Presiden SBY Geram Bencana Asap Berulang Tiap Tahun
JAKARTA-(IDB) : Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jengkel terhadap penanganan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau. Sebab kasus kabut asap ini bukan pertama kali terjadi. Asap tak segera hilang karena kebakaran belum berhasil dipadamkan.
"Tahun lalu keadaan darurat kabut asap juga terjadi, sekarang terjadi lagi," kata Moeldoko di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 15 Maret 2014.
Karena alasan itu, Moeldoko ingin TNI punya startegi yang jitu mencegah kebakaran hutan dan lahan terjadi lagi. Dia pun meminta prajuritnya yang dikirim ke Riau untuk memberikan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan baik disengaja atau tidak. "Kami harus bangunkan kesadaran masyarakat," kata dia.
Menurut Moeldoko, TNI akan menggandeng pemerintah daerah setempat untuk memberikan sosialisasi anti pembakaran hutan dan lahan. Salah satu caranya dengan menyebarkan selebaran ke masyarakat, hingga berdiskusi bersama masyarakat.
Hari ini, TNI mengirim 1.800 personel untuk membantu penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan di Riau. Pasukan tersebut terdiri dari 900 personel Angkatan Darat, 450 personel Marinir Angkatan Laut, dan 450 personel Paskhas Angkatan Udara. Mereka dipimpin oleh Brigadir Jenderal Prihadi Agus Irianto, Komandan Korem 031/Wira Bima.
Selain mengirim pasukan, TNI juga mengerahkan 10 unit pesawat pengangkut C-130 Hercules dan satu unit pesawat CN-295. Dua dari 10 unit pesawat Hercules akan digunakan untuk menebar garam demi membuat hujan buatan.
Sebelumnya TNI sudah menerjunkan 925 prajurit membantu penanggulangan kabut asap di Riau. Mereka terdiri dari 25 personel Angkatan Udara dan 900 personel Angkatan Darat. Pasukan tersebut berhasil memadamkan lahan yang terbarak seluas 2,871 hektar atau sekitar 140 titik api dari 4,878 hektar yang terbakar.
"Tahun lalu keadaan darurat kabut asap juga terjadi, sekarang terjadi lagi," kata Moeldoko di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 15 Maret 2014.
Karena alasan itu, Moeldoko ingin TNI punya startegi yang jitu mencegah kebakaran hutan dan lahan terjadi lagi. Dia pun meminta prajuritnya yang dikirim ke Riau untuk memberikan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan baik disengaja atau tidak. "Kami harus bangunkan kesadaran masyarakat," kata dia.
Menurut Moeldoko, TNI akan menggandeng pemerintah daerah setempat untuk memberikan sosialisasi anti pembakaran hutan dan lahan. Salah satu caranya dengan menyebarkan selebaran ke masyarakat, hingga berdiskusi bersama masyarakat.
Hari ini, TNI mengirim 1.800 personel untuk membantu penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan di Riau. Pasukan tersebut terdiri dari 900 personel Angkatan Darat, 450 personel Marinir Angkatan Laut, dan 450 personel Paskhas Angkatan Udara. Mereka dipimpin oleh Brigadir Jenderal Prihadi Agus Irianto, Komandan Korem 031/Wira Bima.
Selain mengirim pasukan, TNI juga mengerahkan 10 unit pesawat pengangkut C-130 Hercules dan satu unit pesawat CN-295. Dua dari 10 unit pesawat Hercules akan digunakan untuk menebar garam demi membuat hujan buatan.
Sebelumnya TNI sudah menerjunkan 925 prajurit membantu penanggulangan kabut asap di Riau. Mereka terdiri dari 25 personel Angkatan Udara dan 900 personel Angkatan Darat. Pasukan tersebut berhasil memadamkan lahan yang terbarak seluas 2,871 hektar atau sekitar 140 titik api dari 4,878 hektar yang terbakar.
