Selasa, Januari 07, 2014
22
KUPANG-(IDB) : Patroli Angkatan Laut Australia dikabarkan telah mencegah sebuah perahu pencari suaka memasuki perairan negara itu, dan memaksanya kembali ke wilayah perairan Indonesia.

Hal ini diketahui terjadi sebelum musim liburan Natal, tetapi baru dilaporkan dalam media di Indonesia saat ini. Sumber informasinya mengutip Twitter dari aktivis pembela pencari suaka.

Menurut laporan kantor berita Antara, sebanyak 47 orang pencari suaka ditangkap polisi di Pulau Rote, NTT, bulan lalu. Kepala kepolisian setempat, Hidayat, menjelaskan, para pencari suaka itu mencoba memasuki perairan Australia di Kepulauan Ashmore, tetapi dicegah patroli Australia dan dipaksa kembali ke perairan Indonesia.

Hidayat mengatakan, pencari suaka yang umumnya berasal dari Sudan dan Somalia ini berangkat dari Sulawesi Selatan pada 8 Desember lalu. Mereka terdeteksi patroli Australia pada 13 Desember dan dipaksa kembali ke wilayah Indonesia.

Beberapa hari kemudian, tepatnya 19 Desember, perahu mereka ditemukan sudah kandas di sekitar Pulau Rote karena kehabisan bahan bakar. Saat itulah patroli Indonesia menjemput mereka.

Pemerintah Australia menolak berkomentar atas informasi ini dengan alasan keamanan operasi. Namun, Partai Buruh yang beroposisi dan juga Partai Hijau mendesak pemerintah terbuka atas masalah ini.

Senator Sarah Hanson-Young dari Partai Hijau mengatakan, kejadian ini sangat serius dan harus diklarifikasi oleh Menteri Imigrasi Scott Morrison.

"Situasinya adalah, ada sebuah perahu yang dicegah dan dipaksa kembali oleh petugas Australia, dan akibatnya perahu tersebut kandas. Penumpangnya bisa tenggelam," katanya.

Pemerintah Australia sebelumnya menyatakan akan mencegah dan memaksa kembali setiap perahu yang masuk ke wilayah perairan negara itu, "jika kondisinya aman dan memungkinkan", sebagai bagian dari kebijakan pencari suaka.

Di bawah Operasi Kedaulatan Perbatasan, Menteri Morrison secara rutin memberikan keterangan pers mingguan setiap hari Jumat.

Morrison biasanya menolak menjelaskan teknis operasi yang dilakukan petugas Australia dengan alasan keamanan. 

Kapal Perang Australia Masuk Ke Perairan Indonesia Tanpa Izin

Kapal perang Australia memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kembali terjadi sejak pertengahan Desember silam di mana tiga kapal perang milik marinir angkatan laut Australia memasuki wilayah perairan Rote saat menggiring para imigran yang memasuki wilayah Australia.
 
Kapal perang Australia tersebut dengan bebas melintasi di perairan Rote tanpa pengawasan Tentara Nasional Indonesia (TNI) angkatan Laut (AL).


Hal itu diketahui setelah aparat kepolisian Resort Rote Nao kembali mengamankan 45 imigran gelap yang terdampar di Dusun kakaek Desa Lenupetu Kecamatan Pantai Baru, Senin (6/1).


Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan dari juru bicara para imigran, Yusuf Ibrahim (28), di Mapolres Rote Ndao, diketahui bahwa mereka digiring oleh marinir AL Australia menggunakan tiga buah kapal perang dan enam speed boat hingga memasuki wilayah perairan Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT).


Tidak hanya itu, para imigran tersebut bahkan menunjukkan alat bukti berupa GPS di mana dalam alat tersebut menunjukkan bahwa kapal Perang milik marinir Australia telah memasuki wilayah perairan Rote sekitar tujuh mil dari daratan Pulau Rote.


Yusuf Ibrahim juga mengisahkan mereka sempat bertahan di perbatasan Australia–RI selama 1,5 hari. Selama berada di sana, mereka diperlakukan tidak manusiawi oleh para marinir dengan tidak diberi makan dan hanya diberi minum.


Bahkan beberapa rekannya disiksa dengan cara dibawa ke dalam ruang mesin dan dipaksa memegang knalpot mesin kapal.


Akibatnya, keempat rekannya mengalami luka bakar pada bagian telapak tangan dan satu rekan lainnya di tendang hingga mengalami luka lebam dibagian paha dan lengan kiri.


