Sabtu, Maret 01, 2014
23

Menkopolhukam pun merespons: Soal HAM, apakah AS juga siap dievaluasi?

WASHINTON-(IDB) : Setiap tahun Amerika Serikat, melalui Departemen Luar Negerinya, rutin menerbitkan laporan soal hak asasi manusia di berbagai negara. Kondisi HAM di Indonesia pun tak luput dari sorotan Deplu AS dalam 12 bulan terakhir.

Dalam laporan yang telah dimuat di laman resmi Deplu AS dan telah diluncurkan Menlu John Kerry, pada paragraf awal Washington memberi penilaian positif atas Indonesia sebagai negara yang menunjung demokrasi multipartai. Contohnya pada Pemilu 2009, yang memilih kembali Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden RI.

"Para pemantau domestik dan internasional menilai bahwa pemilu parlemen dan presiden pada 2009 lalu merupakan pemilihan yang bebas dan adil. Pihak berwenang pada umumnya telah menerapkan kendali yang efektif atas kekuatan keamanan," demikian laporan itu, yang disusun oleh tim pimpinan pejabat sementara Asisten Menlu AS bidang Demokrasi, HAM, dan Tenaga Kerja, Uzra Zeya.   

Selanjutnya, laporan tersebut memberi beberapa kritik atas kondisi HAM di Indonesia. "Ada beberapa contoh di mana elemen-elemen pasukan keamanan terlibat dalam pelanggaran HAM," lanjut Deplu AS.

Pemerintah Indonesia pun dinilai gagal menerapkan investigasi yang transparan dan kredibel atas beberapa kasus pembunuhan yang melibatkan aparat keamanan.

Washington menyorot kasus penyerbuan Lembaga Pemasyarakat Cebongan di Yogyakarta oleh belasan oknum prajurit Kopassus Grup 2 pada 23 Maret 2013, yang menewaskan empat tahanan yang diduga terlibat pembunuhan atas seorang anggota Kopassus.

Pengadilan militer hanya menghukum 12 serdadu berpangkat rendah yang menjadi pelaksana lapangan. "Namun, kalangan kelompok pembela HAM mencurigai bahwa ada perwira senior Kopassus Grup 2 yang mendesak polisi untuk memindahkan para tahanan ke fasilitas yang kurang aman dan entah itu menyuruh para anak buah untuk bertindak maupun membiarkan adanya serangan itu," lanjut laporan HAM AS.    

Laporan itu juga memaparkan kritik dari para pegiat HAM dan Komnas HAM kepada polisi, termasuk Densus 88, karena menerapkan kekerasan yang berlebihan atas para tersangka kasus terorisme. "Kurangnya investigasi yang transparan atas dugaan tindak kekerasan yang berlebihan itu mempersulit upaya konfirmasi terhadap fakta yang sesungguhnya, dan keterangan polisi sering berlawanan dengan pernyataan para saksi," tulis laporan itu.

Pemerintah AS lantas menyajikan contoh kasus pada 22 Juli 2013 saat aparat Densus 88 menembak mati dua tersangka teroris dan menahan dua lainnya di Tulungagung, Jawa Timur. Menurut laporan polisi, salah satu dari tersangka menembak ke arah polisi. Namun, saksi mata mengabarkan bahwa para tersangka tidak menunjukkan perlawanan dan langsung ditembak tanpa peringatan.

Pemerintah RI, lanjut laporan Deplu AS itu, juga dianggap tidak selalu melindungi hak-hak reliji dan sosial kaum minoritas serta membiarkan kesenjangan para warga secara ekonomi. "Pemerintah juga menerapkan pasal penghianatan dan penghinaan untuk membatasi kebebasan berekspresi atas para pendukung kemerdekaan di Papua dan Papua Barat dan para kelompok minoritas keagamaan," lanjut laporan AS.

Laporan itu juga menyorot korupsi, kesewenang-wenangan atas tahanan di penjara, kondisi di penjara yang memprihatinkan, penyelundupan manusia, pekerja anak, dan kurangnya pemenuhan hak dan standar atas para tenaga kerja di Indonesia.

