HANUD-(IDB) : Melihat perkembangan persenjataan yang
terjadi disekitar RI dan aspek lain yang mengikuti seperti kebutuhan
akan penting kekuatan pertahanan demi menjaga keamanan domestik dan
menjaga keutuhan kedaulatan dari ancaman yang muncul karena perkembangan
situasi yang dinamis.
Menyusul kampanye modernisasi kekuatan militer RI
sesuai pedoman Minimum Essential Forces (MEF), ketiga matra TNI pelan
namun terarah sudah mulai menunjukan adanya perubahan dalam alutsista
masing2 matra.
TNI AU sudah memiliki proyek pembelian T-50 GE, Airbus C295,
SuperTucano, dan lainnya, TNI AD sedang menjajaki pembelian 8 unit AH 64
D Apache Longbow, 114 biji Leopard dan 50 IFV Marder, Rudal StarStreak,
dll kemudian TNI AL masih berkutat dengan program penambahan KCR,
Frigate, Kapal Selam, selain itu uji coba rudal Yakhont juga ikut
menambah daya serang TNI AL.
Mari kesampingkan dulu ribetnya proses
pembelian alutsista canggih untuk TNI, yang baru wacana saja udah banyak
yang protes dan koar2.
Federasi Rusia melalui perusahaan penjualan
senjata Rosoboronexport sudah menawarkan kepada TNI dan Kemhan
alutsista Rudal anti serangan udara jarak pendek Pantsyr-S1 dan jarak
menengah S-300.
Kebutuhan akan modernisasi untuk sistem pertahanan udara
nasional sudah sangat layak untuk segera di lakukan, Pantsyr-S 1
(NATO: SA-22 Greyhound) memiliki kemampuan maut untuk menangkis berbagai
jenis senjata: pesawat tempur, helikopter, roket, peluru kendali,
precision-guided munition hingga UAV. Pantsyr S1 juga bisa
menghancurkan light-armoured ground targets.
Dibanding saingan
sejenisnya, Tunguska M1 (NATO SA-19 Grison), diperkirakan Pantsyr-S1
lebih presisi akurasinya karena menggunakan sistem yang lebih baru
seperti Sistem pertahanan dan persenjataannya dapat diaktifkan dalam
beberapa mode frekuensi serta mampu beroperasi pada multimode adaptive radar-optical control system. Pantsyr-S1 juga didesain untuk menghancurkan target berkemampuan high-precision weapons.
Pansir penggerak rantai |
Spesifikasi umum Pantsyr-S 1 :
Produsen : KBP Instrument Design Bureau, Tula. Dirakit oleh Ulyanovsk Mechanical Plant, Ulyanovsk, Rusia.
Power : Mengangkut 2 rudal 57E6 Surface
to Air dengan hulu ledak 16 kg, berat 65kg , kecepatan maksimum 1,1 km/
detik, daya jangkau 1 – 12 km.
Mobility : bisa dipasang di truk The Ural-5323 8×8 atau di kendaraan lapis baja berantai (tracked).
User : Rusia, Uni Emirate Arab, Suriah.
Tepat rasanya bila TNI mampu memiliki
alutsista pertahanan udara ini, selain mengganti persenjataan hanud yang
udah usang, Pantsyr-S1 makin menambah kepercayaan diri Arhanud TNI
dalam melindungi kedaulatan udara nasional dan backup pendukung
pergerakan kavaleri lapis baja.
Jika TNI berminat memboyong beberapa
Pantsyr-S1 sebaiknya memilih 2 platform sekaligus, menggunakan roda biasa
(truk) untuk digunakan ditempat2 dengan kondisi medan mudah dijangkau
seperti perkotaan dan kendaraan berantai (tracked) untuk dengan medan
yang sulit.
Selanjutnya ke Alutsista yang berlevel
lebih tinggi sehingga bisa memberikan efek deterens ke lawan meski
senjatanya belum digunakan. Sistem pertahanan udara Jarak Jauh/Menengah,
S-300.
