SURABAYA-(IDB) : Untuk mencapai Minimum Essential Forces (MEF), TNI berupaya meningkatkan kemampuan daya tangkal Alutsistanya dengan membeli Alutsista baru guna menggantikan yang lama, dan meningkatkan kemampuan Alutsista yang ada dengan mencangkokan teknologi terkini di Alutsista yang masih laik.
Salah satu Alutsista lama TNI yang masih beroperasi namun perlu peningkatan teknologi, adalah pesawat tempur TNI AU, jenis F-5 E/F Tiger II.
Walau sempat diisukan F-5 E/F TNI AU akan digantikan dengan F-16, namun dengan telah dibukanya embargo militer Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia, pesawat tempur yang dibeli tahun 1980 dapat lebih maksimal menjalankan tugasnya.
Kepada itoday, PT. Infoglobal Teknologi Semesta mengatakan, rencananya perusahaan asal Surabaya inilah yang akan meningkatkan kemampuan avionik sang Macan TNI AU. Sehingga pesawat tempur yang dibeli untuk menggantikan Mig-21 TNI AU ini bisa tetap beroperasi di masa depan.
Pesawat tempur F-5 E/F TNI AU sendiri sebenarnya pernah ditingkatkan kemampuannya di 1995 oleh SABCA, perusahaan asal Belgia dalam proyek Modernization of Avionics and Navigation (MACAN).
Kesempatan yang didapatkan perusahaan lokal untuk meningkatkan kemampuan pesawat tempur TNI AU ini, disebabkan karena SABCA, Belgia yang menjalankan proyek MACAN dahulu sudah tidak ada lagi.
Hal tersebut dianggap sebagai sebuah peluang bagi PT. Infoglobal Teknologi Semesta untuk membuktikan diri, bahwa perusahaan lokalpun mampu meningkatkan kemampuan avionik pesawat tempur TNI AU. Apalagi, Infoglobal sudah berpengalaman mengganti avionik pesawat tempur jenis Hawk TNI AU.
Salah satu avionik F-5 E/F TNI AU yang akan ditingkatkan kemampuannya, adalah perangkat Inertial Navigation Unit (INU). Infoglobal sendiri sudah mampu membuat perangkat INU untuk F-5 yang juga bisa dipasangkan di F-16 milik AU.
Dan perangkat INU buatan Infoglobal sendiri bukanlah produk sembarangan. Alat navigasi lokal ini menyabet penghargaan Indigo Fellow 2010 untuk bidang pengembangan industri kreatif digital nasional.
Salah satu Alutsista lama TNI yang masih beroperasi namun perlu peningkatan teknologi, adalah pesawat tempur TNI AU, jenis F-5 E/F Tiger II.
Walau sempat diisukan F-5 E/F TNI AU akan digantikan dengan F-16, namun dengan telah dibukanya embargo militer Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia, pesawat tempur yang dibeli tahun 1980 dapat lebih maksimal menjalankan tugasnya.
Kepada itoday, PT. Infoglobal Teknologi Semesta mengatakan, rencananya perusahaan asal Surabaya inilah yang akan meningkatkan kemampuan avionik sang Macan TNI AU. Sehingga pesawat tempur yang dibeli untuk menggantikan Mig-21 TNI AU ini bisa tetap beroperasi di masa depan.
Pesawat tempur F-5 E/F TNI AU sendiri sebenarnya pernah ditingkatkan kemampuannya di 1995 oleh SABCA, perusahaan asal Belgia dalam proyek Modernization of Avionics and Navigation (MACAN).
Kesempatan yang didapatkan perusahaan lokal untuk meningkatkan kemampuan pesawat tempur TNI AU ini, disebabkan karena SABCA, Belgia yang menjalankan proyek MACAN dahulu sudah tidak ada lagi.
Hal tersebut dianggap sebagai sebuah peluang bagi PT. Infoglobal Teknologi Semesta untuk membuktikan diri, bahwa perusahaan lokalpun mampu meningkatkan kemampuan avionik pesawat tempur TNI AU. Apalagi, Infoglobal sudah berpengalaman mengganti avionik pesawat tempur jenis Hawk TNI AU.
