Rabu, Maret 19, 2014
1
JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, karakteristik ancaman terhadap pertahanan negara saat ini lebih dominan dan lebih banyak dari ancaman non militer. Selain itu  ancaman juga bersifat sangat kompleks, multidimensi dan ketidakpantian tinggi.

“Karakteristik ancaman itu ada empat, non militer itu dominan. Ancaman lewat jalur - jalur yang bukan militer itu sekarang itu lebih banyak.  Tetapi bukan berarti ancaman militernya dilupakan, karena perang itu bisa terjadi setiap saat, tetap kita harus selalu waspada”, jelas Menhan saat memberikan pembekalan kepada  siswa SMA TN Angkatan XXIII dalam kunjungan Karyawisata ke Kementerian Pertahanan, Selasa (18/3).


Lebih lanjut Menhan mengatakan bahwa, semakin kedepan tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia akan semakin banyak, tidak hanya tantangan militer tetapi juga tantangan non militer. Hal tersebut  harus diwaspadai oleh seluruh generasi muda Indonesia selaku penerus dan pewaris bangsa.


Untuk itu, Menhan dalam pembekalannya berpesan kepada para Siswa SMA TN dan seluruh generasi muda  Indonesia harus sadar dan mempersiapkan diri  dalam menghadapi tantangan yang luar biasa kedepan itu.  “Hidup semakin lama tantangannnya kalau kita plot, antara hidup dan tantangan itu grafiknya eksponensial”, jelas Menhan.




Sumber : DMC

1 komentar:

  1. Menurut saya, berdasar analisa lingkungan strategis bentuk ancaman yang paling besar adalah dis-orientasi nasional serta meningkatnya distabilisasi masyarakat di daerah.
    Sedang bentuk ancaman dari luar adalah peningkatan Pernika.(Perang Elektronika).
    Untuk mengurangi dan mentralisir bntu ancaman yg sudah kelihatan faktanya, segera dibuat semacam task force untuk menetralisir kondisi tersebut dengan beberapa solusi diantaranya:
    - Selesaikan tumpang tindih masalah pertanahan di daerah yg sedang berkembang.
    antara industri perkebunan, HTI,Konservasi hutan lindung dan dengan hak ulayat masyarakat yang sudah ada sejak turun temurun.
    - Memetakan secara pasti batas - batas tanah atau wilayah untuk dapat di jadikan pegangan oleh siapapun juga.
    - Mensejahterakan masyarakat wilayah pedesaan dan masyarakat adat secara nyata dan terus menerus dari semua aspek.
    - Membangun sarana infrastruktur yg dapat di bebankan pada APBD, APBN, ataupun sebagai CSR bagi para investor yang memanfaatkan tanah untuk kegiatan mereka.
    - Hilangkan penyalah gunaan wewenang dan kekuasaan yang ujung-ujungnya hanya untuk urusan "kantong" pribadi pejabat birokrasi.
    - Ajak partisipasi masyarakat dalam merealisasikan suatu kegiatan yang bersifat umum.
    Hal - hal diatas yang saya sebutkan mengacu pada aspek Antropologi, Etnologi dan pada dasarnya masyarakat kita itu mudah di ajak ikut serta untuk berbuat positip asal di beri teladan dan bukti yg konkrit.
    Jangan di akali, di bodohi, apalagi di remehkan budaya, adat istiadat dan kemanusiaannya.
    Sejatinya masyarakat kita adalah masyarakat yg ulet, tidak gampang menyerah pada kesulitan apapun, mampu berbuat sesuatu yg tidak di sangka serta mempunyai rasa solidaritas tinggi dan masyarakat yg harus di jaga harkat dan martabatnya sebagai warga negara.
    Ancaman yg berikutnya adalah Pernika (Electronic Warfare) atau Perang Elektronika dengan spectrum yg luas.
    Tidak sekedar kegiatan sadap menyadap saja, namun sudah ke aspek kegiatan "Hacker" pada peralatan sistim komunikasi dan electronika yang dioperasikan oleh Aparat Militer maupun sipil, bahkan sudah menjadi hal nyata dan terbukti EW mampu me- "ngunci" sistim kendali penembakan pesawat Sukhoi kita.
    Menjadi hal biasa apabila Radar militer atau Sipil dengan mudah diganggu sinyal atau di acak sinyalnya oleh pihak manapun yg tidak suka dengan kita.
    Oleh karenanya, disamping eningkatan kekuatan di aspek "Hardware" untuk TNI kita berupa, Tank, Meriam, Pesawat, atau Kapal Perang, seyogyanya juga di barengi dengan peningkatan peralatan dan pencegahan di bidang Alkom Siskom, Radar, ESM, Encription, serta peralatan Electronic yanglain,dengan membuat BMS ( Battle Manajemen System) berbasisi C4I SR. ( Command, Control, Communication, Computerized, Informasi/ Intelijen Surveillance & Reinforcement.
    Terima kasih.

    BalasHapus