JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, kekurangan Rp 27
triliun tidak membuat proses pembelian alat utama sistem persenjataan
(alutsista) terhenti begitu saja. Sebab, dari jumlah itu, pemerintah
masih memiliki dana sebesar Rp 123 triliun.
Dana tersebut berasal dari platform yang diajukan Kementerian
Pertahanan sebesar Rp 150 triliun. Namun, dari jumlah itu, Rp 27 triliun
memang tidak dicairkan.
“Karena yang kita lakukan itu, misalkan F16. Itu budgetnya beli 6,
ternyata kita bisa dapat 24. 6 Itu kan budget beli baru, kita dapat
sekarang yang second hand, tapi kita upgrade lebih bagus lagi dan itu
bisa terbang dan kita tingkatkan menjadi block 52. Nah itu udah nolong,”
ujar Purnomo usai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta,
27/2/2014.
Meski tidak dicairkan, Purnomo beranggapan langkah tersebut sebagai
upaya efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah. Sehingga, proses
pembayaran alutsista yang dibeli hanya dapat menggunakan dana sebesar Rp
123 triliun saja. Dengan demikian, dalam lima tahun dapat dilunasi
sebesar Rp 24,6 triliun.
“Dan ternyata dari sisi jumlah tak mengganggu. Malah kita dapat kapal
Usman Harun, John Lie dan Bung Tomo segala. Frigat kita yang baru dari
Inggris,” ungkapnya.
Sumber : Merdeka
aaaaah,,, nggak tertarik tuh dengan berita F-16 dan Apache !!!!!!!!
BalasHapusMending SU-35 dan Kilo !!!
su 35 dan kilo itu ada di MEF 2.
Hapuspada MEF 1 ini cuma pergantian alutsista TNI yg menua, kecuali kasus pesawat F16 ini, awalnya RI butuh 6 F16 block 50, utk menggenapkan 10 F16 yg di madiun, sehingga jumlah nya ada 16,unit,
tapi karena ada proses hibah dari USA , dgn 24 F16 block 15, dan F16 block 25, pihak kemenhan lebih memilih proses hibah, dgn catatan di upgrade ke 32+. utk di tmpat kan diberbagai LANUD di bagian barat, seperti di pekan bau 16 unit, sisa nya di madiun, dan di medan.
klo MEF 2 peningkatan dalam hal kemampuan, seperti SU 35, KILO, AWACS, RADARdarat dll
MEF 3 peningkatan jumlah alutsista dan penambahan kemampuan seperti S 300/ S400 atau HQ china,
soo masih panjang proses nya, mengingat daya kemampuan keuangan negara dan luas wilayah yg harus dijaga.
klo gw lebih seneng ma apache nya.. cos lebih gahar dari miliknya singaporn,
Hapussu 35 lebih baik nanti dulu, nuggu rusia bisa menginstalkan radar anti pesawat siluman pada su 35. baru di beli,, biar ga mahal biaya upgrade lagi nya.
trus klo KS kilo kyk nya yg di cari bukan kilo nya tp club s nya,, biar bisa di instal ke changbogo milik TNI,
dan gw lebih tertarik denger kemampuan changbogo Improved Chang Bo class . yg hampir sama dgn kemampuan U214. klo kilo sih udah jelas kemampuan nya, tp klo changbogo, kebanyakan musuh menganggap rendah lebih dlu, tp pas perang ternyata kemampuan nya melebihi kemampuan KS scorpene.
http://jakartagreater.com/proyeksi-kemampuan-kapal-selam-angkatan-laut-australia/
apache segitu harganya di todong ama AA gendong terancam kobong...
BalasHapusHh..kwkw....bettul apache sudah tidak begitu mumpuni menghadapi perang moderen selain lamban pergerakan heli mudah jadi mangsa rudal panggul , malah tank mbt se class t90 ms sudah di smart anti rudal baja body tank ke avionik terbukti sukses . Kalau f16 bekas mending cuma yg jadi pertayaan karna NKRI negara kepuluan f16 bekas punya ke mampuan serang maritime enggak ?....
HapusBlok 52 dari hongkong, blok 32 aja masih ga yakin.
BalasHapus