PALEMBNAG-(IDB) : Lima warga Kecamatan Sukarame, Palembang,
hari ini, diklaim penduduk setempat luka-luka tembak dari senjata
personel Pangkalan TNI AU Palembang.
“Kami jelaskan bahwa tidak demikian kejadiannya. Pada pukul 07.00
WIB, personel dari Kompi Pasukan Khas TNI AU setempat berlatih
pertahanan pangkalan bersenjata lengkap dengan peluru-peluru hampa,”
kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Hadi
Tjahjanto, di Jakarta, Rabu.
Area yang dijadikan medan latihan itu adalah lahan eks RT 042, yang
telah ditinggalkan warganya karena terbukti secara hukum bahwa lahan itu
milik negara yang dikuasai TNI AU. Masalah kepemilikan lahan TNI masih
menjadi hal pelik di banyak tempat.
“Menjelang waktu latihan dimulai, beberapa personel peluncur
berpakaian sipil meluncur menuju lokasi latihan yang telah ditetapkan.
Tiba-tiba, puluhan orang bersenjata tajam dari RT 032 mendatangi
personel-personel peluncur kami itu,” kata Tjahjanto.
Sebelum terjadi hal buruk, kata dia, peluncur-peluncur itu ditarik
secepatnya dari posisi-posisi mereka di eks lahan RT 042 namun
diributkan warga RT 032 itu. Di lahan itu, masih terdapat pohon-pohon
kelapa sawit produktif.
“Proses penarikan berjalan baik, tidak ada bentrokan fisik dalam bentuk apapun,” kata dia.
“Makanya kami sedang menyelidiki, kenapa sampai ada berita bahwa ada
beberapa warga setempat yang dilaporkan warga lain sampai luka-luka
tembak dan dirawat di rumah sakit setempat. Kami serius menyelidiki hal
ini,” kata Tjahjanto.
Komandan Pangkalan TNI AU Palembang, Letnan Kolonel Penerbang Sapuan, kata dia, juga langsung turun tangan menyelidiki hal itu.
“Saya tidak tahu persis berapa luas lahan negara yang masuk ke dalam
inventaris kami. Namun lahan latihan pertahanan pangkalan yang rutin
dilaksanakan berdasarkan kalender kegiatan kami itu masuk dalam
inventaris TNI AU,” katanya.
Danlanud Palembang : Mereka Lukai Diri Sendiri
Kasus
sengketa lahan warga dan oknum anggota Pangkalan TNI Angkatan Udara
(Lanud) Palembang, Sumatera Selatan, berbuntut bentrokan Rabu (11/06).
Bahkan, terjadi penembakan di RT 32/06, Kelurahan Sukodadi, Kecamatan
Sukarami.
Dalam kejadian itu, lima orang warga setempat terluka setelah ditembak puluhan orang berseragam yang diduga anggota TNI-AU. Lima korban itu Mustakim, 37, ketua RT 32, mengalami luka tembak di pangkal paha kanan; Nurhamid, 45, luka tembak di punggung tembus ke perut kanan; Narso bin Rejo, 65, luka tembak di punggung kanan dan kening kanan; dan istrinya, Muhaya, 60, luka tembak di lengan kanan; serta Sumanto, 65, luka tembak di kening.
Korban Sumanto yang merupakan pensiunan TNI AD itu sempat dirawat di RS Bhayangkara Palembang dan akhirnya diperbolehkan pulang. Sedangkan empat korban yang lain masih dirawat di RSMH Palembang.
Seperti bentrok yang terjadi sebelumnya, kali ini ada dua versi kejadian. Menurut warga, sebelum kejadian, puluhan orang bersenjata lengkap yang diduga oknum anggota Paskhas TNI-AU merusak tanaman warga sembari melepas tembakan. Namun, menurut pihak Lanud Palembang, siang itu mereka mengadakan latihan militer. Selain berlatih rutin, itu latihan menjelang pilpres.
Berdasar informasi, saat itu datang puluhan anggota Paskhas mengendarai tiga truk. Mereka langsung merusak tanaman milik salah seorang warga setempat bernama Wasidi, 45. Puluhan orang itu mencabuti tanaman ubi, cabai, dan pisang, serta merusak pohon sawit di kebun Wasidi.
Karena sedang berkebun, Wasidi mengingatkan puluhan anggota itu. ’’Jangan dicabuti, Pak,’’ ujar Wasidi.
Tiga oknum yang diduga anggota Paskhas memegang dua tangan Wasidi bak menangkap seorang penjahat. ’’Saya langsung ngomong, saya dikeroyok dan dibacok. Kemudian, tangan aku dilepaskan anggota itu,’’ terang Wasidi saat ditemui di lokasi kejadian.
Setelah lepas, Wasidi berinisiatif meminta tolong kepada warga yang lain dan melapor ke Mustakim, ketua RT 32. ’’Kemudian, kami bersama-sama warga yang lain ke lokasi. Namun, kami langsung dihujami peluru. Mustakim, ibu, dan kakaknya ditembak oleh puluhan anggota itu,’’ ungkapnya.
Tak hanya itu, lanjut Wasidi, anggota tersebut terus melepas tembakan untuk menakut-nakuti warga. ’’Kami semua mundur. Kemudian, datang pihak koramil, serta kelurahan,’’tuturnya.
Selain melepas tembakan dan merusak tanaman, anggota itu mendatangi para ibu yang tengah berkebun dan mengancam akan membunuh semua laki-laki warga RT 32.
’’Kami takut karena diancam dan ditakut-takuti dengan tembakan. Bahkan, kami didekatkan sama sarang tawon dan sarang itu ditembak,’’ ungkap Darianti, 32, warga setempat, yang masih terlihat shock.
Dia mengatakan, mereka (diduga oknum TNI-AU, Red) itu bukan lagi manusia. Pagi-pagi rombongan yang diduga oknum TNI-AU datang membawa alat berat dari sebelah kanan kampung. Saat warga berfokus ke alat berat itu, ternyata anggota lain merusak tanaman di kebun Wasidi.
’’Ya, pagi datang mereka dengan alasan mau meratakan tanah dan kami halangi,’’ ujar Darianti. Dia berharap agar pihak Kelurahan Sukodadi serta Koramil Sukarami, Polsek Sukarami, dan Kecamatan Sukarami memberikan keamanan kepada warga karena takut pasukan itu kembali meneror.
Sementara itu, pihak Lanud Palembang membantah tudingan bahwa anggota TNI-AU menembak warga di RT 32. Itu ditegaskan Danlanud Palembang Letkol (Pnb) Sapuan Pulanggeni saat ditemui wartawan di markas Lanud Palembang. Dia menegaskan tidak ada bentrok fisik antara prajurit Lanud dan warga RT 32.
Bahkan, dia menuding warga setempat terindikasi memprovokasi dengan melukai diri sendiri.
’’Kalau memang ada warga yang terluka,
bisa dikonfirmasi ke rumah sakit, apa hasil diagnosis dan visumnya.
Mungkin karena mereka ingin memprovokasi Lanud sebagai pelaku
penembakan, jadi mereka melukai diri sendiri,’’ ujarnya.
Sumber : Antara
sengketa lahan karna hukum negara tidak jalan , warga main claim tanah milik negara tentu tidak benarkan ...sebaliknya tni au main tembak di tempat jellas melangkahi hukum negara . polisi harus bertindak tegas bawak ke ranah hukum .
BalasHapusyata yata tanah milik negara di lqnggar ...jebloskan mereka ke penjara !!!!