JAKARTA-(IDB) : Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marskal Madya Azman Yunus,
mengatakan pesawat tanpa awak yang ditemukan oleh nelayan di perairan
Pulau Pucung, Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Bintan, Kepulauan
Riau, Senin 12 November 2012, bukan pesawat mata-mata. "Itu sudah
dipastikan pesawat target," kata Azman saat berbincang dengan VIVAnews.
Menurut Azman, pesawat target yang ditemukan seorang nelayan bernama Mukri itu memiliki panjang sekitar 2,5 meter. Sementara rentang sayapnya sekitar 2 meter. Badan pesawat didominasi warna merah, sedangkan sayapnya dominan warna kuning. Selain itu ditemukan juga sebuah parasut.
Pesawat target, Azman menjelaskan, merupakan sasaran tembak dalam sebuah latihan. Pesawat tersebut biasanya dijatuhkan dari pesawat terbang, kemudian dijadikan target tembak dari kapal atau dari bawah. "Makanya ditemukan juga parasut. Kalau pesawat mata-mata pakai mesin, tidak pakai parasut," papar dia.
Keyakinan bahwa benda ini merupakan pesawat target juga diketahui dari tulisan yang tertera. Pada pesawat itu, tertera tulisan "target drone". Selain itu, ada juga atulisan "Banshee" pada badan pesawat ini. Meski demikian, hingga kini belum diketahui pesawat target milik siapa yang ditemukan itu. "Kami belum tahu, bisa saja punya kita, atau bisa juga punya Malaysia," kata Azman.
Menurut Agus, pesawat tersebut belum tentu milik TNI AU. Bisa saja pesawat itu berasal dari luar wilayah Indonesia. "Mungkin (pesawat itu) dari negara lain. Nanti saya cek dulu pokoknya," kata Agus.
Agus menjelaskan, pertahanan Indonesia memang harus mewaspadai pesawat-pesawat tanpa awak seperti ini. Apalagi jika pesawat tanpa awak itu difungsikan untuk mata-mata. Tentu akan berbahaya untuk keamanan negara.
Namun sayangnya, upaya untuk mendeteksi pesawat-pesawat tanpa awak di wilayah Indonesia sedikit terhambat. Radar pertahanan Indonesia tidak bisa mendeteksi pesawat-pesawat yang terbang sangat rendah. "Radar kita ketinggian. Kalau pesawat tanpa awak itu diterbangkan hanya 100 meter di atas permukaan laut, pasti tidak akan terdeteksi. Oleh karena itu pesawat-pesawat seperti ini harus kita waspadai terus," kata Agus.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Maskal Madya Azman Yunus, memastikan pesawat yang ditemukan itu bukanlah pesawat mata-mata. Pesawat ini merupakan pesawat target. Biasanya, pesawat ini dijatuhkan dari pesawat dan kemudian dijadikan sasaran tembak dari bawah.
Menurut Azman, pesawat target yang ditemukan seorang nelayan bernama Mukri itu memiliki panjang sekitar 2,5 meter. Sementara rentang sayapnya sekitar 2 meter. Badan pesawat didominasi warna merah, sedangkan sayapnya dominan warna kuning. Selain itu ditemukan juga sebuah parasut.
Pesawat target, Azman menjelaskan, merupakan sasaran tembak dalam sebuah latihan. Pesawat tersebut biasanya dijatuhkan dari pesawat terbang, kemudian dijadikan target tembak dari kapal atau dari bawah. "Makanya ditemukan juga parasut. Kalau pesawat mata-mata pakai mesin, tidak pakai parasut," papar dia.
Keyakinan bahwa benda ini merupakan pesawat target juga diketahui dari tulisan yang tertera. Pada pesawat itu, tertera tulisan "target drone". Selain itu, ada juga atulisan "Banshee" pada badan pesawat ini. Meski demikian, hingga kini belum diketahui pesawat target milik siapa yang ditemukan itu. "Kami belum tahu, bisa saja punya kita, atau bisa juga punya Malaysia," kata Azman.
Panglima TNI: Radar RI Sulit Deteksi UAV Yang Terbang Rendah
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, mengaku belum menerima laporan penemuan pesawat "target drone" di perairan Pulau Pucung, Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Bintan, Kepulauan Riau, Senin pagi 12 November 2012. TNI Angkatan Udara belum melaporkan penemuan itu.Menurut Agus, pesawat tersebut belum tentu milik TNI AU. Bisa saja pesawat itu berasal dari luar wilayah Indonesia. "Mungkin (pesawat itu) dari negara lain. Nanti saya cek dulu pokoknya," kata Agus.
Agus menjelaskan, pertahanan Indonesia memang harus mewaspadai pesawat-pesawat tanpa awak seperti ini. Apalagi jika pesawat tanpa awak itu difungsikan untuk mata-mata. Tentu akan berbahaya untuk keamanan negara.
Namun sayangnya, upaya untuk mendeteksi pesawat-pesawat tanpa awak di wilayah Indonesia sedikit terhambat. Radar pertahanan Indonesia tidak bisa mendeteksi pesawat-pesawat yang terbang sangat rendah. "Radar kita ketinggian. Kalau pesawat tanpa awak itu diterbangkan hanya 100 meter di atas permukaan laut, pasti tidak akan terdeteksi. Oleh karena itu pesawat-pesawat seperti ini harus kita waspadai terus," kata Agus.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Maskal Madya Azman Yunus, memastikan pesawat yang ditemukan itu bukanlah pesawat mata-mata. Pesawat ini merupakan pesawat target. Biasanya, pesawat ini dijatuhkan dari pesawat dan kemudian dijadikan sasaran tembak dari bawah.
Sumber : Vivanews
http://en.wikipedia.org/wiki/Meggitt_BTT-3_Banshee
BalasHapusMeggitt Banshee itu nama resminya, buatan inggris dan di lihat dari moncong uav tersebut ini merupakan rancang ulang pada tahun 2006,tetapi setau saya negara tetangga kita sebelah utara tidak memiliki pesawat target tersebut,,
BalasHapusMeggitt BTT-3 Banshee.
BalasHapusbisa jadi dari pangkalan Udara Inggris di Penang, Malaysia.
klo menurut pendapat saya, terlepas menurut pendapat beliau di atas, ini ada unsur disengaja!, semacam simulasi tes, untuk mengetahui sejauh mana sistem pertahanan negara kita khususnya dalam melacak atau menembak jatuh pesawat tanpa awak, mudah mudahan tni telah mengantisipasinya, saya berkeyakinan pesawat ini tidak akan ada yang mengaku miliknya!, karena ini bagian daripada strategi yang matang dan direncanakan!?,klo dilihat dari pendapat sebelumnya, jelas jika ini memang benar pesawat tanpa awak milik salah satu perusahaan yang ada dinegara inggris, kita tahu bahwa inggris dan negara tetangga sebelah merupakan suatu kesatuan yang tergabung dalam kelompok (lupa lagi saya nama kelempoknya), yang jelas bila tetangga sebelah diserang maka anggota yang termasuk kelompok ini akan membantunya.
BalasHapus