MOSCOW-(IDB) : Sepak
terjang Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang mengerahkan
kekuatan militer Eropa Timur hingga ke dekat perbatasan Rusia membuat
pihak Mokow gusar. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menyebut
NATO ingkar janji dan melakukan tindakan kontraproduktif.
Komentar Lavrov itu muncul setelah menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Finlandia, Erkki Tuomioja. ”Upaya melanjutkan ekspansi NATO dan militernya ke (Eropa) timur, dekat dengan perbatasan Rusia, adalah (tindakan) kontraproduktif,” ujar Lavrov, dalam konferensi pers, yang dilansir Russia Today, tengah malam tadi (9/6/2014).
Strategi NATO, kata dia, bertentangan dengan kesepakatan blok (Barat) dengan Rusia dan ketentuan yang dibuat bersama Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama Eropa.
Awal bulan ini, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengumumkan rencana untuk menginvestasikan USD1 miliar guna mendukung pengerahan pasukan NATO ke Eropa Timur. Obama juga berkomitmen untuk meningkatkan pengerahan pasukan militernya di Laut Hitam. Unjuk kekuatan militer itu dilakukan setelah NATO dan AS bersitegang dengan Rusia sebagai imbas dari krisis Ukraina.
Lavrov juga menyoroti pengerahan 4.700 pasukan tempur dan 800 kendaraan militer NATO ke Latvia untuk melakukan latihan perang besar-besaran. Rusia melihat gerakan NATO sebagai tanda agresi di tengah-tengah krisis Ukraina.
Ditanya sikap Ukraina yang akan memilih bekerjasama dengan Eropa, Lavrov mengingatkan kembali bahwa Kiev masih terikat perjanjian kerjasama dengan Rusia atau CIS. Dia menegaskan, Ukraina tidak harus mengorbankan pihak lain demi memperkuat keamanan mereka sendiri. ”Tentu saja, pemimpin baru Ukraina dapat memilih,” ujar Lavrov.
Sebelumnya AS telah mengerahkan dua pesawat siluman pembom B-2 ke Eropa Timur untuk bergabung dalam misi NATO. Tindakan AS itu mengikuti langkah Inggris yang juga mengerahkan pesawat pembom untuk tujuan yang sama.
Komentar Lavrov itu muncul setelah menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Finlandia, Erkki Tuomioja. ”Upaya melanjutkan ekspansi NATO dan militernya ke (Eropa) timur, dekat dengan perbatasan Rusia, adalah (tindakan) kontraproduktif,” ujar Lavrov, dalam konferensi pers, yang dilansir Russia Today, tengah malam tadi (9/6/2014).
Strategi NATO, kata dia, bertentangan dengan kesepakatan blok (Barat) dengan Rusia dan ketentuan yang dibuat bersama Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama Eropa.
Awal bulan ini, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengumumkan rencana untuk menginvestasikan USD1 miliar guna mendukung pengerahan pasukan NATO ke Eropa Timur. Obama juga berkomitmen untuk meningkatkan pengerahan pasukan militernya di Laut Hitam. Unjuk kekuatan militer itu dilakukan setelah NATO dan AS bersitegang dengan Rusia sebagai imbas dari krisis Ukraina.
Lavrov juga menyoroti pengerahan 4.700 pasukan tempur dan 800 kendaraan militer NATO ke Latvia untuk melakukan latihan perang besar-besaran. Rusia melihat gerakan NATO sebagai tanda agresi di tengah-tengah krisis Ukraina.
Ditanya sikap Ukraina yang akan memilih bekerjasama dengan Eropa, Lavrov mengingatkan kembali bahwa Kiev masih terikat perjanjian kerjasama dengan Rusia atau CIS. Dia menegaskan, Ukraina tidak harus mengorbankan pihak lain demi memperkuat keamanan mereka sendiri. ”Tentu saja, pemimpin baru Ukraina dapat memilih,” ujar Lavrov.