Salah satu avionik F-5 E/F TNI AU yang akan ditingkatkan kemampuannya, adalah perangkat Inertial Navigation Unit (INU). Infoglobal sendiri sudah mampu membuat perangkat INU untuk F-5 yang juga bisa dipasangkan di F-16 milik AU.
Dan perangkat INU buatan Infoglobal sendiri bukanlah produk sembarangan. Alat navigasi lokal ini menyabet penghargaan Indigo Fellow 2010 untuk bidang pengembangan industri kreatif digital nasional.
Avionik Lokal di Lirik Negara Asing
Anak Indonesia kembali mencetak prestasi di luar negeri. Kali ini sebuah perusahaan avionik pesawat tempur, PT. Infoglobal Teknologi Semesta (Infoglobal) asal Surabaya, berhasil mengekspor produknya ke negara tetangga, Malaysia.
Ditemui itoday di acara Rapat Pimpinan TNI 2012 di Mabes TNI, Cilangkap, perwakilan Infoglobal mengatakan bahwa perusahaan asal Kota Pahlawan ini mendapatkan kepercayaan dari Malaysia, untuk mengganti avionik Digital Video Recorder (DVR) dan Radar Monitoring Unit (RMU) 18 pesawat tempur Hawk milik Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM).
DVR adalah alat perekam video, radar dan audio di kokpit pesawat dalam format digital. DVR merekam video dari kamera pesawat, simbologi data-data penerbangan, view yang disaksikan pilot serta suara percakapan di kokpit pesawat.
Sedangkan RMU adalah perangkatavionik yang berfungsi menampilkan informasi hasil tangkapan radar yang ada di pesawat tempur tipe Hawk 200.
Berita diliriknya produk lokal oleh asing ini menjadi kebanggaan tersendiri, dimana situasi sekarang, masyarakat dan juga pemerintah masih menganggap produk pertahanan dalam negeri masih kalah bersaing dengan produk luar, hanya karena dianggap belum terbukti kualitasnya, alias belum battle proven.
Anak Indonesia kembali mencetak prestasi di luar negeri. Kali ini sebuah perusahaan avionik pesawat tempur, PT. Infoglobal Teknologi Semesta (Infoglobal) asal Surabaya, berhasil mengekspor produknya ke negara tetangga, Malaysia.
Ditemui itoday di acara Rapat Pimpinan TNI 2012 di Mabes TNI, Cilangkap, perwakilan Infoglobal mengatakan bahwa perusahaan asal Kota Pahlawan ini mendapatkan kepercayaan dari Malaysia, untuk mengganti avionik Digital Video Recorder (DVR) dan Radar Monitoring Unit (RMU) 18 pesawat tempur Hawk milik Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM).
DVR adalah alat perekam video, radar dan audio di kokpit pesawat dalam format digital. DVR merekam video dari kamera pesawat, simbologi data-data penerbangan, view yang disaksikan pilot serta suara percakapan di kokpit pesawat.
Sedangkan RMU adalah perangkatavionik yang berfungsi menampilkan informasi hasil tangkapan radar yang ada di pesawat tempur tipe Hawk 200.
Berita diliriknya produk lokal oleh asing ini menjadi kebanggaan tersendiri, dimana situasi sekarang, masyarakat dan juga pemerintah masih menganggap produk pertahanan dalam negeri masih kalah bersaing dengan produk luar, hanya karena dianggap belum terbukti kualitasnya, alias belum battle proven.
Sumber : Itoday
Begitu dong, maju terus Indonesiaku, dan harap diingat bahwa kalau ada kemauan pasti ada saja jalannya, dan lagi juga patut diingat bahwa teknologi itu harus kita rebut dan jangan diobral ke pihak lain.
BalasHapusSalut buat PT. Infoglobal Teknologi Semesta yang berhasil memproduksi peralatan navigasi, semoga dapat terus membuat peralatan lainnya yang lebih diperlukan untuk pesawat tempur F-5 E/F Tiger II, Hawk 200, F-16 dan juga tidak tertutup kemungkinan untuk pesawat tempur Su-27/30, Super Tucano dan T/F/A-50
BalasHapus