“Empat rekan kami disiksa oleh tentara Australia dengan cara dimasukkan ke dalam ruangan mesin dan dipaksa memegang knalpot mesin sehingga mengakibatkan luka bakar di bagian telapak tangan, sedangkan satu orang lainya ditendang dan mengakibatkan luka lebam di bagian paha dan lengan bagian kiri, ungkap Yusuf.


Sementara itu, Kapolres Rote Ndao AKBP Hidayat, saat dikonfirmasi wartawan, mengatakan para imigran tersebut berangkat dari Pulau Kendari pada tanggal 21 Desember 2013 dan tiba di Australia pada tanggal 1 Januari 2014.


Setelah memasuki wilayah Australia, para imigran dihadang dan digiring keluar menggunakan kapal perang.


Aparat kepolisian yang mengetahui adanya penemuan imigran tersebut langsung bergerak ke lokasi dan langsung mengamankan para imigran tersebut ke Mapolres Rote Ndao.


Menurut rencana, para imigran tersebut akan di berangkatkan ke imigrasi kelas II Kupang, Selasa (7/1), menggunakan jasa penyeberangan Express Bahari.


Untuk diketahui, ke-45 imigran yang berhasil diamankan di antaranya laki-laki 36 orang, perempuan sembilan orang. Warga negara (WN) Nigeria dua orang, WN Sudan sembilan orang, WN Somalia 28 orang, WN Mesir tiga orang, WN Yaman satu orang, WN Gana satu orang, WN Libanon satu orang.


Sementara itu juragan dan ABK berhasil meloloskan diri dan sementara dalam pengejaran oleh aparat Kepolisian Resort Rote Ndao. 



Sumber : Kompas

22 komentar:

  1. Nah itu tuh LSM LSM yang perkasa memperjuangkan HAM,,, jangan cuma nongkrong di Jakarta,,, tuh lawan tuh australia,,, tuntut mereka melanggar HAM di PBB !!!

    Mengungsi itu adalah Hak Azazi Manusia,,, Indonesia tidak bisa mencegah itu,,, kalau mereka numpang lewat mau ke Australia ya silahkan ,,, kalau dipaksa balik dan disiksa oleh australia itu melanggar HAM ,,, yg mereka bisa lakukan adalah dideportasi kembali kenegaranya masing-masing,,, mana tuh LSM ???

    BalasHapus
  2. Klo masuk perairan indonesia harus di pukul tu,,
    Mari para warga negara indonesia bersiap untuk perang...

    BalasHapus
  3. Tp kenapa kapal perang ausi bs masuk wilayh negara kita tanpa di ketahui oleh tni al,bahkan 3 kpal perang sekaligus. Ko bisa !!?.

    BalasHapus
  4. Mereka memberi kuliah soal HAM, mereka sendiri pelanggar berat HAM. Meninggalkan perahu penuh penumpang di tengah laut adalah tindakan sadis di luar perikemanusiaan yang lakukan aushit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setali tiga uang, ngak sam ya susie sama juga.

      Hapus
  5. Menghadapi tentara ausi hanya 20.ribu masak tni al takut apakah para jendral sibuk krupsi ?.... sudah ku bilang jauh 2 hari para jendral didikan orde baru harus segera di usir beraninya bunuh rakyat rakyat sendiri beda tentara saman pak dirman paling kinta cintai sakit pun bertempur ini jangan lah di anggap enteng akibat para jendral sudah seperti musang kaya kaya dari hasil gerampok .
    Fakta memalukan zekali angkatan laut asing seenak nya masuk akibat peminpin kita bangsat ahirnya nkri jadi negara bangsat .
    Para jendral usir ....kami rakyat siap jadi martil bella negara !!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi kamu karena tidak senang jenderal,,, terus tni harus dipimpin kopral aja gitu?
      atau tni dipimpin orang seperti kamu? jaman pak dirman juga banyak jenderal maling, preman pasar jadi jendral, jendral pemberontak, jendral komunis, kopral belanda (KNIL) jadi jenderal, sersan tentara Jepang (PETA) jadi jenderal,

      Terus kalau jenderal tidak boleh kaya gitu? Prabowo itu jenderal kaya karena bapaknya itu Prof ekonomi Sumitro! Muldoko itu jenderal kaya karena isterinya anak orang kaya!

      YANG MANA NIH JENDERAL IDOLAMU ?

      wah wah wah kalau ngomong itu jangan pakai emosi, setiap Jaman pasti ada apel baik dan apel busuknya jangan disama-ratakan !!!

      Hapus
    2. Pasti Jenderal NAGABONAR he....... canda bro.

      Hapus
    3. Jenderal M Yusuf...?? jenderal Hoegeng..??..

