SEOUL-(IDB) : Proyek perancangan pesawat tempur generasi 4,5 KFX yang dikerjakan Korea dan Indonesia memasuki masa yang tak jelas. Kekuatiran ini menyeruak setelah belum lama ini Pemerintah Korea Selatan memutuskan memotong anggaran proyek ini untuk 2013. Pemotongan anggaran dilakukan atas dua pertimbangan, yakni perkembangan ancaman dan keamanan regional yang telah sedemikian mengkuatirkan, serta pembatalan Turki yang semula akan ikut menanggung pembiayaan KFX. Demikian ungkap sumber Angkasa di Korea Selatan.
Juga merujuk pemberitaan media setempat, terungkap, langkah drastis tersebut terpaksa diambil karena Seoul sudah tak sabar menunggu jet tempur masa datangnya muncul sementara negara-negara di sekitarnya telah tampil dengan berbagai persenjataan baru yang mematikan. Mereka akhirnya mengaku berat menyandang beban tanggung-jawab pendanaan KFX sebesar 80% (Indonesia menanggung 20%) setelah Turki mengundurkan diri dari rencana keikutsertaannya. Korea Selatan tampak benar-benar cemas dengan kemunculan Sukhoi T-50 dari Rusia, indigenous stealth J-20 dari China, dan sebentar lagi ATD-X dari Jepang. Pengembangan roket balistik Korea Utara yang seakan tak terbendung AS – seperti Unha-3 yang akhir Desember ini akan diluncurkan -- pun ikut membuat mereka semakin panik.
“Korea Selatan tak bisa terus-menerus melihat perkembangan tersebut dengan hanya mengandalkan 120 jet tempur dari era 1980-an,” ujar sumber Angkasa. "Begitu pun Pemerintah Korea masih akan memegang komitmennya pada KFX dengan menyiapkan 4,15 juta dollar untuk melanjutkan feasibility study pada tahun 2014," tambahnya mengutip janji Pemerintah Korea Selatan.
Di tengah kepanikan itu, Seoul akan segera menjatuhkan pilihan untuk mengalihkan anggaran pertahanannya ke proyek pesawat tempur yang lebih canggih dari jet-jet tempur stealth yang dinilai menjadi ancaman serius bagi wilayah udaranya. Mereka akan segera memilih Boeing atau Lockheed Martin (LM) yang gencar menawarkan kerjasama pembuatan jet tempur generasi ke-5 yang diberi nama FX-III. Besar kemungkinan, pemerintah akan memilih Boeing yang telah menyodorkan konsep F-15 Silent Eagle (lihat foto atas) ketimbang LM yang menjanjikan F-35 Lightning II versi murah meriah.
Jika bola bergulir tanpa hambatan, FX-III akan menjadi jet tempur generasi ke-5 pertama yang dirilis Paman Sam untuk negara luar. Korea Selatan kabarnya telah menyiapkan 10 triliun won atau sekitar 8,96 miliar dollar untuk pembuatan 60 unit pesawat ini. Besar kemungkinan situasi keamanan regional akan mendorong pembuatan pesawat ini lebih cepat setahun, sehingga rakyat Korea Selatan bisa melihat pesawat ini terbang pada 2015.
Rencana pembuatan FX-III pernah dibicarakan pada 1990-an, namun terlupakan akibat terjangan krisis finansial dunia pada 1997 dan 2008. Oleh karena KFX melibatkan Indonesia, kelanjutan perancangan jet tempur yang telah dimulai sejak dua tahun lalu ini pun menempatkan Indonesia di persimpangan jalan. Pemerintah Korea Selatan tak pernah mengatakan proyek ini dihentikan, namun penghentian anggaran untuk KFX dan beralihnya perhatian Korea Selatan ke program FX-III semestinya perlu dicermati secara serius.