Sebelumnya AS telah mengerahkan dua pesawat siluman pembom B-2 ke Eropa Timur untuk bergabung dalam misi NATO. Tindakan AS itu mengikuti langkah Inggris yang juga mengerahkan pesawat pembom untuk tujuan yang sama.
AS Kerahkan 2 Pesawat Siluman Pembom B-2
Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) telah
mengerahkan dua pesawat siluman pembom B-2 ke Eropa. Pesawat siluman AS
canggih itu akan bergabung dengan pesawat pembom B-52 Stratofortress
yang telah dikirim oleh Inggris untuk misi NATO ke Eropa Timur.
Semua pesawat yang ikut misi NATO akan ditempatkan di pangkalan udara Inggris, RAF Fairford, di sebelah barat London.
”Pengerahan pesawat pembom ini memberikan kesempatan yang sangat berharga untuk memperkuat dan meningkatkan interoperabilitas dengan sekutu dan mitra kami,” kata Laksamana Cecil Haney, Komandan Komando Strategis AS dalam sebuah pernyataan yang dilansir Angkatan Udara AS, Senin (9/6/2014).
“Pelatihan dan integrasi pasukan strategis (AS) menunjukkan kepada para pemimpin bangsa kita dan sekutu kita, bahwa kita memiliki (kekuatan) gabungan yang tepat antara pesawat dan teknisi untuk menanggapi berbagai ancaman dan situasi potensial,” lanjut Haney, seperti dilansir Russia Today.
AS sebelumnya telah mengirimkan pasukan tambahan ke Eropa Timur akhir-akhir ini untuk bergabung dengan NATO. Langkah AS itu sebagai komitmen bersama NATO untuk mengantisipasi agresi yang mungkin dilakukan Rusia ke Eropa Timur, setelah krisis di Ukraina terus memanas.
Moskow sendiri telah mengecam penumpukan pasukan NATO di dekat perbatasan Rusia. Hal itu dianggap Rusia sebagai tindakan provokatif. Rusia juga memperingatkan AS untuk tidak memanfaatkan krisis Ukraina sebagai dalih untuk unjuk kekuatan.
Semua pesawat yang ikut misi NATO akan ditempatkan di pangkalan udara Inggris, RAF Fairford, di sebelah barat London.
”Pengerahan pesawat pembom ini memberikan kesempatan yang sangat berharga untuk memperkuat dan meningkatkan interoperabilitas dengan sekutu dan mitra kami,” kata Laksamana Cecil Haney, Komandan Komando Strategis AS dalam sebuah pernyataan yang dilansir Angkatan Udara AS, Senin (9/6/2014).
“Pelatihan dan integrasi pasukan strategis (AS) menunjukkan kepada para pemimpin bangsa kita dan sekutu kita, bahwa kita memiliki (kekuatan) gabungan yang tepat antara pesawat dan teknisi untuk menanggapi berbagai ancaman dan situasi potensial,” lanjut Haney, seperti dilansir Russia Today.
AS sebelumnya telah mengirimkan pasukan tambahan ke Eropa Timur akhir-akhir ini untuk bergabung dengan NATO. Langkah AS itu sebagai komitmen bersama NATO untuk mengantisipasi agresi yang mungkin dilakukan Rusia ke Eropa Timur, setelah krisis di Ukraina terus memanas.
Moskow sendiri telah mengecam penumpukan pasukan NATO di dekat perbatasan Rusia. Hal itu dianggap Rusia sebagai tindakan provokatif. Rusia juga memperingatkan AS untuk tidak memanfaatkan krisis Ukraina sebagai dalih untuk unjuk kekuatan.
Manuver Rusia Tandingi NATO Di Langit dan Laut Baltik
Laut dan langit Baltik semakin ramai
setelah Rusia ikut meluncurkan latihan perang untuk menyaingi latihan
perang yang digelar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Rusia
memilih lokasi Kaliningrad, kawasan Baltik sebagai ajang unjuk kekuatan.