Rosoboronexport Rusia juga sudah menawari RI untuk membeli S-300
nya, meski masih belum ada tanda2 persetujuan Kemhan dan TNI untuk
memasukan ke dalam daftar belanja MEF. Pemerintah RI sudah pernah
belajar bahwa untuk mengcover wilayah udara RI tak cukup dengan
upgrading dan penambahan Radar canggih.
Apa artinya bila kita memiliki
mata dan telinga yang tajam, namun tidak memiliki tangan dan kaki untuk
bertindak. Jangan sampe Indonesia kecolongan lagi seperti insiden F-18 Amerika yang se enak udelnya ngubek-ubek kedaulatan udara RI diatas pulau bawean.
Melalui TNI AU dengan armada F-16 memang masih diandalkan untuk
menghalau kucing nyasar, tapi sampai saat ini peran Arhanud masih minim,
belum terdengar kabar apapun tentang sepak terjang Arhanud dalam
menghalau ancaman udara asing.
Cukup dimaklumi karena persenjataan
Arhanud sudah sangat perlu di restorasi. Selain ancaman pelanggaran
udara, Arhanud juga diperlukan untuk melindungi pergerakan satuan darat
seperti Tank Leopard 2A6,Heli Serbu MI-35, MLRS, Skuadron UAV dan
artileri medan. Kehadiran Pantsyr-S1 rasanya belum cukup mengcover
semua, adanya sistem rudal jarak menengah/jauh bisa memberikan daya
lindung yang lebih maksimal.
Ada banyak varian S-300 yang ditawarkan
rusia, beberapa kandidat seperti S-300P (NATO : SA-10 Grumble), S-300P/M
(NATO : SA-10d/e), S-300 F (NATO :SA-N-6) atau bila mau bisa sekalian
ambil varian terbarunya, S-400.
Saking hebatnya kehadiran S-300, Ibukota
Rusia, Moscow menempatkan sekitar 80 baterai S-300 untuk melindungi
penduduk dan aset-aset berharga di Ibukota.
Sedang untuk menjaga
perbatasannya, Rusia mengandalkan pasukan S-400 nya. Terbukti, lengkapnya perlindungan udara Rusia di segala penjuru wilayahnya membuat
ekspansi NATO ke Eropa Timur tak akan mudah.
Untuk memperkuat sistem
pertahanan nasional serta memberikan efek deterens bagi pihak yang ingin
mengganggu kedaulatan NKRI, baterai-baterai S-300 bisa ditempatkan di titik-titik
vital, seperti Ibukota RI, Perbatasan Malaysia di Kalimantan, Perbatasan
Australia di NTT dan Merauke, dan sebagainya menyesuaikan dengan
tingkat ancaman yang ada.
Asal ada kemauan kuat, dukungan dari
semua elemen di tanah air, upaya untuk memiliki sistem pertahanan udara
handal bukan hal mustahil, uang kalau dicari pasti ada tinggal aspek
politicalnya. Jika Iran memiliki hambatan untuk memiliki S-300 karena loby
Israel di Rusia, Indonesia sepertinya juga akan memiliki hambatan dari
Paman SAM demi menjaga keunggulan militer anak angkatnya, Singapura.
Kehadiran Pantsyr S1 dan S-300 dalam jajaran alutsista RI jelas akan
meningkatkan Arm race di kawasan ASEAN dan mengubah strategi
geopolitik negara kawasan. Pihak yang paling getol merespon pastinya
Malaysia dan Singapura, uji coba roket RHAN lapan saja bikin mereka
berkeringat.
Bisakah TNI memiliki sistem pertahanan udara yang capable
dan unggul, kita tunggu saja......!!!!
hihihihi...., TS copypaste melulu..
BalasHapusSUDAH JANGAN BANYAK MIKIR AMBIL SAJA S 300/400 KESEMPATAN GA DATANG DUA KALI,RUSIA/UNI SOVIET ITU TEMAN SEJATI TDK BERMUKA DUA,.
BalasHapusSetuju dg uraian di artikel ini, padat, stright to the point, namun jadi pertanyaan adalah ;
BalasHapus1. Bukankah roket RHAN -122mm sudah di produksi ribuan unit?