Juga merujuk pemberitaan media setempat, terungkap, langkah drastis tersebut terpaksa diambil karena Seoul sudah tak sabar menunggu jet tempur masa datangnya muncul sementara negara-negara di sekitarnya telah tampil dengan berbagai persenjataan baru yang mematikan. Mereka akhirnya mengaku berat menyandang beban tanggung-jawab pendanaan KFX sebesar 80% (Indonesia menanggung 20%) setelah Turki mengundurkan diri dari rencana keikutsertaannya. Korea Selatan tampak benar-benar cemas dengan kemunculan Sukhoi T-50 dari Rusia, indigenous stealth J-20 dari China, dan sebentar lagi ATD-X dari Jepang. Pengembangan roket balistik Korea Utara yang seakan tak terbendung AS – seperti Unha-3 yang akhir Desember ini akan diluncurkan -- pun ikut membuat mereka semakin panik.
“Korea Selatan tak bisa terus-menerus melihat perkembangan tersebut dengan hanya mengandalkan 120 jet tempur dari era 1980-an,” ujar sumber Angkasa. "Begitu pun Pemerintah Korea masih akan memegang komitmennya pada KFX dengan menyiapkan 4,15 juta dollar untuk melanjutkan feasibility study pada tahun 2014," tambahnya mengutip janji Pemerintah Korea Selatan.
Di tengah kepanikan itu, Seoul akan segera menjatuhkan pilihan untuk mengalihkan anggaran pertahanannya ke proyek pesawat tempur yang lebih canggih dari jet-jet tempur stealth yang dinilai menjadi ancaman serius bagi wilayah udaranya. Mereka akan segera memilih Boeing atau Lockheed Martin (LM) yang gencar menawarkan kerjasama pembuatan jet tempur generasi ke-5 yang diberi nama FX-III. Besar kemungkinan, pemerintah akan memilih Boeing yang telah menyodorkan konsep F-15 Silent Eagle (lihat foto atas) ketimbang LM yang menjanjikan F-35 Lightning II versi murah meriah.
Jika bola bergulir tanpa hambatan, FX-III akan menjadi jet tempur generasi ke-5 pertama yang dirilis Paman Sam untuk negara luar. Korea Selatan kabarnya telah menyiapkan 10 triliun won atau sekitar 8,96 miliar dollar untuk pembuatan 60 unit pesawat ini. Besar kemungkinan situasi keamanan regional akan mendorong pembuatan pesawat ini lebih cepat setahun, sehingga rakyat Korea Selatan bisa melihat pesawat ini terbang pada 2015.
Rencana pembuatan FX-III pernah dibicarakan pada 1990-an, namun terlupakan akibat terjangan krisis finansial dunia pada 1997 dan 2008. Oleh karena KFX melibatkan Indonesia, kelanjutan perancangan jet tempur yang telah dimulai sejak dua tahun lalu ini pun menempatkan Indonesia di persimpangan jalan. Pemerintah Korea Selatan tak pernah mengatakan proyek ini dihentikan, namun penghentian anggaran untuk KFX dan beralihnya perhatian Korea Selatan ke program FX-III semestinya perlu dicermati secara serius.
Sumber : Angkasa
Awal yang buruk bagi tni au
BalasHapusgalau
BalasHapusmemang kita ini suka yg tdk jelas jelas....yg jelas hari ini makan tempe dan kangkung
BalasHapusKembali lagi jadi "MACAN OMPONG"
BalasHapusoptimis bung project tetap berlanjut, tapi side plan musti disiapkan yaitu pesawat2 Rusia, spt Su-30 and Su-34 jadi indonesia tetap dengan niat perkuat airforce nya!!w
BalasHapusparah, syookkkk ....
BalasHapuslangsung dananya dialihkan ke proyek rusia
BalasHapusWADUH GAGAL MANING...GAGAL MANING SON,TAPI KITA HRS TETAP OPTIMIS SEPERTI KOMEN DIATAS,PERBANYAK SAJA SUKHOI SERIES..YG PASTI2 AJA DEH SAMBIL RAYU TOT NYA.
