Senin, Januari 20, 2014
7
BEIJING-(IDB) : Dua produsen rudal utama China -China North Industries Corporation dan China Precision Machinery Import-Export Corporation- diprediksi akan memproduksi 50.000 rudal balistik untuk China, dilansir dalam laporan Aviation Week & Space Technology edisi terbaru, majalah yang memiliki hubungan dengan militer AS.

Guna memenangkan konflik teritorialnya dengan Jepang atas pulau-pulau di Laut China Timur, Aviation Week & Space Technology menyatakan bahwa China saat ini menargetkan Tokyo dengan 1.000 rudal. Namun, jumlah rudal tersebut hanyalah sebagian kecil dari total kapasitas produksi rudal China, kata laporan itu, menambahkan bahwa rudal-rudal yang dirancang dan diproduksi China akan membuat musuh-musuh China tunduk tanpa perlu terjadi pertempuran nyata.

Analis militer Amerika Serikat mengklaim bahwa dalam lima tahun kedepan China kemungkinan akan menjadi produsen rudal terbesar di dunia. China North Industries Corporation akan menjadi produsen rudal terbesar dengan produksi diperkirakan mencapai 29.992 rudal, mengambil 15% pangsa rudal dunia. Kontraktor pertahanan AS, Raytheon, akan menempati posisi kedua, menghasilkan 23.744 rudal yang mengambil pangsa rudal dunia sebesar 12%. Sedangkan China Precision Machinery Import-Export Corporation, akan menduduki peringkat ketika dengan kemungkinan produksi rudal sebanyak 11.232 rudal dan merupakan 6% dari pangsa rudal dunia.

Pada September 2013, Turki mengumumkan telah memilih sistem pertahanan udara FD-2000 dari China. Biaya pembelian diperkirakan mencapai USD 4 miliar. FD-2000 adalah versi ekspor dari HQ-9 yang merupakan sistem pertahanan udara (rudal) jarak jauh.

Program pembelian sistem pertahanan udara oleh Turki ini ditujukan untuk membangun sistem pertahanan udara dan rudal untuk mencegat rudal balistik dan target udara lainnya yang masuk ke wilayah udara Turki. Disebut-sebut, pembelian ini sempat menimbulkan kejengkelan Amerika Serikat karena Turki adalah anggota NATO yang sebaiknya mengakuisisi sistem pertahanan udara yang umum digunakan NATO seperti Patriot buatan AS.



Sumber : Artileri

7 komentar:

  1. "Civis pacem parabelum" = kalau mau damai, bersiaplah perang.!!
    Wajar dg kemampuan ekonomi dan penguasaan technologi China harus memproteksi negaranya, dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ini apa harus di korbankan? Tentu tidak.
    Bagaimana dengan kita, Indonesia? Mau tetap maju industri korupsinya? He....he.....he........

    BalasHapus
    Balasan
    1. Indonesia jalan ditempat.dana besar hasil fiktif.buat roket saja teknologi perang dunia 2 macam katyushanya hamaz.rapat rapat biar korupsi tertutup rapat.nkri kapan maju .woi antek dephankam dengarkanlah suara jeritan ibu pertiwi.masa begini begini terus

      Hapus
    2. SAYA DUKUN CHINA BUAT BNYAK RUDAL.KALAU PERLU RUDAL DI BUAT KHUSUS.KALAU PERANG MA INDON BOLE BUNUH ORANG JAWA SEMUA.JAWA ANJING. JAWA BODOH.JAWA BURUH. JAWA PEMBANTU.JAWA PELACUR.ANJING SEMUA ORG JAWA.I NAK BUNUH ORG JAWA KAFIR. TAK TAU I TAK SUKA JAWA MAAM SAMPAH DIJALAN. WAJAH MCM BERUK.HAHAHAHAHAHA ANJING JAWA.PELACUR.

      Hapus
  2. Coba bandingkan dengan kita.Dana riset rendah,tidak fokus.Korupsi masih musuh utama negri ini.Yah capaian segini dengan keadaan mental birokrat yang begini adalah wajar.Terima kasih sama peneliti kita atas semangatnya walau dukungan dana sangat minim,mereka terus berkreasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya birokrat, yang penting sudah tercatat sebagai PegNeg dapat NIP, dapat jaminan pensiun, yang penting tiap tahun anggaran ada proyek, dengan adanya proyek mereka menyunat anggaran sebisa - bisanya untuk yg namanya kesejahteraan.
      Hasil kerja emang di pikirin? Kepake syukur g juga gpp yg penting tiap tahun ada anggaran proyek.!!!!
      Kalau ditanyakan hasil kerjanya yang gitu2 ajah , sudah siap dengan jawaban anggaranya kurang, pak.!!!!!
      Dasar kampreettt bin korup, jiwanya.!!!!

      Hapus
    2. Leo2 ini pada tau aja y. LAPAN contohnya tiap tahun dikasi anggaran yg dibuat roket itu2 aja da berapa puluh tahun penelitian. Roket lapan aja mash kalah ma roket hamas,mash mendingan MERCONG dibuat lapan bisa kembali modal bila dijual. Kalau roket lapan negara mana mau beli. Sy yakin LAPAN bnyk koruprsi. Harusnya KPK memeriksa lapan.

      Hapus
  3. Tinggal di tunggu apakah China mau ToT sama Indo, seperti halnya rudal C705 yang sedang dibahas oleh Indonesia. mudah" itu bukan hanya mimpi belaka. haha Jaya Indonesia Ku 8-)

    BalasHapus