Tanggapan Indonesia
Bagaimana tanggapan kalangan pejabat dan politisi di Indonesia? Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, menyatakan bahwa laporan AS itu bisa diterima sebagai bahan tambahan untuk evaluasi ke dalam. Namun, dia juga memberi beberapa catatan penting atas AS.

"Sebagai negara yang menyebut dirinya negara demokrasi, apakah memang AS juga siap jika dievaluasi mengenai apa yang mereka lakukan? Di Irak? Di Afghanistan? Di penjara Guantanamo?," kata Djoko saat dihubungi VIVAnews hari ini.

Menurut dia, demokrasi itu harus saling menghormati, berimbang. Djoko melihat laporan AS itu berdasarkan penilaian sepihak Pemerintah AS terhadap pelaksanaan penegakan HAM di negara lain.

Mantan Pangliman TNI itu pun menanggapi laporan AS soal kasus Cebongan. Ini harus dilihat latar belakang yang membuat kasus itu terjadi.

"Bagaimana sekelompok orang mengintimidasi warga membabi-buta? Itu juga melanggar HAM. Lalu apa tindakan yang diambil pimpinan TNI setelah kasus itu? Mendorong proses hukum. Dan harap dicatat, bahwa proses hukum dan pengadilan di Indonesia lebih terbuka. Lebih transparan. Dikawal melalui pers yang bebas. Apakah hal seperti ini terjadi di AS? Jika terjadi peradilan terhadap anggota militer?," kata Djoko.

Soal Sampang, lanjut Djoko, yang terjadi bukan pengusiran, seperti yang disebut dalam laporan HAM AS, melainkan melindungi agar warga Syiah tidak jadi korban lagi. "Kok pakai istilah diusir?" kata Djoko.

Sementara itu, wakil ketua Komisi I DPR RI bidang pertahanan dan luar negeri, TB Hasanudin, menilai bahwa laporan HAM AS itu menggambarkan masih ada yang perlu diperbaiki oleh pemerintah RI dan aparat keamanan. 

"Soal kasus Cebongan, saya kira itu produk era Orde Baru. TNI masih belum sepenuhnya reformis, bahkan untuk kasus pembunuhan sekalipun masih berusaha ditutupi," kata Hasanudin.

Begitu pula soal kasus di Papua. Masih maraknya kasus kekerasan di sana karena belum ada penyelesaian yang matang dari pemerintah. "SBY tidak punya konsep yang jelas dalam mencari solusi penyelesaiannya, [akhirnya] jadi liar," kata politisi dari PDIP itu. 




Sumber : Vivanews

23 komentar:

  1. tindakan yg dilakukan sekelompok orang adalah "kriminal" biasa bukan pelanggaran ham. dan mereka sudah dijatuhi hukuman. selesai. begitu bukan?

    BalasHapus
  2. wowwww.........sayap - sayap anasir asing harus di babat.....pasti orangnya lo lagi - lo lagi.....periuk nasi jual negara.....sadisss

    BalasHapus
  3. woi.. jon keri, urusin dulu anak buahmu yg tidak mau menampung pengungsi itu baru ngomong yg lain...

    BalasHapus
  4. apakah pernyataan menlu US ini objektif apa adanya? saya rasa tidak ini adalah "jawaban" atas pernyataan menlu indonesia yg membawa pelanggaran ham australia terkait pengunsi yg akan dibawa ke forum internasional.

    US belum lulus menegakkan demokrasi apalagi ham, mereka hanya menutupinya.

    BalasHapus
  5. satu lagi pernyataan kosong dari menlu amerika...

    BalasHapus
    Balasan
    1. bantuan diplomasi terhadap australia yg lagi tengok kiri kanan kebingungan tidak tahu mesti ngapain.

      Hapus
  6. Indonesia yang demokrasi kayak begini yang polisi dan TNI nya sekarang berguguran ditembakin orang ,,, dibilang melanggar HAM ???
    Thailand, Malaysia dan Singapura yang menjalankan pemerintahan secara otoriter tidak dikritik ???

    Akakakakakakakakakakakkk ketahuan banget ya sentimennyaaa ,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah looo..siap2 aja ada embargo lagi alutsista dari negara HAM ini..barangnya juga lom datang dah mulai ada peringatan..waspadalah..waspadalah..