BalasHapusSeandainya kedepan proyek ini terhenti karena masalah finansial, tetapi paling tidak kita sudah copy paste data penelitiannya yang bisa dijadikan bahan penelitian lebih lanjut di indonesia, harapannya sih program ini ya jangan sampai gagal....semoga....Amin....
BalasHapusah, pembatalan atau penundaan proyek adalah hal yg lumrah dalam bidang kerjasama. Dari awal indonesia dah tahu bahwa proyek ini adalah proyek jangka panjang yang pastinya akan memakan waktu lama, dan sudah tahu resiko bisa terjadi ditengah jalan seperti sekarang ini.
BalasHapusNASIB...NASIB...sudah pawakan selalu gagal..., apa ini skenario US agar kita tetap jadi boneka mereka atau melemahkan Indo agar tidak menjadi negara produsen pesawat tempur...???
BalasHapussegala sesuatu yang menyangkut produksi peralatan militer memang sangat sesitif bro, kita tidak tahu pasti tekanan yg dihadapi korsel. Tapi apakah kita harus duduk termenung dan lesu? Boleh, tapi sebentar saja ya, kita harus tetap semangat, halangan dan tantangan pasti akan terus ada, tetap berusaha mencari solusi, alternatif jalan yang lain. Sembari berusaha terus, jangan lupa berdoa, ok.
BalasHapusjangan pernah menyerah my bro, selalu sediakan semangat untu mencari solusi, selalu berusaha dan berdoa untuk keberhasilan indonesia.
BalasHapusBalik2nya kok mesti nyalahi US sih bang???...memang wajar proyek kerja sama begini punya peluang gagal...wong proyek kerjasama dalam satu negara sama sj bisa gagal...contoh program USAF dan US Navy...gagal....berujung keluarnya 2 pesawat seri F 111 dan F 14....terus proyek tank US-Jerman...berujung keluarnya M1A1 dan leopard Jerman....lagi nih diluar US...proyek pesawat tempur eropa.....perancis keluar dari proyek dan melenggang sendiri dengan rafale...sementara lainnya pake Thyphoon...
BalasHapusWaduh..turut prihatin klo benar ada kabar ini. TOT emang susah dicari, tp saya yakin pd bangsa ini. Ingatlah pd masa lalu, skenario2 yg mengkerdilkan industri kedirgantaraan patut diwaspadai. MAJU TERUS BANGSAKU. Semoga MERAH PUTIH ada didada setiap anak negeri ini. Bravo TNI, buat kami bangga pd Negeri ini kobarkan semangat cinta tanah air, hantam musuh yg merusak negeri ini.....
BalasHapusayo pindah ke cina bikin J-20 aja dlu
BalasHapuscina gk kan rela INA jadi boneka AS
Indon memang sedari dahulu sangatlah bodoh..!!! Tak hairanlah selalu sahaja tak pernah maju.. hahahaha....
BalasHapusdaripada malon cuma bisa SEWA
Hapusbikin vita berapi ama taming sari aja blagu
kita udah bikin roket, SS, panser, SPR, kapal, dll
malon gk punya otak nakannya gk mampu bina snjata
weh orang goblok yg diatas gua,mending indonesia mau berusaha TOT,daripada malaysia bisanya cuma beli beli dan beli,inget ya njing,kegagalan adalah awal dari keberhasilan!!!
BalasHapusSantai aja bang menanggapi orang kaya gitu,negaranya aja "merdeka" dibalik selimut. Wajarlah iri dan gerah kalo ngelihat bangsa INDONESIA besar dan berjaya,karena mereka TIDAK MAMPU
HapusRisetnya pindahkan saja ke PT DI saja, anaknya habibi ada, bisa diberdayakan. Saya yakin indonesia mampu membuat pesawat tempur sendiri. 2 th Riset bukan waktu yg sedikit, sia2 jka dibiarkn d tengh jalan. Bravoooo
BalasHapusudah kalau nggak bisa juga, PT DI bikin dan rancang Fighter sendiri.. gak usah galau juga kali bro..
