Sabtu, Februari 15, 2014
4
JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, tidak perlu ada kekhawatiran atas langkah Indonesia memodernisasi alat utama sistem senjata karena hal itu semata-mata untuk menegakkan kedaulatan dan juga menjaga keutuhan wilayah.

"Beberapa pihak di luar negeri khawatir atas modernisasi dan peningkatan kekuatan militer Indonesia. Ini tidak perlu terjadi. Indonesia cinta damai, tetapi kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI tentulah harga mati. Perang adalah jalan terakhir jika tidak ada pilihan lain," kata Presiden dalam akun twitternya @SBYudhoyono yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat dini hari.

Presiden dalam tweetnya mengatakan, seiring pertumbuhan ekonomi dalam sembilan tahun terakhir, memodernisasi alat utama sistem senjata TNI agar mampu melakukan Operasi Militer Gabungan.

"Hari ini (Kamis 13/5) kita menyaksikan 16 unit pesawat tempur T-50i sebagai 1 skadron TNI AU, melengkapi 24 unit pesawat F-16 dan 16 unit Super Tucano. Kita juga melengkapi skadron pesawat Sukhoi," kata Presiden.

TNI AU juga mendapatkan sembilan unit pesawat CN-235, sembilan unit pesawat C-130, sejumlah helikopter dan pesawat latih baru, serta pesawat terbang tanpa awak.

"Alat utama sistem senjata TNI ini sudah mulai berdatangan sejak tahun 2013 yang lalu. Insya Allah semua akan masuk ke formasi TNI pada tahun 2018," katanya.

Indonesia, kata Kepala Negara, sedang dan akan terus aktif bermitra serta bekerja sama dengan negara-negara sahabat, termasuk kerja sama pertahanan. 




Sumber : Antara

4 komentar:

  1. Terima kasih pak Presiden SBY Bpk telah berusaha meningkatkan harga diri bangsa dan hasilnya nyata klu boleh saya menyarankan sebelum bpk mengakhiri masa bakti ALUTSISTA TNI sudah memiliki program MEF yg dapat mengimbangi dengan ALUTSISTA gabungan negara persemakmuran yg mengelilingi Indonnesia.dan prinsip kemandirian ALUTSISTA tertanam kepada seluruh Insan TNI dan pemimpin masa depan. agar bangsa yang besar ini tidak didikte dan diitimidasi oleh bangsa lain.

    BalasHapus
  2. Bp Pres seharusnya menjadi Bp Gumil TNI, oleh karena mampu memadukan antara teori dg praktek dilapangan dan sejak Bp menjabat Pres TNI melaksanakan latihan disimulasikan dg menggunakan Kogapwilhan yg sekarang terbentuk. Salam...............

    BalasHapus