Selasa, Mei 06, 2014
5
PAPUA-(IDB) : Tentara Indonesia membuka tembakan ke tentara patroli perbatasan Papua New Guinea (PNG) yang menyebabkan meningkatnya ketegangan di perbatasan PNG – Indonesia.

Kejadian di perbatasan ini memaksa Menteri Luar Negeri dan Imigrasi PNG, memanggil Duta Besar Indonesia untuk PNG Andrias Sitepu, untuk menyampaikan nota protes lainnya, setelah sekitar sebulan sebelumnya nota protes yang sejenis dilayangkan PNG.


Pihak Kementerian Luar Negeri PNG, Pato mengatakan, nota protes itu menyoroti perkembangan situasi perbatasan kedua negara, serta mengutuk “insiden penembakan” pagi hari 19 April, ketika pasukan Indonesia membuka tembakan ke arah patroli pasukan PNGDF.


“Meskipun dilaporkan tidak ada korban, pemerintah Indonesia seharusnya meyakinkan bahwa insiden seperti ini, tidak terulang lagi di kemudian hari”, ujar Pato.


wpapua

Meski ada protes dari Port Moresby yang membuat situasi memburuk, Pemerintah PNG mendesak Indonesia untuk berdialog mencari solusi ke depan, sejalan dengan perjanjian perbatasan yang telah ditandatangani kedua negara, beberapa tahun ke belakang.


Konflik antara elemen OPM dan TNI selama sebulan terakhir dan maraknya pelanggaran perbatasan, akan menjadi fokus utama dari perundingan perbatasan antara kedua negara yang dilakukan di Jakarta dalam waktu dekat.


Petinggi PNGDF mengambil sikap bungkam terkait isu sensitif yang terjadi di perbatasan. PNG mengerahkan tentara untuk mengawasi perbatasan namun berada di bawah instruksi ketat untuk tidak membalas tembakan jika mereka menemui atau terjebak dalam baku tembak antara OPM dan anggota tentara Indonesia.


Namun, seorang pejabat Pemerintah PNG yang tidak mau disebut namanya mengatakan insiden 19 April bisa membuat persoalan membesar, jika tentara PNGDF terluka ketika mereka ditembaki.


“Kondisinya bisa saja lebih buruk jika ada tentara kami terluka selama baku tembak pada pagi hari 19 April itu. Situasinya sangat sangat sensitif saat ini,” katanya.

Duta Besar PNG untuk Indonesia, Komodor purnawirawan Peter Ilau akan memimpin delegasi PNG ke pertemuan pembahasan perbatasan di Jakarta. 




Sumber : JKGR

5 komentar:

  1. Mantap, memang harus tegas saya yakin TNI tidak menembak tentara PNGDF, tetapi menembak OPM yang berlindung dibawah tentara PNGDF, untuk itu TNI perlu diperkuat rudal rudal s 300 s 400 jaga jaga Australi ikut ikutan.

    BalasHapus
  2. TNI harus cerdas menyingkapi sikap PNG, mereka dibawah tekanan ausi untuk berani melanggar atau bahkan perang.. banyak teori strategi untuk memulai menyerang TNI atas dasar OPM.. usa-ausi dibalik semua ini

    BalasHapus
  3. Harus bijaksana dan hati2, karena Indonesia sudah bertekad menjadi negara pemelihara perdamaian. Tegas tidak berarti mengeluarkan peluru untuk sebuah solusi. Jadi bijaksanalah untk satu butir peluru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah saatnya mas bro TNI memakai prinsip berani masuk di gebuk, bukannya masuk dulu baru di gebuk. saya setuju dipercepat KOGABWILHAN suatu komado gabungan TRIMATRA yg terintegrasi bertindak cepat tanpa menunggu komando dari jakarta, melainkan jakarta sebagai komando PPRC, atau pasukan pemukul. Pak Pangab percepat, perbanyak distribusikan secara merata alutsista TNI, buat benteng dan pangkalan. Sudah jengah rakyat dengan negara pengadu domba, dan agresor.

      Hapus
  4. Jangan korban kan kedaulatan nkri buat kepentingan pribadi untuk mencapai jadi ketua di UNHCR . Di percaya rakyat harus bertanggung jawap bukan diam mengalah tampa tindakan tegas .
    Jadi peminpin besar itu harus punya keberanian mengambil reziko bukan beryali lembu , supaya nkri di hargai di mata internasional

    BalasHapus