Rabu, Desember 11, 2013
12
Panglima TNI Jenderal Moeldoko
Panglima TNI Jenderal Moeldoko


JAKARTA-(IDB) : Apa yang ada di dalam benak Panglima TNI Jenderal Moeldoko, terkait kehidupan berbangsa Indonesia saat ini ?. Menurut Panglima TNI, ada 4 anomali yang terjadi mengiringi kehidupan bangsa Indonesia, pasca-reformasi 1997-1998. 

Hal ini disampaikannya Panglima TNI dalam acara Forum Pemred bertajuk Kongres Kebangsaan, Jakarta (10/12/2013). “Saat ini, di Indonesia ada beberapa kejadian yang menarik kita catat. Ada yang namanya sebuah anomali. Inilah yang akan saya sampaikan,” kata Jenderal Moeldoko.


Pertama, anomali politik. Indonesia memiliki sistem pemerintahan presidensial, namun, dilakukan banyak partai yang mengakibatkan mahalnya biaya politik di Indonesia.


“Saat ini ada 2.000 anggota legislatif di tingkat kabupaten, kota provinsi yang bermasalah dalam hukum. Ada 309 kepala daerah yang terlibat korupsi baik status tersangka, terdakwa dan terpidana. 94 persen Kepala Daerah dan Wakilnya sudah pecah kongsi,” ujar Moeldoko.


Kedua, anomali ekonomi. Berdasarkan data BPS tahun 2010, jumlah buruh menjacai 30,72 juta orang. Kekuatan buruh menjadi kekuatan parlemen jalanan.


“UU 21 tahun 2000 tentang kebebasan berserikat di Indonesia ini menjadi anugerah dan bencana karena kekuatan buruh terpecah dalam berbagai serikat dan federasi. Selama ini gerakan buruh cenderung reaktif sehingga menuai kecaman dari masyakarat. Pemerintah diperlukan sebagai penegah dan pengawas sehingga gesekan-gesekan buruh dan pengusaha dapat ditekan jumlahnya,” papar dia


Ketiga, anomali sosial dan budaya. Dalam masalah sosial ada beberapa masalah, misalnya soal perilaku menyimpang yang dilakukan pengusaha atau pemerintah atau pihak yang berstatus sosial tinggi yang memaksakan keinginan mereka.


Keempat, anomali otonomi. “Karena setelah terjadi otonomi daerah ada pemerintahan yang terbentuk di daerah dan kadangkala terlepas dari kebijakan pemerintah pusat dan tidak saling seiiring sejalan,” kata Jenderal Moeldoko.


Dalam kesempatan di Forum Pemred ini, Panglima TNI Jenderal Moeldoko juga menjelaskan teori tentang chaos. “Chaos jangan dipandang sebagai hal yang negatif tetapi ada peluang yaitu peluang kemajuan, lalu dialektika kultural, persaingan, peningkatan etos kerja dan peningkatan daya kreatifitas dan produkifitas,”.

“Lalu ada juga sebenarnya chaos positif. Nah saya ingin memahami berbagai ketidakteraturan yang kita alami saat ini untuk menghentikan chaos ini,”. Menurut dia, ada 3 senjata untuk menghentikan chaos ini, kontrol, kreatifitas dan komunikasi. 




Sumber : JKGR

12 komentar:

  1. lha koq Panglima TNI ABRI ngomong soal Ekonomi, Politik, sosial dan budaya? kayaknya kebabalasan nih, bisa hidup lg dwi fungsi ABRI mending ngomong soal pengembangan kekuatan TNI, profesionalisme dan kesejahteraan prajurit aja jenderal, lihat tetangga2 Indonesia mereka sedang membangun kekuatan angkatan bersenjatanya besar2an

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagi sy panglima ini orang pintar krn cara berpikirnya jauh,sy mengakui harga demokrasi di indonesia mmg sangat mahal..banyak orang pintar spt panglima ini baik untuk bangsa

