Kamis, September 13, 2012
20
JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dengan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen  TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip dan Kepala Bidang Opini Pusat Komunikasi Publik (Kabid Opini Puskom Publik) Kemhan Kolonel Arh Sugandi Agus, Rabu (12/9) menerima kunjungan Kuasa Usaha Jerman untuk Indonesia Mrs. Heeidrun Tempel, di Kantor Kemhan Jakarta. 

Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan menyampaikan rencana kunjungan kerja High Level Committee (HLC) ke Jerman untuk bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) baik pabrik Rheinmetall maupun Grob dan tim HLC akan meninjau kesiapan produksi lainnya dari kedua pabrik industri pertahanan Jerman di Frankfurt minggu depan, pihak kedutaan besar Jerman akan membantu menginformasikan rencana kunjungan kerja ini kepada pihak-pihak terkait di Jerman, baik pihak industri pertahanan yaitu pabrik  Rheinmetall dan Grob maupun pemerintah Jerman.

Terkait dengan pembelian sejumlah 103 unit Main Battle Tank (MBT) Leopard, Tank jenis Marder 1A3 sebanyak 50 unit dan Tank pendukung 10 unit, Wamenhan menyampaikan bahwa pihak Rheinmetall akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012. Wamenhan juga mengungkapkan pihak Rheinmetall telah mempersiapkan pengiriman perdana Main Battle Tank (MBT) Leopard sesuai dengan target Kementerian Pertahanan tetapi terdapat beberapa hal terkait administrasi dan logistik yang perlu diselesaikan oleh pihak Rheinmetall dengan Kementerian Pertahanan. Dengan demikian Main Battle Tank (MBT) Leopard dapat tiba di Indonesia pada awal November 2012 bertepatan dengan pameran Industri pertahanan Indo Defence 2012.

Menanggapi hal tersebut, pihak kuasa usaha Jerman akan membantu pihak Indonesia dalam hubungan Government to Governmen


Sumber : ARC

20 komentar:

  1. Mantabbbbb merinding w dengernya sekali beli 150 main batle gila baru ni takjub w,gini seharusnya pmerintah dari dlu,nkri harga mati jadi inget pak jendral patok lo geser w sikat

    BalasHapus
  2. Mantaaapp..semakin banyak alutsista,semakin sering TNI kita berlatih dgn alat Modern..
    Semboyan " Kami tidak Hebat, tetapi kami Terlatih " akan menjadi nyata & bukan hanya jd semboyan semata.
    Kabar Kilo nya gimana nie Pak.?
    BRAVO TNI..

    BalasHapus
  3. Buat apa beli tank tsb?
    Kalou indo takut perang..
    Indo hanya berani nembak rakyat sendiri...
    tapi kalou sama negara lain indo takut perang

    BalasHapus
  4. siapa bilang Indonesia takut perang?
    jangan berpikiran polos seperti anak kecil bro...
    untuk beberapa tahun yg lalu kita belum mau berperang walau di lecehkan oleh negara lain karena alutsista kita masih diembargo, ekonomi masih amburadul gara-gara krisis moneter...
    biaya perang itu ratusan triliun bro..
    lebih baik kita tahan amarah kita dan gunakan uang puluhan triliun itu untuk membeli alutsista dan hasilnya bisa dilihat sendiri kan bro untuk th. 2010-2014 saja sudah
    berapa pesawat tempur yg dibeli?
    berapa puluh heli yg dibeli?
    berapa puluh peswat angkut yg kita beli?
    berapa kapal selam yg dibeli?
    berapa kapal perang modern yg dibeli?
    berapa ratus tank yg dibeli?
    berapa MLRS yg dibeli?
    berapa ratus misil yg dibeli?
    berapa proyek besar yg dibina?
    berapa industri strategis yg mulai bangkit?
    berapa pos TNI baru yg didirikan?
    berapa kenaikan kesejahteraan untuk prajurit TNI?


    lihatlah negara yang dulu pernah mengusik Indonesia,
    sekarang (2010-2014)mereka beli apa?
    A400M 1 biji aja kan?