      Hapus
  6. Bagaimana mungkin kapal perang Australia dapat memasuki wilayah teritorial Indonesia (jika benar) tanpa terdeteksi oleh aparat keamanan Indonesia ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pejabatnya dan aparatnya lagi sibuk cari jatah komisi jadinya lupa and gak tahu mass brooo

      Hapus
    2. Bisanya jadi tukang palak aparat apa keparat

      Hapus
    3. Kalah permainan catur, al susie sama ALRI jadi begitu deh.

      Hapus
  7. Artinya ada 2 kemungkinan:
    Pertama Indonesia kecolongan atau Indonesia Pintar !!!
    Kenapa pintar,, karena kalau Indonesia menghalangi pencari suaka untuk berlayar ke Australia maka Indonesia kena HAM,,, karena mengungsi itu adalah Hak Azazi Manusia,,, dengan membiarkan Australia mendorong memaksa bahkan menyiksa pengungsi untuk balik ke wilayah Indonesia ,,, ITU ARTINYA YANG MELANGGAR HAM SEKARANG MALAH AUSTRALIA SENDIRI !!! saya yakin Indonesia diam-diam mengharapkan ada korban dipihak pengungsi sehingga kasusnya meledak jadi kasus internasional yang memaksa PBB turun tangan !!! tercoreng lagi muka Australia secara internasional,,,

    Perlu diketahui bahwa Indonesia sudah berpengalaman menghadapi masalah pengungsi,,, dulu jaman ORBA pengungsi Vietnam itu lebih sadis lagi,,, sengaja didorong perahunya oleh SINGAPURA, MALAYSIA agar tidak masuk wilayah mereka dan masuk terdampar ke wilayah Indonesia ,,, akhirnya PBB turun tangan,, itulah asal mula Pulau Galang di propinsi Kepri digunakan selama bertahun-tahun jadi kamp pengungsi Vietnam dengan biaya PBB.

    Jadi ano-ano yang tidak tahu politik internasional jangan asal bunyi lah !!!
    biarkan negara menjalankan politiknya,,, mereka (TNI) sudah pengalaman menghadapi liciknya negara tetangga,,, biarkan negara-negara kampret itu masuk perangkap para ahli strategi kita,,
    jangan asal bunyi kalau tidak tahu ,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ane setuju gan,jangan ajari tni b'perang apalagi adu strategi..

      Hapus
    2. Politik kita cuman tahu duit duit.kitab suci saja dikorup apalagi yg besar besar macam tank.kapal.ifk dana triyulnan cuman hanya gambar

      Hapus
    3. Kalo kita tahu politik kenapa pulau besar macam timor leste bisa lepas dan sumber minyak dicelah laut timor siapa yg ambil.Emas sebesar gunung diambil siapa.sadarkah kita dengan politik.Politik politik kita hanya jadi kacung di negeri kita sendiri

      Hapus
    4. Ano17.06,,, anda banyak baca buku laah termasuk bukunya jenderal kiki syahnakri,,,, kenapa timor timur lepas? Kata banyak orang afalah karena presiden habibie yg menyetujui diadakan referendum,,, dan setelah dilicikin oleh pbb + australia ditambah tekanan kelompok islam yg tidak mau indonesia direcokin oleh Vatikan + tekanan kelompok yg anti ABRI saat itu maka LEPASlah timor,,,, itulah politik penggembosan TNI yg dilakukan oleh bangsamu sendiri !!! Makanya kalau belum cukup pengetahuannya jangan asal bunyi ,,,,,,

      Hapus
    5. faktanya timtim lepas.......nakal atau tidak...timtim anak kandung yg lepas...

      Hapus
  8. Nanti pata imigran di ajarin gerilya untuk masuk k tante susie

    BalasHapus
  9. kini jumlah kapal perang yg di miliki AL nyaris mencapai170KRI*lebih dari cukup bila minimal 3 KRI tipe PC36-PC40 itu ditempatkan secara permanen/ patroli tetap-di tiap area perairan prbatasan sprti di NTT itu- masa mayoritas KRI hanya sandar ARMABAR..sj-( maap)

    BalasHapus
  10. meskipun bila AL miliki 600kapal perang- tapi bila tetap tidak ada KRI2 yg ditempatkan secara permanent/patroli simultan di area perairan prbatsan..maka kejadian2 sprti di NTT bukan mustahil- kembali terjadi..akhirnya itu dpt bikin malu kita-di anggap remeh..padahal fakta kita punya daya/kapability tuk buktikan RI bisaa..

    BalasHapus