Selasa, Maret 18, 2014
13
BEIJING-(IDB) : Kritik keras kembali ditujukan kepada Malaysia terkait cara mereka menangani hilangnya pesawat Boeing MH370.

Negara itu dituding “menyia-nyiakan“ waktu dan sumberdaya berharga dengan melepas informasi dramatis satu pekan setelah kejadian.

Perdana Menteri Najib Razak sebelumnya mengungkapkan hasil penyelidikan yang mengindikasikan bahwa Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan 370 telah dibelokkan dan terbang beberapa jam setelah dengan disengaja berbalik arah dari tujuan ke Beijing.

Dimulainya pengungkapan setelah sepekan kebingungan dan munculnya berbagai spekulasi, memunculkan pertanyaan tentang kenapa pemerintah Malaysia perlu waktu begitu lama untuk mengungkapkan data terbaru, dan apakah mereka telah melewatkan kesempatan untuk mencegah pesawat itu untuk mengubah arah.

Pencarian hilangnya Malaysia Airlines MH370 telah melibatkan tim dari 25 negara, di laut serta udara,  dan masih belum menemukan keberadaannya, hingga kini. – Reuters

“Tak bisa dipungkiri bahwa pengungkapan informasi penting itu datang terlambat dengan cara yang menyakitkan,” tulis editorial kantor berita milik pemerintah Cina, Xinhua, sambil memberikan catatan bahwa tujuh hari yang ”menyiksa” itu harus ditanggung oleh keluarga orang-orang yang hilang.

Editorial itu meyakini bahwa para pejabat Malaysia bersalah melalaikan tugasnya dengan cara yang “tak bisa ditolerir”.

Dua pertiga penumpang pesawat yang berangkat dari Kuala Lumpur menuju Beijing itu berkewarganegaraan Cina.

Sia-siakan waktu dan tenaga tim Internasional

Ada kemarahan dan rasa frustasi bahwa Malaysia membutuhkan waktu begitu lama untuk membatalkan pencarian massal yang dilakukan sejumlah negara di Laut Cina Selatan jika mereka sudah tahu bahwa pesawat itu berbalik arah dan terbang menuju Samudera Hindia.

PM Najib Razak tidak mengumumkan penghentian operasi pencarian di Laut China Selatan itu hingga hari Sabtu lalu. Pesawat itu hilang dari radar sipil di atas Laut China Selatan yang terletak diantara Malaysia dan Vietnam pada 8 Maret lalu.

“Dan karena tidak adanya – atau paling tidak lemahnya – informasi yang otoritatif, upaya besar-besaran telah tersia-sia, dan sejumlah isu telah berkembang,” kata editorian Xinhua, sebagaimana dilansir media Jerman, Detsche Welle.

Najib pada Sabtu lalu mengungkapkan bahwa sistem komunikasi Boeing 777 dimatikan – satu demi satu, menunjukkan itu sebagai sebuah tindakan yang dilakukan dengan sadar – sebelum jet berbelok dan kemudian terbang beberapa jam entah ke selatan Samudera Hindia atau ke sebelah utara menuju Asia Tengah atau Selatan.

“Sebagai pemimpin misi pencarian dan penyelamatan internasional, Malaysia memikul tanggung jawab yang tak terhindarkan,” kata editorial tersebut.

Kemarahan serupa muncuk di media sosial Malaysia, dan juga Weibo – sebuah jejaring sosial Cina yang mirip Twitter.

“Prilaku pemerintah Malaysia dalam urusan ini bisa diringkas dalam satu kata: menipu!” kata salah seorang warga China di Weibo.

Para pejabat imigrasi Malaysia juga dipermalukan dengan pengungkapan bahwa setidaknya dua orang menggunakan paspor curian ketika naik ke pesawat. Interpol telah mengatakan bahwa kedua orang itu adalah imigran ilegal yang berniat ke Eropa.

Kepala Angkatan Udara Malaysia, Jenderal Rodzali Daud mengakui sebelumnya bahwa sebuah benda yang tidak teridentifikasi – yang kini diyakini sebagai MH370 – bergerak melewati Malaysia menuju Laut Andaman.

Ia mengatakan pada saat itu bahwa, militer Malaysia tidak mencegatnya karena tidak dianggap “musuh”.

Malaysia membantah ada lubang dalam sistem pertahanan udara mereka. Mereka juga membantah tudingan lambat dalam membagi informasi dengan alasan menyangkut keamanan nasional, sambil mengatakan mereka perlu beberapa hari untuk “memastikan” data radar sebelum menyampaikannya kepada publik.

Kegagalan yang menakjubkan

Tapi ahli keamaman dan penerbangan terus mempertanyakan kenapa begitu banyak sumberdaya yang dikerahkan begitu lama dalam pencarian di Laut Cina Selatan, dan bagaimana militer Malaysia bisa gagal mengidentifikasi saat pesawat itu berbalik arah dan melintasi negara itu.

