Kamis, Juli 28, 2011
0
BEIRUT-(IDB) : Tajamnya friksi antara Lebanon dan Israel dalam masalah perbatasan, membuat para analis regional memperkirakan hasil dari kemungkinan bentrokan kedua pihak di masa mendatang. 
 
Farsnews melaporkan (27/7), bersamaan dengan meningkatnya kemungkinan perang antara Lebanon dan Israel terkait masalah perbatasan yang kaya gas alam dan minyak, media massa regional mengulas hasil dari kemungkinan perang antara Lebanon dan Israel.
Beberapa waktu lalu, Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah, memaparkan rencana kelompok muqawama Lebanon ini dalam menyerang pelabuhan-pelabuhan Israel di kawasan selatan, jika rezim Zionis menyerang Lebanon. 

Peringatan Sayid Nasrullah itu menimbulkan kekhawatiran mendalam di kalangan pejabat Tel Aviv. Kekhawatiran tersebut sangat beralasan mengingat jika janji Nasrullah itu terlaksana, maka Israel akan terblokade dari sisi perdagangan dan militer. 

Koran al-Safir terbitan Lebanon dalam hal ini menulis, "Kapal-kapal Israel tidak lagi dapat bergerak dengan leluasa di perairan Lebanon. Ledakan kapal tempur Israel pada 2006, hingga kini masih belum dapat dilupakan oleh orang-orang Zionis. 

Seorang pengamat militer Lebanon, Ilyas Hana dalam hal ini berpendapat, "Untuk merealisasikan ancaman tersebut, berarti Hizbullah harus memiliki sistem canggih." 

Pertama, kekuatan deteksi tinggi termasuk radar maritim canggih dan juga presisi analisa target. Kedua, kekuatan militer. Artinya, untuk melancarkan serangan tersebut Hizbullah harus menyerang dengan menggunakan rudal atau roket jarak menengah atau jauh atau dengan menggunakan perahu cepat. Ketiga, Hizbullah harus dapat melanjutkan serangannya yang tidak cukup hanya dilakukan beberapa kali saja. 

Kekuatan jet-jet tempur Israel mendeteksi peluncur rudal dan roket Hizbullah juga harus diperhatikan. Namun Hizbullah telah memperhitungkan hal itu. 

Pengamat militer Lebanon lainnya, Ali Shahab, mengatakan bahwa pada perang mendatang kekuatan maritim Hizbullah akan ditampilkan. Kekuatan pertahanan Hizbullah menurutnya lebih besar dibanding Israel. Apalagi berdasarkan sejumlah laporan dari lembaga riset Eropa dan Amerika, kini Hizbullah memiliki kapal-kapal selam mini yang akan membuat Israel kewalahan. 

Adapun terkait kekuatan Hizbullah dalam perang elektronik, menurut Ilyas Hana, hal itu sudah terbukti sejak tahun 2000 dan pada puncaknya dalam Perang 33 Hari 2006. Dikatakannya, kemampuan Hizbullah menyadap telpon dan menyusup ke jaringan informasi Israel telah terbukti ketika Hizbullah beraksi mendadak sebelum rezim Zionis merampungkan persiapan serangannya ke Lebanon. 

Sumber: Irib

0 komentar:

Posting Komentar