      Hapus
  7. yah si TB, bukanya bela negara malah bela sikeri,
    densus 88 bantai teroris,us bela teroris, apa teroris itu orang2 us, jadi gak berkutik dibikin sama densus88,
    pemberontak papua ud gak bisa banyak berkutik, us gerah permainannya mulai bisa diredam,
    gak bisa ngeliat RI tenang selalu dikorek2, dicari kesalahan2nya, yang kecil mau dibuat besar..
    demokrasi RI jauh lebih baik dari us.
    USA sampai kapanpun gak akan bisa jadi teman yg baik buat NKRI, termasuk budak2nya dikiri dan kanan RI, rapatkan barisan ke blok timur......

    BalasHapus
  8. embargo si dari awal memang sudah menjadi taruhannya, kita liat seberani apa amerika...

    BalasHapus
  9. Ham = BABI.....ham = H ak asasi monyet...emang amerika negara monyet yang makananya babi......singaporn sama aushit termasuk didalamnya.

    BalasHapus
  10. si tb lagi yg ngomong.. orang leopard aja di bilang ambles jalan nya.. bukti nya enggak.. aneh tu orang lucu bgt kayak badut hihihi..

    BalasHapus
  11. PDI-P mnang om TB jadi menhan, bahaya nih bisa-bisa kita lari ke Us asuh...

    BalasHapus
  12. Sudah merasa di tinggal kan ,HAM ...HAM bisanya merusak negeri orang , indonesia bukanlah negara akgresor selalu melanggar ham ham....kalau kita mau jujur rajanya pelangaran ham masih di dominasi barat sekutu bagus mereka berkaca diri supaya barat sekutu selamat dari jurang ke hancuran economi .

    BalasHapus
  13. ingat NKRI adalah negara incaran NATO khususnya AMERIKA, mereka (USA) tdk mau negara NKRI menjadi kuat apalagi maju, berbagai cara dilakukan agar NKRI melemah kembali dan HAM adalah 'SALAH SATU' senjata andalan untuk menjatuhkan negara2 yg dianggap tdk menguntungkan AMERIKA dan SEKUTUnya.

    BalasHapus
  14. Kritik HAM yg dilakukan USA merupakan bukti bahwa Amrik sedang mencari cari Alasan buat melakukan yg lebih besar lagi.Untuk itu rapatkan barisan , gemakan rasa Nasinonalisme Gemakan NKRI perkuat pertahanan Sambil menunggu mandri Alutsista adakan segera Alutsista yang sudah jadi seperti Rudal S 300/S 400 Rusia . Kapal selam dan pesawat tempur Su 35.

    BalasHapus
  15. Kuman di seberang lautan tampak,tetapi pesawat C 5 Galaxy di depan mata tidak tampak.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul sekali...lha wong matanya si keri nempel di bannya C 5 Galaxy itu.....

      Hapus
    2. Itu saking gedenya pesawat kali yaa....sampai gak kelihatan.

      Hapus
  16. Sy salut sama pernyataan pak djoko, beliau berani membantah suara minor [seperti biasanya] yg selalu keluar dari mukut amerika. Tapi sy heran dng pernyataan dari anggota DPR itu, aneh dan bodoh. Hai denger ya bung" amerika itu pelanggar Ham kelas wahid. Baca Sejarah dong!

    BalasHapus
  17. ham..? dulu penduduk asli indian dan amborigin seperti apa mereka bray..??!

    BalasHapus
  18. saran itu komisi HAM di buarin saja itu antek2 emabh nya ham lohh maksih

    BalasHapus
  19. ngomong apa john kerry....???!!
    HAM ??!!pembantaian rakyat irak dg dalih pemilik senjata nuklir??(tdk terbukti)

    HAM??!!ribuan rakyat afghan,libiya tewas karena prajuritmu...

    HAM??!! bocah2 palestin yg meregang nyawa karena peluru2 israel dan kau pura2 buta dan tuli...


    jangan ngomong HAM karena kami MUAK dg tingkah lakumu....bertampang malaikat tetapi sejatinya IBLIS

    BalasHapus