BalasHapusHahahaha malaysia...tuh cuma punya duit....tp prajuritnya nggak ada prestasi....tahun 40-60an aja perlu disokong SAS Inggris saat konfrontasi dengan Indonesia....terus pernahkah kita dengar prestasi prajurit Malaysia di kancah internasional??????...rasanya juga jarang ada negara lain yang ngajak latian bersama dengan pasukan khusus malaysia....pasukan kataknya sekolah di kopaska TNI AL....hahahaha...
BalasHapusKomitmen Pemerintah RI patut di pertanyakan juga . Mungkin Seoul mikir karena mereka nanggung lebih besar daripada RI.
BalasHapusBuat pesawat tempur sendiri aja. .
BalasHapusPT DI sebagai rancang bangun, avionik PT infoglobal, radar LIPI, komunikasi PT LEN, bom p100/sukhoi kita udah bisa bikin, PT dahana penyedia bahan peledak, senjata n misil gabungn PT pindad n PT DI atau beli dari om rusky, hanya mesin aja beli. . .maw dari om rusky, paman panda, india atau afrika selatan jg boleh. Yg penting kita bisa buat pesawat tempur dulu. . .masalah stealh tinggal nunggu waktu. . . Kurang apalagi negara kita ini bro. . .smuanya lengkap...
awal yg buruk, asalkan hasilnya bagus, kita dukung bersama
BalasHapusy jgn kapok mencoba,tp memilih rekan jgn yg masih amatiran sprti korsel. Rusia ke,china ke,nazi ke,asu eh usa ke, yg sdh mahir dlm bdngnya.
BalasHapusMaju Terus pantang Mundur, Siapa tahu bisa bikin pesawat tempur sendiri tanpa bantuan Korsel
BalasHapusuda sy duga, korsel tu kaki tangan imperialis. gak bakal cuma-cuma cari patner buat kerjasama kfx. negara kita malah di dorong buat beli pesawat latihnya, kapal selam dll yg ga jelas kw nya. pasti korsel sudah kalkulasi semua hingga masih menguntungkan mereka dalam kerjasama militer ini. kita uda banyak keluarkn uang untuk itu sebagai promosi alat militer mereka sedangkan
BalasHapusmereka juga cm beli beberapa pesawat c-295 buat patroli aja
hahaha lebih baik kami malingsia, kami bisa membuat kapal perang, roket, torpedo, tank, panser, pesawat tempur, kalian hnya bisa beli dan membeli dan gue tau anggaran pertahan loe itu di turunkan di tahun 2013 nanti kan lon? Hahaha karena hutang loe itu sudah 55% dari GDP hihihi dan itu artinya terancam bangkrut, selamat!
BalasHapusGue heran, kenapa orang malingsia ada disini? Ato jangan2 dia pengen baca2 tentang militer indonesia? Hahaha baguslah, biar otaknya gak goblok2 amat, dibodohi UMNO, hihihi
BalasHapusuda beli aja j31 atao j20 dari china,entar pake kartu kredit saya bayar nya...sekalian beli DF21 dan S400 rusia,ok khan!
BalasHapusPasti ulah agen amerika ama israel nih...
BalasHapus@ kolor ijo: iya lah pasti ulah para Imperialis...kalo kita mah selalu jadi korban.....kita putih bersih tak berdosa....gitu kan maksudmu?????...pandangan kok sempit amat....