    5 tahun kedepan apa "negara sebelah" yg dulu sok-sok.an itu masih berani melewati batas wilayah NKRI?


    hahahaha... tulisan saya bukan mau melecehkan negara sebelah lho :D

    BalasHapus
  5. dan kita sekarang sudah menunjukan ketegasan dengan melakukan latihan militer di natuna mendirikan batalyon di pulau terluar...
    TNI itu siap berperang kapanpun bro :D

    BalasHapus
  6. yg bilang Indo takut berperang adalah KORBAN MEDIA ...
    HAHAHA

    kalau kita lihat berita-berita dari media itu ya mbok dicerna dulu...
    jangan polos main percaya aja...
    dasar bocah...
    lu kagak tau kan media itu penuh dengan unsur politik...
    upsss...

    sekarang lihat saja jika ada keburukan di pemerintahan Indonesia aja MEDIA RIBUTNYA SETENGAH MATI!
    Tapi... kalau tentang kebaikan dan kemajuan bangsa Beritanya Seperti selingan dan bagai ditelan BUMI...

    contoh:
    dulu pas ada wacana kita mau beli MBT Leopard BEKAS dari belanda MEDIA RIBUTNYA SETENGAH MATI bahkan sampai dibikin satu acara di "TV MERAH"

    coba ntar pas kita sudah membeli MBT 103 LEOPARD + 50 Marder BARU, KAGAK ada MEDIA YANG MEMBAHASNYA...

    Jadi yg berpikiran polos dan menjadi korban media pasti taunya yang buruk-buruk tentang Indonesia.

    bocah...bocah...bocah

    BalasHapus
  7. contoh lainnya

    yg diberitain:

    "kapal perang malingsia memasuki wilayah ambalat dan TNI hanya menggiringnya keluar dari wilayah ambalat pemirsa"

    kenyataannya:

    kapal perang kita bahakan menghantam kapal perang malingsia dan apa yg terjadi? kapal perang malingsia KD Pari PECAH lambungnya ! kapal perang kita? masih mulusss...

    BalasHapus
  8. abe : FYI 150 itu bukan semuanya main battle tank, tau pengertiannya MBT ga?marder bukan MBT. semangat sih boleh tp klo g bsa bedain mana MBT mana ga sama aja -.-

    BalasHapus
  9. Yang diatas Gue,... Marder itu MBT juga = Medium Batle Tank ... ha..ha..ha.., Loe payah juga, yang laen semangat dengan peningkatan pengadaan alutsista, loe sotoy dengan komentar miring....

    BalasHapus
  10. Ga pernah baca sejarah ya... negeri ini lahir n bertahan atas jasa tentara/pejuang bro..., TNI tak pernah nembak rakyat sendiri, kecuali pemberontak/separatis, di negara manapun bahkan barat yang sok menjunjung HAM, if ada pemberontak/separatis pasti dibasmi... ngomong pake otak bung jangan pake dengkul HAM...

    BalasHapus
  11. Berarti tni jadi menjadi operator marder yg telah dimodernisasi menggunakan canon 105mm sbg medium tank.untuk ifv tetap memilih k21 buatan korea,krn sejatinya marder adalah ifv.mohon pencerahannya

    BalasHapus
  12. Marder sih rencana nya Buat Lisensi Pindad utk produksi Medium Tank.. Liat sendirikan, bagaimana kita sudah menuju kemandirian Alutsista. Dan Bukan cuma Pindad Doank, PT. PAL, PT. DI, Palindo, LAPAN,Lundin, & beberapa University kita terlibat dalam kemandirian ALutsista.
    TNI kita tidak ingin menyombongkan diri karena memang sombong itu bukan jati diri TNI.
    Selamat Buat Kemandirian Indonesia..

    BalasHapus
  13. Pindah ke formil aja bro diskusinya...