NATO lebih dulu mengerahkan pasukan tempur, tank, dan pesawat jet tempur di kawasan Baltik. Namun, lambat laun NATO memperluas wilayah latihan perang itu hingga ke dekat perbatasan Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia terusik dengan ekspansi gerakan NATO itu. ”Kami melakukan latihan militer bersamaan dengan latihan perang internasional (NATO) yang telah dimulai di Eropa, (bernama) Saber Strike-2014 dan BALTOPS-2014,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Russia Today, Selasa (10/6/2014).
Kementerian Pertahanan Rusa melanjutkan, bahwa kekuatan militer yang terlibat dalam latihan perang di Kaliningrad sebanding dengan pasukan NATO yang terkonsentrasi di wilayah terdekat dari Estonia, Latvia dan Lithuania.
Manuver Rusia melibatkan pasukan angkatan laut, marinir, operasi pelumpuhan pasukan udara, pelatihan pertahanan udara dan pelaksanaan penembakan garis depan penerbangan.
”Semua senjata angkatan laut akan menjaga perbatasan dan pertahanan. Serta akan melakukan pelatihan untuk mencari dan menghancurkan kapal selam dan kapal tempur dari penyerang,” lanjut kementerian itu.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, gusar dengan sepak terjang militer NATO yang telah berada di dekat perbatasan Rusia. Tindakan NATO, kata Lavrov sebagai tindakan permusuhan dan pelanggaran perjanjian kesepakatan NATO dan Rusia yang dibuat tahun 1997.
NATO lebih dulu mengerahkan pasukan tempur, tank, dan pesawat jet tempur di kawasan Baltik. Namun, lambat laun NATO memperluas wilayah latihan perang itu hingga ke dekat perbatasan Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia terusik dengan ekspansi gerakan NATO itu. ”Kami melakukan latihan militer bersamaan dengan latihan perang internasional (NATO) yang telah dimulai di Eropa, (bernama) Saber Strike-2014 dan BALTOPS-2014,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Russia Today, Selasa (10/6/2014).
Kementerian Pertahanan Rusa melanjutkan, bahwa kekuatan militer yang terlibat dalam latihan perang di Kaliningrad sebanding dengan pasukan NATO yang terkonsentrasi di wilayah terdekat dari Estonia, Latvia dan Lithuania.
Manuver Rusia melibatkan pasukan angkatan laut, marinir, operasi pelumpuhan pasukan udara, pelatihan pertahanan udara dan pelaksanaan penembakan garis depan penerbangan.
”Semua senjata angkatan laut akan menjaga perbatasan dan pertahanan. Serta akan melakukan pelatihan untuk mencari dan menghancurkan kapal selam dan kapal tempur dari penyerang,” lanjut kementerian itu.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, gusar dengan sepak terjang militer NATO yang telah berada di dekat perbatasan Rusia. Tindakan NATO, kata Lavrov sebagai tindakan permusuhan dan pelanggaran perjanjian kesepakatan NATO dan Rusia yang dibuat tahun 1997.
Sumber : Sindo
ayo rusia.bangkitla.buat lbh bnyak kapal selam nuklir,ayo tunjukkan taringmu.lawan negara barat.amerika. mereka gak labh seperti babi. munafik.
BalasHapusSetujuuuu..
BalasHapusEa sukur2 pemimpin kita mendatang gak termakan omongan AS krna negara kita non blok,tingkat kan aja lah alustistanya buat jaga" ada bangsa GOIB menyerang
kalo dah perang dengan NATO barulah AS dibelakangnya....tindakan terlalu berani kalo berhadapan dengan RUSIA kalo dihadapi dengan sendiri....Eropa n AS beraninya cuma main keroyokan......ini yang akan terjadi dengan indonesia selanjutnya jika indonesia semakin maju, dan tidak mematuhi AS maka dah past, kita akan mengalami nasib yang sama dengan Rusia, Iran, Irak, Korut dan sebagainya. dengan tuduhan yang bermacam2 untuk membenarkan segala perbuatan yang dilakukan atas negara2 berdaulat yang tidak tunduk. Inilah penjajahan Dunia Modern...penjajahan tidak pernah bisa dihapuskan...
BalasHapus