JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan Indonesia bergegas membenahi dan memperbarui
berbagai alat utama sistem persenjataan yang kurang dan sudah dimakan
usia. Penambahan unit kapal selam salah satu target yang dibidik oleh
Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
Staf Ahli Kementerian Pertahanan bidang kerjasama dan hubungan
kelembagaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Zilmi Karim,
mengatakan, saat ini Kementerian Pertahanan dengan PT PAL sedang
menyiapkan galangan buat pembangunan kapal selam. Jika modal dari
pemerintah sudah cair, maka pembangunan kapal selam dimulai tahun depan.
“Kapal selam PT PAL direncanakan masuk tahap produksi pada 2015, dan
diperkirakan selesai November 2018,” ujar Zilmi di Jakarta, Rabu
(19/2/2014).
Produksi kapal selam dilakukan dengan cara kerjasama operasi dengan
perusahaan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering
(DSME). Kontrak antara pemerintah dengan Daewoo sudah diteken sejak 2011
dengan nilai USD 1,07 juta. Indonesia memesan tiga kapal selam dari
Daewoo, dua dibangun di Korea Selatan, dan satu akan dibuat di PT PAL di
Surabaya, Jawa Timur.
Maksud pembangunan satu kapal selam di tanah air itu supaya terjadi
alih teknologi. Hal ini sudah tercantum dalam undang-undang dan
peraturan presiden yang mewajibkan tiga syarat dalam pengadaan mesin
tempur. Yakni alih teknologi, penggunaan kandungan dan komponen lokal,
serta imbal dagang.
Zilmi melanjutkan, melalui rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR,
pemerintah sepakat membenamkan tambahan modal sebesar USD 250 juta dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara-Pengubahan buat membantu pembangunan
galangan kapal itu. Jika tidak meleset, April mendatang dana itu bakal
cair.
Meski begitu, banyak pihak meragukan kemampuan PT PAL membangun kapal
selam itu. Tetapi Zilmi pasang badan. Menurut dia, yang mesti
dikhawatirkan bukan kemampuan PT PAL, tapi justru ketepatan pencairan
dana pembangunan fasilitas.
“Pembangunan fasilitas itu sudah dimulai sejak 2011. Sumber daya
manusia sudah ditatar dan peralatan sudah disamakan. Dalam pembangunan
galangan kita juga menggandeng konsultan dari Korea Selatan biar sama.
Yang membangun fasilitas juga kontraktor. Jadi jangan menyalahkan PT
PAL,” ujar Zilmi.
Membangun Kemandirian
Wilayah Republik Indonesia yang terdiri dari pulau dan dihubungkan laut
yang membentang luas memiliki tantangan tersendiri dalam bidang
pertahanan. Sayangnya hal itu tidak ditopang dengan alat utama sistem
persenjataan laut mumpuni.
Staf Ahli Kementerian Pertahanan bidang kerjasama dan hubungan kelembagaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Zilmi Karim, mengatakan, sampai saat ini Indonesia sangat kekurangan armada pertahanan laut, utamanya kapal selam. Bayangkan, dari kebutuhan minimal 12 kapal selam, Indonesia hanya punya dua unit.
"Indonesia butuh 12 kapal selam. Tapi cuma punya 2 unit," kata Zilmi dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (19/2).
Dua kapal selam milik Indonesia masih aktif itu adalah KRI Cakra and KRI Nenggala. Keduanya merupakan buatan Jerman pada era 1980-an. Dua kapal selam itu pun tak lama lagi bakal pensiun, yakni tepatnya 2020.
Maka dari itu Kementerian Pertahanan ngotot menambah kekuatan kapal selam sebagai salah satu pilar pertahanan laut. Masalahnya adalah, lanjut Zilmi, biaya membeli kapal selam sangat mahal.
Staf Ahli Kementerian Pertahanan bidang kerjasama dan hubungan kelembagaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan, Zilmi Karim, mengatakan, sampai saat ini Indonesia sangat kekurangan armada pertahanan laut, utamanya kapal selam. Bayangkan, dari kebutuhan minimal 12 kapal selam, Indonesia hanya punya dua unit.
