Selasa, Mei 06, 2014
3
ARTILERI-(IDB) : Beberapa tahun belakangan kita sering mendengar istilah pesawat tempur generasi kelima. Yang terbaru adalah soal komitmen besar Australia untuk membeli F-35 JSF dalam jumlah besar. Sebenarnya apa dan seberapa penting pesawat tempur generasi kelima ini? Berikut ulasannya yang kami sadur dari laman The Conversation.
 

Definisi
 

Meskipun istilah pesawat tempur generasi kelima sudah digunakan secara luas, namun sebenarnya definisinya masih gamang dan masih diperdebatkan. Komentar analis pertahanan Giovanni de Briganti (editor defense-aerospace.com) yang mengarah ke politik:
 

"Politisi banyak yang tidak paham dengan pertahanan, sehingga mereka hanya bisa mengeluarkan kata-kata seperti 'satu-satunya pesawat generasi kelima atau inilah pesawat generasi kelima,' untuk membuat kepercayaan masyarakat meningkat dan untuk membeli peralatan pertahanan terbaik untuk negaranya."
 

Pada tahun 2005, ada sebuah laporan yang menyebutkan Lockheed Martin melabeli F-35 sebagai pesawat tempur generasi kelima, ini meminjam istilah Rusia dalam menggambarkan F-22 Raptor. Sebelumnya F-35 hanya disebut sebagai pesawat baru atau pesawat generasi baru.
 

Istilah generasi kelima juga menjadi alat pemasaran yang kuat, setidaknya menurut kritikus dari perwakilan Eurofighter Typhoon bahwa pesawat mereka (Typhoon) telah kehilangan banyak pasar akibat kalah bersaing dengan F-35. Menyebut F-35 sebagai pesawat tempur generasi kelima juga menjadi keuntungan tersendiri bagi Lockheed Martin sang produsen, karena saat ini pesawat generasi kelima seolah sudah menjadi persyaratan mutlak pertahanan maksimal banyak negara.
 

Argumen terkait soal pasar ini juga secara implisit didukung oleh Office of the Auditor General of Canada, yang mendefinisikan pesawat generasi kelima: "Pesawat tempur generasi kelima adalah pesawat yang menggabungkan teknologi yang paling modern, seperti stealth (siluman), radar canggih, dan avionik terbaru." Namun, tetap saja tidak ada definisi objektif atau yang bisa diterima terkait kemampuannya.


Generasi Keempat
 

Titik awal kesulitan mendefinisikan pesawat generasi kelima bermula dari mendefinisikan pesawat generasi keempat atau generasi 4,5 yang merupakan pesawat generasi keempat namun banyak menggunakan fitur pesawat yang disebut generasi kelima.
 

Umumnya pesawat-pesawat generasi keempat dikembangkan pada era 1970-an dan 1980-an, dengan radar dan avionik canggih, termasuk fly-by-wire (computer interfaced) controls, manuver ditingkatkan dan ditambah kemampuan multi peran.
 

Pada tahun 2010, Defense Authorization Amerika Serikat mendefinisikan pesawat generasi 4,5 adalah pesawat yang ada saat ini, seperti F-15, F-16 dan F/A-18 dan varian Su-27, dll yang memiliki kemampuan canggih, termasuk radar AESA (active electronically scanned array), pertukaran data kapasitas tinggi dan avionik canggih, dan memiliki kemampuan untuk menggunakan senjata-senjata canggih saat ini dan masa depan.
 

Untuk menguji konsep pesawat generasi kelima, definisi yang dikeluarkan oleh US Congressional Research Service di bawah ini dinilai cukup detail meski beberapa menilainya masih tidak tepat:
 

"Pesawat generasi kelima menggabungkan teknologi baru seperti thrust vectoring, material komposit, supercruise (kemampuan jelajah pada kecepatan supersonik tanpa menggunakan afterburner), teknologi stealth, sensor dan radar canggih, dan avionik terpadu untuk lebih meningkatkan kewaspadaan situasi."
 

Banyak pesawat generasi keempat yang memiliki beberapa fitur tersebut namun tidak disebut sebagai pesawat generasi kelima karena untuk menjadi pesawat generasi kelima harus memiliki semua fitur tersebut.
 

Sebagai contoh, pesawat pembom strategis B-2 Spirit dan pesawat serang F-117 Nighthawk Amerika Serikat, keduanya adalah pesawat siluman tetapi tidak disebut sebagai pesawat generasi kelima karena tidak dilengkapi dengan radar dan avionik canggih.
 

Beberapa laporan menyebutkan bahwa F-35 JSF secara teknis tidak berfitur supercruise, hanya saja JSF mampu mempertahankan kecepatan Mach 1,2 untuk 150 mil tanpa menggunakan afterburner.
 

