerjasama ini padahal banyak negara yang lebih terbuka dalam urusan TOT misalkan itali, prancis, rusia tao korea.
BalasHapussepertinya ada yang tak beres dengan pengambil kebijakanny karena ditipu berkali2 oleh negara yang sama???????