"Indonesia butuh 12 kapal selam. Tapi cuma punya 2 unit," kata Zilmi dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (19/2).
Dua kapal selam milik Indonesia masih aktif itu adalah KRI Cakra and KRI Nenggala. Keduanya merupakan buatan Jerman pada era 1980-an. Dua kapal selam itu pun tak lama lagi bakal pensiun, yakni tepatnya 2020.
Maka dari itu Kementerian Pertahanan ngotot menambah kekuatan kapal selam sebagai salah satu pilar pertahanan laut. Masalahnya adalah, lanjut Zilmi, biaya membeli kapal selam sangat mahal.
Supaya proses alih teknologi berjalan lancar pemerintah mengirim 206
tenaga ahli Indonesia buat belajar langsung teknik pembuatan kapal selam
ke Korea Selatan. Dalam rombongan itu juga terselip perwakilan
akademisi dari Institut Teknologi Surabaya.
Indonesia darurat kapal Selam. Wilayah Indonesia yang terdiri dari
pulau dan dihubungkan laut yang membentang luas memiliki tantangan
tersendiri dalam bidang pertahanan.
Sumber : Merdeka
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusPengacara perceraian ?...ano 20.52 ga paham ya..? ini blok military ngomongin senjata, bukan blog Hukum...ya ampuuun o'on bener ini orang...salah kamar tau..!!
HapusMungkin lg suntuk Bro!
HapusKrn trnyata cuman 2, neg.sebesar ini cuman punya 2 ks...
Keterlaluan! Gue jg puuingin ngumpat2 Bro!...
Jan c....k2
Ditambah kilo 2 tak terpublikasikan lontong lontong..... :d
HapusHhhkwkwkw....20 .52 kapan kapan tak hubungi bukan saya yg mau cerai tapi calon ku gak beres beres mau cerai kwkwkw....ane ...sudah gebet pingin ke kua . Sip ...sip ...
HapusAno 04.28... Kau tunggu Jandanya sampai MEF 3...
HapusUntuk Minimun Essencial oke 12 KS, kelas Changbogo, tapi untuk ideal essencial force musti 24 KS kelas Changbogo dan 12 KS kelas Amur/Kilo, didukung 24 PKR Sigma 10514, 36 KCR 60, 96 KCR 40, 12 Destroyer Bremen/Talwar class, untuk kapal perang dibawah 40 m sebaiknya dihibahkan ke Bakamla, KKP atau Basarnas
BalasHapusbremen / talwar class bukan nya trmasuk class frigate bro?
HapusUdah bukan Darurat lagi, yang pasti ks sekarang yang ada 6 ks, 2 ks asli thn 80 dan 4 ks sewa dari 2 negara untuk aplusan service 401 dan 402 buat berpatroli, pembelajaran para prajurit TNI AL yang sewanya udah mau kelar. Jadi yang pasti harus PUNYA sebelum sewanya habis.
BalasHapusburuan beli kapal selam kelas amur, lada , kilo yg baru. ntar klo udah bisa buat ks dlm negeri model changbego itu, Indo gak bakalan bisa beli KS lada dll. karena kepentok UU pertahanan yg isinya klo sudah dpt buat Alutsista dr dlm negeri, maka tidak boleh import dari luar negeri. hayo pikirkan segera. buruan bungkus..!
BalasHapusGw baca komen agan" semua,w sedih baca y. tni alusista y lemah jd negara lain pd ngelunjak,negara secuil aja berani sama RI.. Lo semua sadar gk klo ini buah tangan dr pemimpin ordebaru yg bikin negara kita lemah,... si anjink kudeta demi jabatan ngejual negri y sendiri ke barat,bangsat......
BalasHapusNgetes
BalasHapusAh pada bolak balik aja ngomong cuma 2. :P
BalasHapusItukan pernyataan politis aja biar gak terjadi perlombaan senjata di kawasan ini. Apalagi KS adalah salah satu peralatan pertahanan yang rahasia karena lebih sering ngumpet di bawah air. Jumlah sebenarnya cuma Navy dan KemHan yang tau :)