2. Dg sistim rudal Hanud yg dimaksud?, mungkinkah rudal SA-2 Guideline eks Russia di re furbish seperti yg di punyai Belarusia.? Atau Rudal Rapier eks BaE kalau "Hidup" lagi kan lumayan, padahal teknology sdh dikuasai SDM kita yaitu memproduksi Propelan yang sudah dikuasai LAPAN dan sdh terbukti dpt meluncurkan roket.
3. Apakah dlm wacana perkuatan Hanud tidak dilengkapi early warning radar lagi? Atau bertumpu pada FCS dari rudal sudah mumpuni?
Mengingat radar kita belum terintegrasi secara penuh dan juga masih ada daerah pengamatan yg masih bolong.
Arhanud memang harus mempunyai senjata ini Pantsir S1 dan varian tanknya serta S400 rusia jangan mau dikasih yg S300nya...
BalasHapusrepot....kalo pemerintah mau, pasti sdh dibeli.... percuma berkoar-koar, setau sy buatan rusia punya kelemahan dalam menangkis rudal yg datang, bisanya mengejar (rudal sdh lewat) mending buatan prancis karena memang bisa dibuat untuk menghadang rudal lawan....terbukti
BalasHapusrusia punya keunggulan mumpuni di bidang tehnologi missele defence anti serangan udara terbukti waktu cold war pesawat mata 2 america terbang tinggi melewati kota moskow di tembak jatuh ,kembali ke indonesia mau akusisi alutsista alaa changbogo class asal perut mirip kasur tepat sekali atau sebaliknya ,s400 demi keutuhan nkri kebelakang .prediksi gak mungkin s400 ,kemungkinan besar s teller biasa penjilat haha....
BalasHapusPemerintah kita kayanya lagi dilema, antara milih barat ato timur. klo diliat liat condong ke barat, karena hanya sedikit tawaran rusia yang digubris. mungkin pemerintah beranggapan klo ketimur hanya memenangkan teknologi pertahanan yang bisa ToT. juga dinegara timur banyak perekonomianya kurang mumpuni. tp klo pemerintah kita menengok ke barat kita selalu dipermainkan, dianaktirikan, bahkan terkadang diembargo. Intinya pemerintah kita liat kebarat untuk jangka panjang. klo ketimur pasti hanya dapat sistim pertahanan. itupun jangka pendek dan tidak termasuk kerjasama ekonomi. Padahal yang dikejar saat ini oleh pemerintah adalah perekonomian. klo menurut saran pribadi saya, mending kita liat ke timur yang memang dapat diandalkan. masalah perekonomian kita dapat bekerjasama dengan negara timur yang memiliki terknologi canggih seperti, kita dapat mengeksploitasi uranium dalam negri dengan bekerja sama dg rusia. atau kita beli semua saham freeport. memang sedikit berat, tp bisa untuk jangka panjang. Ini pendapat pribadi saya. mohon maaf bila ada kesalahan, disini kita diskusi aja!
BalasHapustepat sekali tapi menurut pengamatanku bicara economi barat sudah ambruk .bayak kota kota gak bergerak bermunculan di america bahan pokok naik saban jam itu untuk pertama kalinya setelah perang dunia ke 2 ,malah indo sekarang jadi penyalamat economi anak2 sekutu ,singapore ,malaysia .thailand spending hebat di bidang perdangan ,permasalahanya bukan di bidang economi tapi penguasa sekarang trikat perjajnjian sebelum berkuasa anda bellom tahu apa isi perjajnjian itu.dan data 2 krupsi ada di barat dan jangan heran pemerintah bak sapi di pegang hidungnya sedangkan sekutu pontang panting menekan demokrat segara bukak perdangagan bebass .
Hapusmantaps... s-400 sekalian...
BalasHapusAno 11.43 tawaran ano simpatik dan wajib dihormati.
BalasHapusKondisi skrg, secara riil, Russia dan China yg kuat secara menyeluruh.
Yg militer, industri, ekonomi dan keuangan mungkin akan disusul India.
