JAKARTA-(IDB) : Upaya meredam
konflik negara-negara di kawasan Pasifik diharapkan bisa terjadi di sela
penyelenggaraan simposium internasional keamanan maritim yang
diselenggarakan oleh TNI AL dan diikuti 32 angkatan laut. Pertemuan
bilateral antara pejabat militer bisa dilakukan sesuai keperluan
peserta.
"Memang tidak spesifik dibicarakan atau diagendakan tentang ini.
Namun simposium ini bisa menjadi pijakan pertemuan bilateral di antara
peserta. Mereka bisa duduk bersama sambil ngopi istilahnya begitu. Inilah soft power TNI AL di panggung dunia," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro.
Dalam
simposium yang dibuka Purnomo Yusgiantoro, dengan Kepala Staf TNI AL,
Laksamana Marsetio, sebagai tuan rumah, di Hotel Borobudur, Jakarta,
Senin, hadir sembilan kepala staf atau panglima angkatan laut, yaitu
Kepala Staf Angkatan Laut Amerika Serikat, Admiral Jonathan W Greenert
dan Kepala Staf Angkatan Laut Singapura, Rear Admiral Ng Chee Peng.
Juga
Kepala Staf Angkatan Laut Australia, Vice Admiral RJ Griggs. Panglima
Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China, Rear Admiral Wei Xueyi,
Panglima Angkatan Laut Iran, Rear Admiral Habibollah Sayyari, dan Kepala
Staf Angkatan Laut Pakistan, Admiral Muhammad A Sandila.
Masih
ditambah Kepala Staf Maritim Angkatan Beladiri Jepang, Admiral
Katsutoshi Kawano, Panglima Angkatan Laut Thailand, Admiral Tawewuth
Pongsapipatt, Panglima Tentera Laut Diraja Malaysia, Admiral Tan Sri
Abdul Aziz, dan kepala delegasi Angkatan Laut Kerajaan Belanda, Rear
Admiral Ben Bekkering.
Tema pokok yang diusung adalah Strategi Kerja Sama dan Kemitraan Global untuk Menguatkan Kesiagaan Kemaritiman.
Negara-negara
yang bertikai secara politik di kawasan Pasifik hadir semua, yaitu
Jepang, Korea Selatan, China, Filipina, Malaysia, Viet Nahm, dan Brunei
Darusalam.
China menjadi sentral karena dia
bertikai sekaligus tentang kepemilikan Kepulauan Senkaku dengan Jepang
dan hampir semua Laut China Selatan dengan Malaysia, Filipina, Brunei
Darussalam, dan Vietnam.
"Indonesia juga
melakukan beberapa pertemuan bilateral di sela simposium ini. Selain itu
ada lima pertemuan bilateral di antara negara peserta yang lain. Bahkan
setelah penutupan, pertemuan bilateral dari negara peserta juga kami
fasilitasi," kata Marsetio.
Sumber : Antara
0 komentar:
Posting Komentar