JAKARTA-(IDB) : Australia’s Maritime Identification System (AMIS) dapat mengancam kedaulatan laut Indonesia. AMIS merupakan manifestasi konsep regional maritime security Amerika Serikat yang diterjemahkan Australia untuk menguatkan strategi pertahanan maritim.
“Dengan adanya AMIS, Australia dapat memantau seluruh potensi laut
kita melalui radarnya. Mereka menganggap Indonesia adalah jalur
strategis yang dapat membendung kekuatan Tiongkok,” ujar Kepala Sub
Dinas Penerangan Umum Dispenal Mabesal, Kolonel Laut Suradi AS saat
ditemui JMOL di ruang kerjanya.
Melihat ancaman tersebut, sudah selayaknya pemerintah menanamkan doktrin maritim bagi rakyat Indonesia untuk meng-counter gejala ini. Doktrin tersebut juga akan berpengaruh pada alutsista TNI AL dalam menjaga kedaulatan laut.
Lebih jauh, Suradi mengatakan, saat ini TNI AL telah melakukan
langkah-langkah strategis untuk membendung AMIS. Namun, karena berkaitan
dengan strategi maka langkah-langkah tersebut juga bersifat rahasia.
“Tentunya langkah-langkah strategis yang berkaitan dengan strategi
untuk membendung AMIS itu berkaitan juga dengan alutsista, dan ini belum
menjadi konsumsi publik karena nanti kekuatan kita dapat diukur oleh
negara tetangga,” tambahnya.
Memberdayakan Pulau Terluar
Sementara itu, di tempat terpisah, peneliti dari Klub Studi
Perbatasan (KSP), Steven Pailah, menyatakan, konsep AMIS merupakan
kelanjutan dari regional defence yang menjadi pijakan strategi forward defence
Australia. Jika ditelusuri, kebijakan pertahanan Australia justru
menempatkan Indonesia sebagai wilayah ancaman dalam konsentrik
pertahanannya.
Menurut Steven, Pertahanan Australia dari tahun ke tahun terbagi
dalam beberapa fase. Fase pertama tahun 1901-1942 dan 1945-1969 yang
membawa militer Australia terintegrasi dalam pertahanan Inggris,
Imperial Defence, menjadi Commonwealth Defence.
Fase kedua tahun 1955-1972, Australia menerapkan forward defence
atau strategi pembendungan komunisme di Asia Tenggara. Fase ketiga
tahun 1973-1997, strategi pertahanan Australia menjadi Defence of
Australia.
Fase keempat tahun 1997 hingga sekarang, Australia menerapkan regional defence dengan strategi varian kerja sama pengembangan Pertahanan Misil (Missile Defence) bersama AS.
Melihat perkembangan pertahanan Australia dari tahun ke tahun, Steven
berharap agar Indonesia dapat membuat kebijakan yang diarahkan pada supply logistic reguler dengan memberdayakan pulau-pulau kecil sebagai pangkalan bantu dan perantara.
“Dengan demikian, meskipun anggaran terbatas, kapasitas minimum dan
kesiapan armada laut yang serba pas-pasan, setidaknya kita sudah
melakukan upaya untuk menjaga Tanah Air Indonesia,” katanya.
Sumber : JurnalMaritim
Nah..... utk pengamanan pertama di wilayah NKRI jangka panjang perlu adanya prioritas pengadaan 15 ks Kilo..!!
BalasHapusJangan2 kilo classnya sdh ada tuh..cm di kamuflase..di permukaan di atas kilo classnya ada kapal kayu jd seolah olah kapal nelayan biasa..
Hapus