Sedangkan As dan Erop sdg dirudung malapetaka akibat sistim kapitalis yg mengutamakan perdagangan derivatief. Sebagian besar Eropa sdg kesulitan keuangan, AS apalagi dimana biaya pemulihan dan hasilnya sd skrg blm kelihatan. Utang dagang AS ke China besar, entah kapan dpt di bayar.
Russia sejak 8 thn yg lalu sdh berusaha mengajak Indonesia untuk bersama -sama membangun kerjasama yg saling menguntungkan, namun sampai skrg blm ada sikap yg tegas dari kita.
State Credit 1 milyard dollar yg diberikan lsg oleh Presiden Putin untuk pembelian alutsista juga tdk sepenuhnya di optimalkan oleh kita.
Pem malah tetap memakai fasilitas Kredit Eksport untuk pengadaan Alutsista dari Russia.
Russia skrg bukan Russia jamaan Komunis, atau jaman Glassnost dan Perestroika. Russia skrg lebih modern, lebih terbuka, dan kekuatan ekonomi sangat kuat, sehingga di dunia skrg tinggal Russia dan China yg mempunyai kekuatan bagaikan raksasa baru.
Oleh krnnya tergantung pd kebijakan dan kecerdikan kita untuk memanfaatkan hubungan baik bagi keuntungan kedua belah pihak dan kesejahteraan negri kita.
Menurut keterangan pemerintah berita yg sudah lama bahwa state kredit itu 'khusus utk 3 Kilo' tidak bisa digunakan utk produk lain..... Kilo krn termasuk alat strategis tdk mungkin diberikan ToT atau joint production shg melirik Kapal Selam yg lain meskipun akhirnya 'alot' utk detile ToT..... Memang penting ToT kapal selam krn sedikitpun kemampuan rekayasa ataupun kemampuan teknologi perakitan kita tidak bisa "sama sekali"....harap maklum n sabar
Hapussepertinya saya familiar dengan gaya menulis artikel diatas...hehehe
BalasHapusanda bella negara atau sebaliknya anas dan kawan 2 ??? maaf hanya tayak
Hapussetuju, dengan pemaparan oleh penulis di atas, mengingat karakteristik wilayah rusia merupakan sebagian besar wilayah daratan sedangkan karakteristik wilayah indonesia adalah negara kepulauan jumlah 80 sebagaimana yang dimiliki rusia utk ditempatkan di sekitar ibu kota negara dan obyek2 vital, sangatlah kurang bagi indonesia, jadi di data terlebih dahulu tempat2 atau lokasi2 di setiap ibu kota negara, propinsi, kota dan kabupaten serta obyek2 vital untuk ditempatkan baterai dan rudal S 300 serta pantsyir, jangan lupa juga daerah perbatasan kita juga perlu, apakah indonesia juga akan menempatkan S 300 untuk di sekitar perbatasan atau kah S 400 dan serta pantsyir ?
BalasHapusmau tidak mau bicara jujur demi keutuhan bangsa s 400 harus segera di belli di akusisi demi langgeng nya nkri ke belakang,s 400 daya getarnya luar biasa dan sudah di pastikan tukang goyang nkri bakal mikir 1000 kali.
BalasHapus"kita berkaca ke timur tegah israel unggul di udara air supermasi ,ampun ampun meloby moskow ,missile s300 tidak di jual ke sriyah dan sudah di pastikan s300 jatuh ke tangan al asad .ke unggulan di udara israel tidak berguna aliass percuma jet tempur ,uav bakal seperti mainan di atas mejaa .
OEIII LOE KEBANYAKAN MABOK CUCIAN BERAS????EMANG SIAPA BELI GINIAN?????PILIHAN KITA DARI PENGALAMAN CUMA YG CEMEN DOANG...JANGAN KEBANYAKAN NGAYAL KENAPA...TUH PKR ODONG2...FREGAT GAK JELAS...KALAU SELERA BAGUS YA DE ZEVEN PRUVICIEN...KITA INI CUMA ECEK2 GAK JELAS...JANGAN KEBANYAKAN BUAT WET DREAM
BalasHapusboleh ajahhh anda gomong begitu tentu tidak dapat di tiru dan bodoh tak tahu malu ,wake up brooo anda mau suksess harus di lantari ,bangun pagi bukan molor tidur pagi .kita harus percaya diri dan igat jangan asal bicara kalau buata informasi itu tolol di kasih tahu orang .di liat dari ocehan anda jellas pemalas !!yaitu gak pantas di tiru pemalas bisanya yabu haha...ini kerbau duguu sok pintar kwkw...