BalasHapusGila stresssss w dengernya begini ni kalau suka sesumbar duluan menhan,pembelian sukhoi dah di hentikan,gara2 ini proyek KFX malah dapat pesawat rongsokan F16 dari c sam,kayanya ada yg ga senang indo bangkit,kaya da permainan c sam ma korengan biar indo selalu lmah
BalasHapusbrengsek malasyia...bangsa gak berbudaya,dasar bangsa manusia purba...litatuh matanya,peringkat militer malasyia masih d bawah Indonesia,1 Kopasus lawan 10 pasukan anjing malasyia bisa menang.
BalasHapusdasar negara miskin,gak punya apa2,cuma bisa klaim milik orang.merdeka dapet hadiah aja kok sombong bangsa pengemis
Repot ya kalo yang baca blog orang2 dengan pandangan satu sisi....arogan....kalo jadi pihak Korsel gimana kalian2?...yang hadapin Korut Indonesia ato korsel? Biasakanlah punya pola pikir objektif bukan subjektif....indonesia tinggal move on cari pesawat Russia aja kok repot maki2 korsel....pada ingat nggak sih soal kapal selam kita juga dapat TOT (peduli apa dianggap kapal selam KW yang penting ntar kita punya pengalaman bikin kapal selam..daripada beli kapal selam canggih tanpa TOT)
BalasHapusKok nggak ada yang comment langkah Turki mundur dari proyek????...semua disalahin ke korsel???? Dianggap antek amrik,....lha Turki terus apa? Nggak adil..
BalasHapusBerpikir positif broo,,, justru peristiwanya ini bisa kita manfaatkan sehingga kfx bisa menjadi trully Made in Indonesian fighter,,, asalkan Pemerintah berkomitmen penuh dan rakyatnya selalu mendukung , akan jadi kenyataan. Sekali layar terkembang , pantang kapal surut memantai...
BalasHapusIni pelajaran baru yang patut di ulas, ini adalah rencana wa sam yang tidak ingin negara lain mimiliki peseawat tempur buatan sendiri..wa sam telah membuat hasutan agar kerjasama KFX Tidak di utamakan kan lagi dalam pertahanan korsel dngan itu korsel membubarkan diri proyek KFX. Ini cara wa sam melemah kan setiap negara yang memiliki cita2 menjadi negara besar, karena akan menjadi masalah besar buat wa sam sendiri.
BalasHapusPerlu di ketahui jika setiap negara bisa mempruduksi pesawat tempur sediri maka pesawat tempur wa sam ega laku, maka sia sia saja uang yang di buang untuk biaya riset teknologi tinggi.
wa sam akan selalu menekan negara2 lain untuk memperoleh teknologi tinggi. Iya itu sudah jelas . Contoh perseteruan iran dngn wa sam itu adalah kehawatiran wa sam terhadap iran yang telah memiliki teknologi tinggi. Buat wa sam itu adalah ancaman besar yang perlu di bendung..indonesia lebih baik kembangkan bayak2 riset dan alih teknologi tanpa gembar gembor di ruang publik, karena semua mata dan telinga di seluruh indonesia sedang tertuju ke indonesia..
Kita sudah copy paste data penelitiannya yang bisa dijadikan bahan penelitian lebih lanjut di indonesia, kita terusin aja program kemandirianan membe pesawat tempur dengrdayakan insinyur2 lokal, bukankah anak surabaya dengan PT Globalnya udah bisa bikin AVIONIK pesawat tempur sendiri, itu aja dimanfaatkan kerjasama dengan PT DI, Biar Pt Di buat frame dan merancnng bentuk pesawat dari pengalaman prodram kfix tadi dan Pt Global yang bikin Avioniknya, masalah mesin kita beli dari Rusia aja karena tidak mungkin diembargo, kesemuanya dipadukan jadi deh peawat tempur buatan anak bangsa.TERUS BERKARYA JANGAN MENYERAH, JAYALAH INDONESIAKU
BalasHapusGitu aja kok repot,china kerjasama dgn pakistan lahirlah pesawat tempur jf17,why not kalau kita ajak china kerjasama bikin proyek pesawat tempur,khan rudal sudah dlm proses,Saya yakin china mau berbagi ilmu daripada rusia,amrik.