1.800 Personel TNI Bantu Atasai Darurat Asap
Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengirim 1.800 personel untuk
menanggulangi kebakaran hutan dan bencana asap di Riau. Pasukan ini
dikirim melalui upacara gelar kesiapan di Pangkalan Udara TNI Angkatan
Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, 15 Maret 2014, yang dipimpin
oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko. "Ini sesuai instruksi Presiden
tentang operasi terpadu, salah satunya dari TNI," kata Moeldoko di depan
1.800 prajuritnya.
Pasukan tersebut terdiri atas 900 personel Angkatan Darat, 450 marinir Angkatan Laut, dan 450 personel Paskhas Angkatan Udara. Mereka dipimpin oleh Brigadir Jenderal Prihadi Agus Irianto, Komandan Komando Resort Milter (Korem) 031/Wira Bima.
Selain mengirim pasukan, TNI juga mengerahkan sepuluh pesawat pengangkut C-130 Hercules TNI AU dan satu pesawat CN-295. Dua dari sepuluh pesawat Hercules akan digunakan untuk menebar garam dalam rangka membuat hujan buatan. "Selain itu ada beberapa helikopter untuk bom air," kata Moeldoko.
Pasukan TNI mempunyai tiga tugas utama di Riau. Pertama, memadamkan api. Kedua, membantu Polri menindak para pelaku pembakaran hutan. Ketiga, memberi layanan kesehatan bagi masyarakat.
Prajurit TNI juga bertugas melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara berdialog dengan masyarakat dan menyebar 200.000 selebaran berisi larangan membakar lahan dan hutan.
Sebelum pasukan diberangkatkan, Panglima TNI meminta mereka kelak bekerja maksimal dalam membantu masyarakat Riau yang menjadi korban langsung bencana asap. Moeldoko juga mengingatkan anak buahnya agar selalu waspada dan berhati-hati selama bertugas. "Kalau perlu masker, ya dipakai saja. Jangan sampai kalian malah sakit. Nanti bikin pusing saja," tegasnya.
Sebelumnya, TNI sudah menerjunkan 925 prajurit membantu penanggulangan bencana asap di Riau. Mereka terdiri atas 25 personel Angkatan Udara dan 900 personel Angkatan Darat. Pasukan tersebut berhasil memadamkan lahan seluas 2,871 hektare, atau sekitar 140 titik api, dari 4,878 hektare lahan yang terbakar.
Pasukan tersebut terdiri atas 900 personel Angkatan Darat, 450 marinir Angkatan Laut, dan 450 personel Paskhas Angkatan Udara. Mereka dipimpin oleh Brigadir Jenderal Prihadi Agus Irianto, Komandan Komando Resort Milter (Korem) 031/Wira Bima.
Selain mengirim pasukan, TNI juga mengerahkan sepuluh pesawat pengangkut C-130 Hercules TNI AU dan satu pesawat CN-295. Dua dari sepuluh pesawat Hercules akan digunakan untuk menebar garam dalam rangka membuat hujan buatan. "Selain itu ada beberapa helikopter untuk bom air," kata Moeldoko.
Pasukan TNI mempunyai tiga tugas utama di Riau. Pertama, memadamkan api. Kedua, membantu Polri menindak para pelaku pembakaran hutan. Ketiga, memberi layanan kesehatan bagi masyarakat.
Prajurit TNI juga bertugas melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara berdialog dengan masyarakat dan menyebar 200.000 selebaran berisi larangan membakar lahan dan hutan.
Sebelum pasukan diberangkatkan, Panglima TNI meminta mereka kelak bekerja maksimal dalam membantu masyarakat Riau yang menjadi korban langsung bencana asap. Moeldoko juga mengingatkan anak buahnya agar selalu waspada dan berhati-hati selama bertugas. "Kalau perlu masker, ya dipakai saja. Jangan sampai kalian malah sakit. Nanti bikin pusing saja," tegasnya.
Sebelumnya, TNI sudah menerjunkan 925 prajurit membantu penanggulangan bencana asap di Riau. Mereka terdiri atas 25 personel Angkatan Udara dan 900 personel Angkatan Darat. Pasukan tersebut berhasil memadamkan lahan seluas 2,871 hektare, atau sekitar 140 titik api, dari 4,878 hektare lahan yang terbakar.