Hapusano 13,45 englist terrus bicara ,lahir di new york atau london ,jangan 2 lulussan pulau gebang ,your englist blepotan broo .stop thingking speak englist .hehe...
HapusMenurut aku kita beli sekalian persenjataan Barat dan Timur. Itu Solusi cerdas. Dgn demikian kita akan tau kelemahan teknologi barat dan timur. Sehingga klo kita udah punya persenjataan yang lengkap paduan Barat-Timur Kalo seandainya perang kita sudah tau scra tidak langsung kelemahan lawan. Karena paling tidak senjata lawan kita cuman bikinan barat ataupun Timur . Kan kita makai juga. Untuk S300- S400 ini tawaran Rusia ya Rugi kalo gak beli. Nanggung lah . Kalo yang ini benar2 bisa buat efek getar lbh dari sekedar Apache. Nah raih aja kesempatan ini
BalasHapusklo kelamaan gk di ambil, malah keduluan tetangga sebelah. ntar klo uda diambil duluwan pemerintah kelabakan cari roket yg sebanding. sedangkan belum ada yg menyamai s 400.
BalasHapusiya bung Justin benar. Lebih baik kita padukan pertahanan ALutsista kita dg barat dan timur. Gak banyak negara yang punya alutsista perpaduan 2 Kiblat. Ya beruntunglah Indonesia negara yang menganut Non Blok apapun. Sehingga posisi ini membuat Indo diterima di negara manapun. Hanya kita yang seberuntung itu lho. Ingak2.! Beli Alutsista Barat dan Timur Bikin kita unggul.
BalasHapusPengalaman dari dulu sampai sekarang klo beli alutsista dari blok barat selalu dilecehin mas broo..ya embargo suku cadanglah,ya senjata kw2 lah(beda sama tai,singa dan ausi)...
HapusBoleh pada ngimpi, asal jangan pada ngompol (Ingat kata-kata bijak dari (Slebor El Kidon)
BalasHapusano 13.45
BalasHapusngigo kali ya...
klo marah ya sama yg beli pkr, sama ks changbogo yaa..sama yg punya duit. Klo marah sama ano2 di sini sama aja...percuma... Sampeyan tu jg mimpi di siang bolong. Cuci muka dulu sono...
Russia equipment akan datang setelah apache & F 16second tiba.
BalasHapusPerasaan ane pernah baca ini artikel udah lama deh cuma lupa lagi link nya.hehehe
BalasHapusPasti terwujud deh..amin amin amin... positip thingking aja..di amini aja..kalo toh gak jadi juga gpp.. masih bisa buat sendiri.R-han 122 platform truk REOT..egh salah "REO..." alon2 tur kelakon.
BalasHapusAno 13:45 MERDEKA..BUNG MERDEKA.>!!!!!! HOROTOYOhhh Kono... sssttt berisik..sana cuci kaki cuci tangan..bobok
"Hihi... Coment nya pade ngeri top semua, tp pemangku kuasa negeri ini punya niat apa gak ya untk beli S400.????
BalasHapussaya sangat setuju bila kekuatan negara kita diperkuat dengan s-300/400. sudah saatnya kita berani ambil keputusan mesikpun banyak tantangan dari negara lain tapi demi maslahat dan harga diri rakyat Indonesia
BalasHapusAnalisis dari penulis ini sdh pernah direalese di blog lain alias copypaste,cma komen yang masuk di blog laen bisa dihitung dg jari,beda dg IDB komen2 bisa masuk banyak dan seru. Alutsista utk NKRI memang lebih baik kombinasi barat dan timur,cma kalo dilihat ke timur kayaknya pemerintah kita malu2 takut,kalo mau ngotot tetap beli pasti dikasih apalagi sdh ditawari dari produsennya rusia. Cma kalo pejabat kita nih sdh dikenal negara produsen barat doyan duit/uang,jd diiming imingi ada komisi langsung diambil,beda dg rusia dijamin bikin kurus tu rekening pejabat yg berkaitan. dikasih kilo,malah cangbogo,ntar dikasih sukhoi 35BM malah pilih F16 bekas,apalagi S300/400 bisa2 yg dipilih rudal hanud bekas pakai negara barat dg info di upgrade. Hadewww...nasib...nasib...