BalasHapusMampos lon indon sialan kahakahakah kfx gagal dasar bangsa mundur kekekekekeke
BalasHapusAnjing you maling sial budak elizabeth
Hapussaya sgt setuju dgn bro longgo itu ada pihak ketiga kalau misalnya gagal proyek KFX ya siapa lagi kalau bukan ASU alias USA memang dari dulu gak mau amerika indonesia maju amerika itu srigala ber bulu domba !!! ingat waktu di embargo sangat menyakitkan waktu itu indonesia parah2nya krisis ekonome kerisis politik krusuhan di mana2 malah AMIRIKA !!!australia mengambil kesempatan dimmana gejolak politik yang tak menentu mereka menjalankan aksinya dengan sangat mulus denga umpan lambung yang sangat akurat gak di sisikan oleh australia akhirnya jebollah gawang TIM2 dan GOOL dan bersoraklah mereka waspadalah NKRI sekarang AMERIKA dan AUSTRALIA mengiring bola kegawang PAPUA maka NKRI harus menurunkan beg yang tangguh untuk menghalau gocekan AMERIKA dan AUSTRALIA jangan sampai kecolongan dalam segi apapun HIDUP NKRI????
BalasHapusDalam keadaan seperti ini,kondisi kita mudah untuk dimasuki provokator. Baik provokator a maupun provokator b,maka seyogyanya menanggapi masalah ini dengan bijak dan kepala dingin.
BalasHapusSoal jet tempur,saya yakin kita bisa buat krn banyak insinyur INDONESIA yang ahli dalam dunia dirgantara seperti pak habibi. Kalo tidak bisa buat stealth,tidak ada salahnya to buat yang berkualifikasi seperti SUKHOI atau F16,baru kalau dirasa sudah cukup pengalaman baru mengembangkan yang tipe stealth
ato colling ja Pakistan yang dulu pernah menawarkan pembuatan pesawat tempur dengan join production saya rasa juga ok. bisa-bisa Indonesia bikin pesawat sendiri saya yakin itu. karena SDM kita dah terbukti bisa buat pesawat non militer. mungkin membuat pesawat militer agak rumit tapi saya yakin Indonesia bisa
BalasHapushahaha dasar maling sial! siapa yang bilang gagal? Korsel itu cuma memotong anggaranya saja, bukan menghentikan projeknya, hihihi seharusnya SBY sudah dari dulu memutuskan hubungan diplomatik dengan negara yang miskin dan gak punya moral itu, lihat aja masyarakatnya gak punya sopan santun! Tapi sayang SBY presidenya lemot dan gak punya keberanian, semoga di 2014 nanti ada presiden yg punya sifat pemberani dan pintar ekonomi, biar kita ganyang malingsia part 2, hahaha
BalasHapusTu malon ng'paen ikut koment.....
BalasHapusDasar berengsek looo.....
Inget..... bentar lgee negara loo bakalan ancur....
"Utang lo dh bnyk"
malon hari ini udah bayar hutangggg????
BalasHapuskbarnya kan datanya sudah dipegang kita dari setiap pembelajaran
klo anggaran di sunat yaaaa mungkin jadi agak lama slesainya
apa kita merapat ke cina aja bikin J-21
hehe
turki mundur sebelum proyek ini jalan bro, td nya emg turki ditawarin tp ada poin" prjanjian yg turki ga setuju jdnya dia ga jd join ....
BalasHapusproyek ini dijalanin ama indo dgn 20% and korea 80%...
melon g usah ikut ngurusin negara orang,urusin tuh utang melon dh banyak,dan urusin police yg bisanya cuma mengumbar sahwat dan memperkosa tki dsr binatang...untk indonesia saya yakin bisa membuat peswat tempur sndiri..bravo tni dan salam indonesia raya.