      Hapus
    2. ano 12.37, kamu bego ya?... pahami baik2 apa yang dia bicarakan... semuanya mengarah ke keamanan & ketahanan nasional. ke4 aspek anomali di atas merupakan faktor2 yang dapat menyebabkan kekisruhan dalam negri. dan merupakan salah satu tugas TNI untuk menganalisis dan mencegah bibit2 gejolak perpecahan yang ada di masyarakat. tidak ada yang salah seorang perwira apalagi merupakan seorang panglima membicarakan hal politik seperti ini. mungkin yang anda maksud yang tidak boleh mereka bicarakan adalah politik praktis. 8-)

      Hapus
  2. Justru ini panglima yg bagus...beliau punya wawasan yg luas terhadap bangsa dan negara ini...artinya beliau bisa menyikapi dgn bijaksana dinamika kehidupan berbangsa...karena 4 anomali tsb secara tdk langsung jg akan mempengaruhi kebijakan strategis jangka panjang TNI ke depan..

    BalasHapus
  3. boleh juga pola pikir dan pandangan umum pak jendral moel ini.. by the way ini pandangan bapak pribadi murni apa pandangan para asisten2 yg bapak rangkum neh hehehe...

    BalasHapus
  4. Jangan salah ,,, pada suatu titik jenuh nanti,,, jika Rakyat sudah tidak sabar melihat Korupsi,,, kekerasan,,, kekurangajaran para elit politik dan elit ekonomi ,,, kemunafikan dan ketamakan ,,, kekerasan SARA ,,,, bukan tidak mungkin rakyat akan meminta TNI turun tangan dan mengambil alih ,,,, kasus Cebongan sudah menjadi pertanda ,,, rakyat yang diam sopan sudah mulai tidak sabar,,, wah wah wah ,,, jangan sampai dah ,,,

    BalasHapus
  5. Ini mungkin yang disebut2 oleh pihak australia "pejabat2 indonesia terlalu berisik" suka mengurusi hal2 yang bukan bidangnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini Panglima yang top markotop, Seorang tentara tidak musti mikirin bedil melulu tapi pendekatan sosial budaya sebagai soft power untuk merangkul masyarakat untuk tidak berbuat anarkisme dan juga menumbuhkan kepercayaan pada TNI dalam kebersamaan masyarakat. Contohlah jepang mereka menjadi negara maju tanpa harus mengorbankan budayanya.
      Musuh bangsa Indonesia sebenarnya bukan dari luar yang lebih besar tapi dari dalam yaitu korupsi dan disintegrasi.

      Hapus
    2. ano 16.10, kamu bego ya?... pahami baik2 apa yang dia bicarakan... semuanya mengarah ke keamanan & ketahanan nasional. ke4 aspek anomali di atas merupakan faktor2 yang dapat menyebabkan kekisruhan dalam negri. dan merupakan salah satu tugas TNI untuk menganalisis dan mencegah bibit2 gejolak perpecahan yang ada di masyarakat. tidak ada yang salah seorang perwira apalagi merupakan seorang panglima membicarakan hal politik seperti ini. mungkin yang anda maksud yang tidak boleh mereka bicarakan adalah politik praktis. 8-)

      Hapus
  6. bravo pak mul,,,.pandangan yg hebat!!

    BalasHapus
  7. Salutt... opini & wawasan Jenderal Mul adalah cerminan sudut pandang TNI yg modern dan antisipatif, khususnya terhadap potensi yg mendukung terjadinya ancaman & instabilitas negara.
    Maju terus & Jayalah TNI....

    BalasHapus
  8. seorang pemimpin apapun jurusannya harus mengetahui lingkungan sekitar, karena pemimpin harus bisa mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhan, militerpun tak melulu harus ngurus alutsista ataupun perang justru militer yang notaben pengawal sebuah negara meraka juga wajib hukumnya mengetahui hal-hal sebagaimana yang di utarakan jendral mul diatas itu baru jendral brilian. orang yang tau situasi dan kondisi lingkungan akan mampu mengambil langkah yang tepat... itu!

    BalasHapus