    BalasHapus
  14. Untuk comment2 yg mendukung peremajaan alutsista kita you all my brother, buat yg mencela kemajuan alutsista kita curiga ini orang pinggiran yg tinggal diperbatasan yg mau berpaling ke negara sebelah... bro negara kita udah bagus memiliki pandangan ingin meremajakan alutsista kita, berita begini bgs kok msh aja di cela... Jangan kayak media2 deh, betul kayak my brother diatas, negara kita ini justru bisa rusaak karena comment2 di media betul yg 'warna merah itu'... Yg jelek di gembar-gembor kan ampe 2minggu itu2 terus beritanya, bgt ada yg baik paling kena jatah berita tulisan yg dibawah. MBT mau main battle tank ato medium tank, toh tetap tank bro.. Ndak masalah klo kita bilang itu MBT, toh klo berhasil kita juga bisa buat tank itu modif dikit ama pindad pasti tambah geger tetangga... Gitu aja kok repot, tp betul berita kilonya mana ya jd di beli ato ndak?

    BalasHapus
  15. Kilo sama s-300 gak ada kabarnya? Masa hanud kita cuma jarak dekat aja...

    BalasHapus
  16. Menurut orang dalam sih pinginnya kilo tapi karena sibos harus Ada tot nya kepaksa deh chang ngek ngok yg kita ambil tapi dari situ Ada dasar yg kita ambil untuk membikin sendiri tapi sikilo atau sebangsanya pasti akan dibeli (ngga tahu kapan)selain dipake ya juga bakal Ada yg dicontek contek untuk ngembangin dari yg siginseng yg telah kita ambil, untuk S300 kedepannya memang Ada arah kesana tapi tetep siboss keukeuh dengan tot nya, urusan tot ama sibiang vodka susah pelit amat katanya klo beli ratusan botol baru dipertimbangkan mungkin juga produksi bersama

    BalasHapus
  17. hemm..hemmm ...kau bicara alutsista ,sukak tidak sukak yaaa pemerintah media sudah di keloni asing ?! contoh brooo ..?perahu kcr di tumpuk !kapal besar di lupa
    kan ,hibah 2di utamakan di media biayaya upgrad yg besar di lupakan ,rugi nya
    bangsa besar sudah menjalar kemana 2 ,kita puya wakil presiden pesanan asing ,rakyat buntung !!!!asing menuai untung !"barang rongsokan harga hampir baru f16 .kilo clss di hapus,di ganti tehnologi aq bellom lahir (changbogo) sukses asing
    mulai terasa !!!! sumber yata bases nkri.!!!!

    BalasHapus
  18. Mohon perhatian!!! hati-hati dengan propaganda! menyebar propaganda untuk melemahkan semangat nasionalisme Indonesia, dengan meng-"kambing hitam"kan media massa. Periksa blog yang dia buat dengan asal jadi.
    Semua kemajuan Indonesia dan rencana pembangunan alutsista itu benar. Kemajuan sudah terasa bahkan sampai ke sistem pertahanan negara. Kita dukung, jangan kacaukan rencana pemerintah! Kekayaan sistem pertahanan NKRI tidak akan ditampilkan di situs resmi TNI.

    BalasHapus
  19. Kaum Dhuafa (fakir miskin, anak2 terlantar, orang2 tua terlantar) masih banyak di NKRI, sehingga pembelian tank Leopard tersebut adalah pemborosan dana. Perkebunan kayu jambon di Kalimanatan dijaga oleh TNI AD, supaya kayu jambon tidak dicuri oleh Malaysia, kayu Jambon untuk pabrik kertas dan untuk membangun rumah. Perkebunan kayu Jambon dimiliki oleh para Konglomerat di NKRI, jadi para Konglomerat dilindungi oleh TNI AD dengan tank Leopard.

    Rakyat Indonesia hanya diberikan pendidikan dasar 9 tahun (Sekolah Menengah Pertama) gratis. Mereka yang lulus SMP hanya bisa jadi BABU & KULI misalnya tukang kebersihan, tukang sapu, tukang keamanan (Satpam = Satuan keamanan), tukang beca, sehingga rakyat biasa akan terus menerus menjadi BABU & KULI yang melayani para konglomerat di NKRI

    BalasHapus
  20. Menurut saya RI sdh mulai menunjukkan geliatnya utk mewujudkan kemandirian nasional khusus nya alutsista, dan itu patut diapresiasi. tp jujur kita blm 100% lepas dari ketiak asing.... contoh paling benderang , bisakah kita mengakhiri kontrak karya freeport ? dan mengelolanya sndiri utk kemkmuran rakyat ?

    BalasHapus