BalasHapusBanyak cakap idon ne...bual jee,,
BalasHapuskfx proyek gagal ke? Iye lah. . .kahkahkah...
Orang orang malon moron najis komentarnya selalu provocative .... Dasar anjing loe Malaysia.
BalasHapusMakanya jangan kerja sama dengan negara yg teknologi aja masih nyontek negara lain. udah buat sendiri aja pesawat tempur siluman versi indonesia.
BalasHapusBuat rekan-rekan sekalian, tidak perlu terpengaruh dan terprovokasi dengan komentar-komentar yang "seolah-olah atau kelihatannya" dari negeri jiran tersebut. Biarkan saja. Tidak perlu dibaca apalagi ditanggapi. Tujuan dia adalah agar kita terprovokasi. Kalau kita tidak terprovokasi, maka tujuan dia tidak tercapai. Kalau memang itu dari negeri jiran biarlah, mungkin "hanya" itu yang mereka bisa lakukan.
BalasHapusBelajar bikin mesin darat dulu baru bikin mesin pesawat semua kan ada step2nya yang penting bisa produksi sendiri ngga apa2 nyontek dulu toh semua awalnya dari saling nyontek satu sama yang lain kalo ngga kok model/bentuknya hampir sama.
BalasHapusKok hobinya cuma nyalahin negara lain, kita cuman nyumbang 20% ribut. benernya kl KFX gagal Ameriki bisa pusing, soalnya bisa2 TNI AU balik lagi beli Sukhoi/pesawat dari RRC. Mending coba perancis aja tu lagi baik2nya, semua ditawarin TOT asal jumlahnya ngga ketengan. kl ketengan ya ngga ush dibahas.
BalasHapusKerjasama ama turki aja.....
BalasHapuspemerintah sampai hari ini belum menyatakan sikap. Kalau memang proyek ini dirasa penting dan menguntungkan dimasa mendatang, anggarannya ditambah, mungkin 50-50, lebih adil.
BalasHapusini hanya alasan semata saya yakin di balik semua ini ada sekenario amerika dan cecunguk2 nya yg tidak suka kalau negara bekas jajahan nya 'indonesia' menjadi negara yg mandiri dan kuat. apalagi negri ginseng ini adalah sekutu kuat nya amerika dan kumpulan sang penjajah 'NATO'.
BalasHapusKnapa Nggak Ada yg Berfikir Ini Hanya Suatu Trik Aja?? Untuk Mengalihkan Perhatian Mafia2 Internasional Dlm Lingkaran Panasnya Persaingan Tekhnologi Dunia... Atau Trik Korsel Untuk Mendinginkan Nunansa H-ti Korut??
BalasHapusN Seandainya Kabar Itupun Benar Adanya, Qt Sudah Bisa Rancang Bangun Pesawat Sendiri Dengan Menggabungkan Hasil Riset Di Sana Dengan Segala Penemuan Yg Sudah Ada Di Tanah Air, Dengan Menggandeng Profesor2 Senior Qt Dan
Untuk Menjadikan Tekhnologi Stealth Qt Sudah Ada PT,Luddin Atau Dosen ITS Yg Sudah Menemukan Bahan Stealth Dari Pasir Lumajang...
Yg Jelas Selama Masih Mau Berusaha Pasti Ada Jalan
Dengan melihat kenyataan sekarang, saya mulai setuju dengan pandangan Korut terhadap Korsel.
BalasHapusPelajaran penting buat bangsa Indonesia, jangan mudah percaya dengan janji muluk Korea Selatan. Indonesia selalu tulus dan lurus dalam pergaulan dunia. Tapi perjanjian kerjasama dengan Korsel makin memperlihatkan mereka hanya mulus diawal, berliku2 dan terjal dlm perjalanan. Tidak hanya KFX tp jg soal kapal selam mulai plin plan. "Selamat anda tertipu" mungkin inilah tepatnya setelah berjalannya perjanjian ini