“Ini adalah kegagalan dalam bidang keamanan yang menakjubkan,” kata Ajaj Sahni, salah seorang pengamat dari India.

“Dan itu kelihatannya kegagalan teknologi yang menakjubkan dalam semua aspek bahwa sesuatu seperti ini bisa terjadi.".

Terence Fan, seorang ahli dirgantara dari Singapura mengatakan, bahwa manajemen krisis Malaysia terbukti cacat.

“Kenapa mereka perlu berhari-hari untuk ‘memastikan‘ data radar mereka bahwa pesawat itu telah berbelok ke barat?“ kata Fan.

“Tidakkah mereka sudah tahu sejak hari pertama bahwa sistem komunikasi yang berbeda di pesawat itu dimatikan pada waktu terpisah?“ tambah dia.

Pertanyaan juga muncul kenapa perlu waktu sepekan bagi Malaysia untuk menggeledah rumah pilot setelah pesawat itu menghilang secara membingungkan.




Sumber : DW

13 komentar:

  1. seekarang dunia sudah tau betapa lambatnya malaysia dalam menangani masalah, ternyata pertahanan udaranya pun bisa di terobos.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Diterobos bukan pake pesawat militer, bukan pake pesawat kecil, bukan pake drone, bukan pake pesawat siluman, bukan pake pesawat supersonik. Tapi diterobos pake pesawat besar, bongsor B777, penuh muatan, yang radar kuno PD II juga bisa deteksi.

      Itu bukti bahwa yang menentukan itu manusianya, SDM. Bukan alatnya.

      Hapus
  2. kutipan kata2 di atas yg baru di sadari warga china
    “Prilaku pemerintah Malaysia dalam urusan ini bisa diringkas dalam satu kata: MENIPU ” kata salah seorang warga China di Weibo.

    BalasHapus
  3. Saya sarankan pemerintah Malaysia meminta ahli ahli dari Indonesia untuk ikut membantu seperti knkt dan pihak pihak yang biasa terlibat dalam pencarian pesawat seperti kopassus.Mereka punya insting dan keahlian dalam hal itu.Pasti abang yang baik akan membantu adiknya yang lagi susah.

    BalasHapus
  4. Kita akuisisi aja malay kaya krimea!
    Penduduknya banyak yg dr Indonesia, tki/tkw jg banyak bhkn mentri pertahanannya orang aslinya jogya... kejadian ini bikin malu asean, salah satu anggotanya adlh negara pengecut dan penipu. Dihapus dr asean dan dianeksasi aja!
    Toh si malay skrg dg kasus ini sdh kehilangan muka... masak orang gak punya muka? rambut smua, gak ada mata, gak ada mulut, gak ada hidung, gmn coba?

    BalasHapus
  5. Terence Fan, seorang ahli dirgantara dari Singapura mengatakan, bahwa manajemen krisis Malaysia terbukti cacat.
    ini kata" yg aku suka...memang pantas malasya mendapatkan kata" itu...wkwkw
    terbukti otak" orang malasya itu o'on tak tertolong lagi...

    BalasHapus
  6. cacaaatt............ bener kata om Andri Cahyadi dan setuju sekali atas pernyataan warga China tersebut.. Malaysia adalah PENIPU

    BalasHapus
  7. :) pintenya ngerebut budaya indonesia...orang militernya aja terjung payung ma TNI nyasar ke pasar...dari terget yang ditentukan..wkwkkw

    BalasHapus
  8. (h) hore ga da anonymius!! sekarang komentnya santun2.... yang berani komen macam2 biasanya ano..tapi sekarang rasanya nyaman banget...maksh ni om mimin...

    BalasHapus
  9. Malaysia memang parah. Parah banget. Tapi tidak perlu kita ikut2 mengejek sistem pertahanan mereka jelek. Karena baru beberapa bulan yang lalu kapal2 perang angkatan laut ostrali menerobos perairan kita, bahkan lebih dari sekali dalam waktu berdekatan, tanpa sekalipun terdeteksi. Jadi... santai aja brow :d
    Mereka ada jeleknya, tapi kita juga masih perlu perbaikan di sana sini.

    BalasHapus
  10. Baru kali ini saya temuin pejabat yg sempet bercanda di tengah kalutnya keluarga korban, pake penggambaran Balotelli lah, pake dukun lah...berarti bener kata orang2 bangsa malay bangsa malas bin o'on ga heran nama negaranya Malas..ya...

    BalasHapus
  11. Malaysia negara yang klo tetanggany lg kesusahan dy berlagak spt mandor,bukan bantuin tp ikut ngata2in seolah olah negara tetanggany itu ga bs berbuat ap2 ga spt dy, tp dgn kejadian ini terbukti Malaysia ga bs ap2 walaupun ud mnta bantuan dr 25 negara lain, terbukti ilmuny masih cetek, begitu sok2 mimpin negara lain utk pencarian, dasar malon cupu..

    BalasHapus