BalasHapusBuat apa s300, atau pathsir kalo ternyata ada pelanggaran yg di lakukan oleh amrik tp kita tdk berani tegas......Saya jamin kalau yg sekarang ini tdk berani tegas sama amrik....siap siap di embargo kalau berani.......mungkin aja f 16 bekas itu sebagai imbalan untuk mendapat akses yg lbh leluasa pengunaan wilayah udara nkri
BalasHapusYou may dream but do not wet on your bed (Slebor El kidon)
BalasHapusapkh amrik sgitu bodoh'y kasi hibah f16 bekas bgitu sj? mereka yg bikin n tanpa kita tau bisa sj mereka pasang satu alat di dlm pswat tsb yg bisa matiin sistem radar ato missilenya dari jauh,tau2 jatoh aj tu pswat.
BalasHapusManstap jack...
BalasHapusYg aku tau mereka lebih pintar dan lebih tau dr kalian smua di sini,,kalau kalian lebih pintar dan lebih tau kalian sudah di sana ikut tanda tangan kontrak hahahahah...sory jack....
Yg pasti pak jendral aku percaya padamu...
Sepertinya rusia tdk main-main dlm membina hubungan strategis dgn indonesia tinggal indonesia yg msh terlalu sombong utk menerima ajakan rusia atau krn mental para tukang proyek. Tdk spt india atau cina yg tahu akan peluang itu shg mereka bisa mjd negara maju di bid teknologi militer. Rusia tahu posisinya lg terjepit mereka butuh teman strategis dan pemain regional spt indonesia utk mendukungnya tinggal bagaimana indonesia bisa memanfaatkan peluang tsb.
BalasHapusPejabat indonesia tuh lebih mengutamakan duitnya bukan negaranya yang dipikirin nomer 1. Beda dengan cina,india,pakistan,atau bahkan singapore dan australi negara benar2 nomer 1. Karena sejak orde baru lahir sdh salah didikan,yang dibangun pembangunannya dulu,dan bukannya manusianya dulu yg dibangun (mental).
BalasHapusBos sebagai bekas korban rusia di mana faham komunis indonesia berkiblat ke unisoviet yg hampir menguasai indonesia tentu indonesia akan berhati2!!!
BalasHapusIndonesia bukan korban Rusia tapi korban Amrik (CIA) yg gerah dgn kedekatan RI-Rusia(Uni Sovyet)-China,ente2 masih pd prcya dgn sejarah yg diplintir orba ye? Jadul ente..
BalasHapusSejarah membuktikan kenapa Bung Karno namanya mendunia...karena dia lebih membela harga diri daripada apapun..akui saja..dan dia hanya mau bersahabat dengan negara2 yg memang mau menghargai negara RI ini..apakah anda sekalian masih mau menutup mata atas hal ini??
BalasHapusYang lebih cerdas adalah bagaimana kita memanfaatkan peluang yg ada. Tidak perlu melihat masa lalu krn kita berdiri sekarang untuk masa depan. Rusia dan cina dulu sempat tegang tapi sekarang mereka memiliki perjanjian strategis mungkin krn sama-sama seperjuangan. Jepang, jerman dan italia dulu negara facis dan musuh sekutu tapi sekarang mereka malah pro barat. Kita tidak perlu harus condong ke timur, lebih bagus masih bebas aktif dgn terus mencari peluang yg ada. Tidak perlu ikut-ikutan ke kiri atau ke kanan. Worst thing nya adalah bila timbul perang, kita akan sendirian tdk ada yg bela makanya berani sendiri dan bisa dihormati oleh setiap negara, Indonesia harus kuat di segala bidang, hankam, ekonomi dan politik
BalasHapusJusteru keTIDAKCERDASannya adalah kita yg dijadikan peluang bukan kita memanfaatkan peluang..."apakah anda sekalian masih mau menutup mata atas hal ini?"
