JAKARTA-(IDB) : Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan berada pada posisi
yang strategis di antara dua samudera dan dua benua. Dengan posisi itu,
eskalasi ancaman yang merongrong kesatuan dan kedaulatan Indonesia
datang dari segala penjuru dan cenderung semakin meningkat.
Oleh karena itu, Indonesia perlu meningkatkan kekuatan di laut (sea power)
untuk menghadapi segala ancaman tersebut. TNI Angkatan Laut
berkewajiban senantiasa siap merespons berbagai tantangan dan ancaman.
Demikian dikatakan anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani
Kertopati di Jakarta, Kamis (12/6). Dia menanggapi kehadiran buku karya
Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana Marsetio berjudul “Sea Power
Indonesia”. Buku ini juga ditulis dalam versi bahasa Inggris.
“Sea power tidak berarti hanya armada kapal perang, tetapi juga
mencakup seluruh potensi kekuatan maritim nasional, seperti armada
niaga, armada perikanan, industri, jasa maritim, dan masyarakat
maritim,” ujarnya.
Dikatakan, Indonesia dapat membangun maritime domain awareness yang
memiliki dampak luas di hampir semua sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Namun, kesadaran rakyat sebagai bangsa maritim harus
ditingkatkan, sebagai merupakan modal sosial yang luar biasa dalam
menyongsong kegemilangan.
“Saya menilai buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh siapa saja,
baik untuk menambah wawasan kemaritiman kita, maupun memahami makna sea power itu sendiri,” kata perempuan yang akrab disapa Nuning itu.
Dikatakan, kehadiran buku itu sangat penting dan diharapkan depan
menjadi kebutuhan utama TNI AL di masa, sehingga dapat semakin
profesional, andal, dan disegani di tataran world class navy.
Buku karya Kasal Marsekal Marsetio itu diluncurkan di Sekolah Staf
Komando TNI AL (Seskoal) di Jakarta Selatan, Rabu (11/6). Hadir sebagai
pembicara kunci adalah Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Terkait peluncuran itu, juga diadakan bedah buku dengan pembicara
pengamat pertahanan Hikmahanto Juwana, Dewi Fortuna Anwar, dan Salim
Said dengan moderator Jaleswari Pramodhawardani. Selain Nuning, turut
hadir juga dalam bedah buku itu para mantan Kasal, sejumlah duta besar
negara dan atase pertahanan negara sahabat.
Sumber : BeritaSatu
Yang harus disadarkan pemerintah bukan rakyat.Perhatian pemerintah pada maritim sangat kurang,padahal potensi laut kita luar biasa.Sebagai negara kepulauan laut kita adalah laut dangkal ,maka potensi rumput laut,ikan udang ,lobster luar biasa.Kita bisa pelihara ikan untuk di besarkan.Dengan modal kecil usaha perikanan pantai sangat luar biasa tapi perhatian pemerintah masih kurang.Sebagian besar orang orang pemerintahan masih berparadigma kita negara kontinental.Sangat pincang pembangunan dunia maritim dengan daratan.Pemerintah masih memperhatikan daratan.Padahal dengan memberdayakan ekonomi maritim sekaligus bisa menjaga kedaulatan kita .
BalasHapus