TNI Pakai Bom Air
Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko mengirim 1.800 personel TNI, sepuluh pesawat angkut C-130 Hercules, dan satu pesawat CN-295 ke Riau untuk membantu pemadaman api dan penanganan bencana asap di Riau. Moeldoko mengatakan tim TNI juga akan ikut memodifikasi cuaca atau menurunkan hujan buatan.
Sebelumnya, TNI sudah menyediakan satu pesawat Hercules. Pesawat tersebut digunakan untuk menyebar garam atau natrium klorida (NaCl) yang berfungsi mempercepat turunnya hujan di atas lahan dan hutan yang terbakar.
"Sekarang kami tambah satu unit Hercules untuk bantu hujan buatan, jadi ada dua Hercules," katanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 15 Maret 2014.
Pemadaman api dan penanganan bencana asap juga dilakukan dengan menjatuhkan bom air dari udara. Beberapa helikopter TNI digunakan untuk upaya ini. Agar bom air tepat sasaran, dibutuhkan prajurit di darat yang menuntun helikopter pembawa bom.
"Prajurit di bawah menunjukan sektor dan koordinat titik-titik api. Nanti mereka yang di bawah dibekali perlengkapan khusus," ujarnya.
Sebanyak 1.800 pasukan yang dikirim terdiri atas 900 personel Angkatan Darat, 450 personel marinir Angkatan Laut, dan 450 personel Paskhas Angkatan Udara. Mereka dipimpin Brigadir Jenderal Prihadi Agus Irianto, Komandan Korem 031/Wira Bima.
Pasukan itu mempunyai tiga tugas utama: memadamkan api, membantu Polri menindak hukum para pelaku pembakaran hutan, dan memberi layanan kesehatan bagi masyarakat.
Sebelumnya, TNI sudah menerjunkan 925 prajurit untuk membantu penanggulangan bencana asap. Mereka terdiri atas 25 personel Angkatan Udara dan 900 personel Angkatan Darat. Pasukan tersebut berhasil memadamkan lahan seluas 2,871 hektare, atau sekitar 140 titik api, dari 4,878 hektare lahan yang terbakar.
Sebelumnya, TNI sudah menyediakan satu pesawat Hercules. Pesawat tersebut digunakan untuk menyebar garam atau natrium klorida (NaCl) yang berfungsi mempercepat turunnya hujan di atas lahan dan hutan yang terbakar.
"Sekarang kami tambah satu unit Hercules untuk bantu hujan buatan, jadi ada dua Hercules," katanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 15 Maret 2014.
Pemadaman api dan penanganan bencana asap juga dilakukan dengan menjatuhkan bom air dari udara. Beberapa helikopter TNI digunakan untuk upaya ini. Agar bom air tepat sasaran, dibutuhkan prajurit di darat yang menuntun helikopter pembawa bom.
"Prajurit di bawah menunjukan sektor dan koordinat titik-titik api. Nanti mereka yang di bawah dibekali perlengkapan khusus," ujarnya.
Sebanyak 1.800 pasukan yang dikirim terdiri atas 900 personel Angkatan Darat, 450 personel marinir Angkatan Laut, dan 450 personel Paskhas Angkatan Udara. Mereka dipimpin Brigadir Jenderal Prihadi Agus Irianto, Komandan Korem 031/Wira Bima.
Pasukan itu mempunyai tiga tugas utama: memadamkan api, membantu Polri menindak hukum para pelaku pembakaran hutan, dan memberi layanan kesehatan bagi masyarakat.
Sebelumnya, TNI sudah menerjunkan 925 prajurit untuk membantu penanggulangan bencana asap. Mereka terdiri atas 25 personel Angkatan Udara dan 900 personel Angkatan Darat. Pasukan tersebut berhasil memadamkan lahan seluas 2,871 hektare, atau sekitar 140 titik api, dari 4,878 hektare lahan yang terbakar.
Smber : Tempo
0 komentar:
Posting Komentar