BalasHapusApakah tuan2 sekalian masih belum melihat ke arah mana Dunia ini akan di arahkan oleh Amrik cs..??? Dengan telunjuknya dengan powernya kearah 1 mata dalam Satu Tatanan Dunia Baru...sebuah orde dunia tanpa Tuhan tapi Paganistik...apakh masih menutup mata??
BalasHapuspantsir bisa juga di pasang dikapal-kapal perang nya ankatan laut tidak perlu pake cws atau oto melara tuk menagkis serangan udara/rudal musuh yg rentan enbargo dari tuan mener,...itupun kalau para jendral nya pada pinter.
BalasHapusSetuju banget. Pertahanan udara utama yang modern sekarang ini selain mengandalkan fighter interceptor semacam Flanker juga mengandalkan sistem pertahanan udara darat berlapis yang terintegrasi (IADS) yang terdiri dari :
BalasHapus Lapis 1 area defence berupa sistem radar dan rudal SAM jarak jauh anti pesawat udara, anti rudal jelajah, anti rudal ASM, bahkan juga anti rudal balistik. Jarak jangkauan 300-400 km, dan dapat mengunci dan membidik lebih dari satu sasaran. Mobilitasnya tinggi karena dipasang di atas kendaraan. Contohnya adalah sistem Patriot dari AS, dan famili S-300/400/500 dari Rusia.
Lapis 2 berupa sistem radar dan rudal SAM jarak sedang jangkauan 1,2-16 km untuk merontokkan sasaran yang lolos dari Lapis 1, termasuk bom pintar (smart bomb). Mobilitas juga tinggi karena dipasang di atas kendaraan. Contohnya adalah Pantsir atau Tor-M1 / SA-15 Gauntlet dari Rusia.
Lapis 3 adalah pertahanan terakhir point defence berupa sistem Manpads dan meriam seperti QW-3 dan Contraves 35 mm.
Bagi yg ingin tahu lebih jauh, lihat :
http://www.ausairpower.net/APA-S-400-Triumf.html
http://www.ausairpower.net/APA-S-300PMU2-Favorit.html
http://www.ausairpower.net/APA-96K6-Pantsir-2K22-Tunguska.html
Perlu dipikirkan pula apakah nanti dibawah komando TNI AD atau TNI AU. Saya cenderung ke TNI AU lebih strategis terintegrasi dengan Kohanudnas.
Pusat pemerintahan dan komunikasi seperti Jakarta dan sekitarnya, pangkalan udara utama seperti Iswahyudi dan Makasar, serta pangkalan armada seperti Surabaya seharusnya dilindungi oleh sistem pertahanan udara berlapis yang terintegrasi (IADS). Sistem ini bersifat defensif murni. Akan tetapi karena mobilitasnya tinggi, sistem ini bisa menjadi ofensif-defensif misalnya bila didorong ke Kupang, atau kep. Bintan/Natuna. Vietnam sudah punya S-300, kapan kita punya?
Saya setuju dengan TNI meng-akuisisi rudal s-1 dan s-300 minimal 5 baterai kekuatan batalyon arhanudse TNI.AU,bersamaan dengan penambahan su-35 bm,namun sekarang tergantung keputusan Saudaraku Panglima TNI,Menhan dan Saudaraku komisi I DPR RI dari F.PAN.Harapan kami dari rakyat semoga kita dapat belajar dari blackflight F.18 ternyata arhanudse kita masih kecolongan dan hal ini amat sangat memalukan harga diri kita sebagai bangsa yang berdaulat.
BalasHapusBeli S300 1 aja cukup... Terus kita kembangkan sendiri jadi S800.
BalasHapusApa yang saya bisa lakukan untuk melindungi Dan memajukan Indonesia...? Saya punya niat yang kuat... Saya akan lakukan apapun..
BalasHapus