Hanya versi F-35 short take-off and vertical landing (F-35B) yang menggunakan thrust vectoring (F-35 Australia tidak), yang akan sangat meningkatkan kemampuan manuver untuk pertempuran dogfighting.
 

JSF memang kalah manuver dari beberapa pesawat generasi keempat, terutama dari para Sukhoi buatan Rusia, tetapi kekurangan ini diatasi dengan fitur silumannya.
 

Fitur Siluman


Fitur siluman memungkinkan bagi pilot untuk menembak pesawat musuh, sedangkan musuh tidak bisa membalas karena musuh tidak dapat melihat mereka. Untuk membuat definisi yang lebih kompleks, fitur stealth bukanlah istilah mutlak karena masih bisa diganggu gugat.

 

Stealth mengacu pada ketidakmampuan musuh untuk mendeteksi pesawat, biasanya oleh radar. Semakin rendah radar cross section sebuah pesawat, maka semakin sulit pesawat itu dideteksi.
 

Seberapa jauh tingkat stealth sebuah pesawat ditentukan dari bagian luar pesawat, desain bodinya dan dari bahan apa dibuat (bahan yang melapisi).
 

Semua pesawat tempur modern saat ini sebenarnya sudah dirancang dengan radar cross section rendah. Pesawat-pesawat ini cukup tersembunyi namun tidak tersembunyi ketimbang JSF.
 

F-22 Raptor mungkin satu-satu pesawat siluman yang operasional. Tetapi radar cross section JSF jauh lebih rendah ketika berhadapan langsung dengan radar. Baru kemudian meningkat setelah pesawat berbalik atau menjauh dari radar.
 

Penggunaan internal weapon bay (teluk senjata internal) memungkinkan rudal/senjata disimpan di dalam perut pesawat. Hal ini digunakan agar fitur silumannya tidak terganggu, namun baru akan terganggu (terdeteksi radar) ketika JSF membuka teluk senjata internalnya atau membawa senjata pada sayapnya (luar bodi).



360 Derajat
 

JSF menghadirkan kesadaran situasional yang tinggi, menjadikan pilot bisa melihat ke seluruh area, bisa melihat dari lantai pesawat atau melihat bagian belakang pesawat. Pertukaran data tinggi yang cepat juga membuat pilot bisa melihat informasi yang diberikan pesawat lain, kapal perang atau unit darat.
 

JSF memiliki sistem electro-optical distributed aperture yang ketika digabungkan dengan helm canggih (helm khusus pilot F-35), akan memberikan pilot kesadaran situasional 360 derajat (ibarat bola).
 

Secara otomatis, JSF dapat mengumpulkan data pasukan musuh dalam jumlah besar, termasuk informasi target, dan mengirimkan datanya dengan cepat ke pasukan udara lain, darat dan laut.

Jadi, menggunakan istilah pesawat generasi kelima berarti menyederhanakan pengertian bahwa pesawat tersebut memiliki karakteristik tempur yang kompleks.
 

Tapi istilah ini tidak berguna ketika mencoba menganalisa seberapa cocok JSF untuk kebutuhan sebuah negara. Istilah ini lebih menunjukkan bahwa adanya perbaikan pada teknologi yang sudah ada sebelumnya, adanya peningkatan kemampuan, namun tidak menjelaskan manfaat teknologi ini dalam lingkungan strategis, atau efektivitas biayanya.




Sumber : Artileri

3 komentar:

  1. kira kira seperti SU-27 yg di tingkat kan sedikit kemampuan nya lalu menjelma jadi SU-35 ya Boss ???

    BalasHapus
  2. Kalau ditinjau dari segi efektifitas JSF 35 kelihatannya tidak begitu efektif ya? karena pesawatnya berharga sangat mahal di sekitar 1,4 trilyun. Tidak pernah dalam sejarahnya amerika sudah menggunakan pesawat tempur genre 5 untuk menggepuk Suriah, afganistan dll. Mungkin karena pesawat itu terlalu dieman dari segi harga. Nah itu juga tidak akan efektif. Tapi Indonesia perlu juga deh untuk beli JSF 35 ini 1 skuadron. Biar tahu kelemahannya jika nanti pesawat itu dihadapkan dengan SU 35 BM yang akan dibeli Indonesia. Nah itulah untungnya Indonesia sebagai negara tanpa blok. Karena itu manfaatkan keuntungan ini. Kenapa tidak?

    BalasHapus
  3. Benar kalau ada uang beli F-35, baru diutak atik utk dicari kelemahannya dan baru dikembangkan kalau bisa. Kita hrs belajar utk pandai supaya tdk dibodohi...................

    BalasHapus