Senin, Juni 02, 2014
0
SITUBONDO-(IDB) : Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI Letjen TNI Lodewijk F Paulus dalam pengecekan persiapan latihan di Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, selalu menekankan komunikasi yang baik antarkomando pasukan yang terlibat.

Keterangan dari Penerangan Latgab di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir Asembagus, Situbondo, Minggu menyebutkan bahwa komunikasi dan koordinasi yang penuh antara komando pasukan darat dan pasukan lainnya, termasuk tank yang bergerak cepat harus diperhatikan sehingga dapat mencegah timbulnya kecelakaan yang tidak diharapkan.

"Kelengkapan dan tanda-tanda latihan serta objek sasaran tembak meriam, roket, tank dan pesawat tempur yang akan digunakan agar disempurnakan," kata Lodewijk yang juga Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI AD tersebut.

Didampingi Wakil Direktur Latgab Mayjen TNI Chaidir Seruling Sakti beserta sejumlah penglima komando tugas dari masing-masing gugu tugas, Lodewijk terus mengecek seluruh kesiapan pasukan yang terlibat dalam latihan dengan puncaknya pada 4 Juni 2014 tersebut.

Sebelum puncak latihan, sejumlah latihan parsial telah dilaksanakan oleh amsing-masing satuan, seperti prajurit Artileri Medan Marinir yang menembakkan meriam Howitzer 105 MM dan Roket Misil 70 Grad dari pantai, serta pasukan Armed dan Artileri Pertahanan Udara Ringan (Arhanudri) Kostrad.

Selain itu sejumlah kekuatan tempur dari unsur udara juga sudah melaksanakan latihan, seperti pengerahan helikopter Bell untuk angkut pasukan Kostrad yang dikenal dengan sebutan mobillisasi udara dan helikopter MI-17 yang mengangkut senjata serta aksi pesawat tempur.

Sementara itu tank-tank milik Marinir maupun TNI AD juga sudah menempati posisi masing-masing untuk melakukan manuver saat latihan gabungan.

Dari Asembagus dilaporkan, TNI memberikan imbauan kepada warga yang bekerja sebagai petani dan penebang tebu di dekat pantai maupun nelayan di Banongan agar tidak bekerja saat puncak latihan, 4 Mei. Hal itu untuk menjamin keselamatan warga karena wilayah itu tersebut menjadi perlintasan meriam dari pantai ke sasaran.

Sejumlah warga Banongan yang ditemui mengaku sudah mengetahui imbauan tersebut. Selain disampaikan lewat tokoh masyarakat, imbauan itu juga disampaikan lewat pengeras suara di kampung-kampung. Warga mengaku sudah terbiasa dengan imbauan tersebut dan mengaku memahami untuk keselamatan dirinya.

"Setiap tahun kalau ada latihan, warga memang diminta untuk tidak bekerja sehari saja," kata Darsih, warga setempat.

Samuri, pekerja tebu di dekat Pantai Banongan, mengemukakan dirinya sudah memahami imbauan tersebut demi keselamatan dirinya dan masyarakat saat latihan. "Kami tidak masalah tidak bekerja sehari saja," katanya.

TNI Simulasikan Perang Ranjau Laut

Sebanyak 23 kapal perang RI yang terlibat dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014 disimulasikan menghadapi peperangan ranjau laut yang disebar oleh musuh di sekitar perairan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS).

Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Letkol Laut (KH) Abdul Kadir di Surabaya, Senin menjelaskan ke-23 kapal perang tersebut tergabung dalam Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab) Latgab TNI 2014 itu harus menunggu operasi pembersihan oleh kapal buru ranjau KRI Pulau Rengat-711 yang berada di garis depan formasi tempur.

"Dalam skenario latihan, puluhan ranjau laut telah disebar oleh pihak musuh untuk menghambat gerak laju kapal perang menuju daerah sasaran. Dengan kemampuan khusus peperangan ranjau yang dimilki, KRI Pulau Rupat berhasil memandu unsur Kogaslagab keluar dari medan ranjau," katanya.

Namun, kata dia, bahaya belum berakhir, karena beberapa saat kemudian radar KRI Sultan Hasanudin-366 dan KRI Sultan Iskandar Muda-365 mendeteksi adaya ancaman bahaya serangan dari udara. Suara sirine meraung-raung dari seluruh kapal perang dan seluruh personel serta persenjataan penangkis serangan uudara (PSU) siap menyambut serangan udara dari pesawat musuh.

"Dua kapal perang korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) tersebut berhasil mengunci sasaran udara melalui radar senjata LIROD MK2. Radar tersebut memandu senjata meriam antiserangan udara kaliber 2 x 20 MM yang mengikuti setiap pergerakan target yang telah terkunci," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa meriam PSU dari seluruh kapal Kogaslagab memuntahkan ribuan butir peluru sehingga pesawat musuh tidak dapat menghindar dan berhasil dihancurkan.

Menurut dia, aksi pertempuran melewati medan ranjau dan pertahanan udara tersebut merupakan salah satu rangkaian Latgab TNI tahun 2014. 





Sumber : Antara

0 komentar:

Posting Komentar