JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Selasa (10/12) menjadi keynote speech dalam acara International Maritime Security Symposium
2013 yang berlangsung selama dua hari mulai tanggal 10-11 Desember
2013, di Jakarta. Simposium keamanan maritim yang baru pertama kali
diadakan dan direncanakan akan diadakan setiap dua tahun sekali ini
diikuti 32 delegasi dari berbagai negara dan dihadiri 14 Kepala Staf
Angkatan Laut (Kasal) negara sahabat.
Dalam kesempatan tersebut Menhan menyatakan bahwa tema yang diangkat dalam simposium kali ini yaitu, “Cooperative Strategy and Global Partnership to Enhance Maritime Domain Awareness”
sangat penting dan sesuai dengan domain maritim yang dapat berpengaruh
pada bidang keamanan, keselamatan, ekonomi, atau lingkungan.
Menhan memberikan apresiasi kepada TNI
AL selaku tuan rumah penyelenggaraan simposium keamanan maritim 2013 dan
berharap simposium ini dapat menjadi tonggak dalam membangun
kepercayaan dan membangun kerjasama yang baik diantara angkatan laut di
dunia.
Berkenaan dengan konflik territorial,
lanjut Menhan, kita mungkin diwajibkan untuk menerima kenyataan bahwa
dibutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan segala permasalahan yang
terjadi di wilayah kelautan. Melihat kenyataan itu, pilihan terbaik
adalah memberikan perhatian dan fokus membangun kepercayaan (confident building) dengan menjalin hubungan yang kondusif dan berupaya untuk menjalin kerjasama yang baik antar negara-negara di dunia.
Ancaman non-tradisional yang bersifat lintas perbatasan masih menjadi hal yang perlu mendapat perhatian seperti pembajakan, illegal fishing, perdagangan manusia dan penyelundupan manusia, terorisme serta bencana alam.
Sementara itu ditempat yang sama, Kepala
Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksmana TNI Dr. Marsetio mengatakan bahwa
simpoisum ini mengundang Western Pacific Naval Symposium (WPNS) yang beranggotakan 25 negara dan negara-negara yang tergabung dalam Indian Ocean Naval Symposium (IONS).
Selain itu juga simposium diikuti 32 angkatan laut yang berada di
kawasan termasuk diantaranya hadir Kasal dari Amerika Serikat, Belanda,
Inggris dan negara-negara di kawasan.
Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan peran Indonesia sebagai archipelago state
yang memiliki visi maritim dimana hal itu menunjukkan posisi strategis
Indonesia di kawasan sebagai negara maritim yang 2/3 wilayahnya adalah
lautan. “Dan ini merupakan posisi tawar Indonesia sebagai negara besar”,
ujar Kasal.
Kegiatan simposium selain akan
meningkatkan kapasitas Indonesia sebagai negara maritim besar di kawasan
dan juga untuk mempersiapkan perhelatan besar yang akan dilangsungkan
pada bulan Maret tahun depan yaitu multilateral exercise. Rencananya latihan gabungan tersebut akan diikuti 18 negara yang tergabung dalam ASEAN Plus.
Dalam kegiatan multilateral exercise
nanti negara-negara anggota peserta akan mengirimkan kapal perangnya
untuk melakukan latihan gabungan. Rencana latihan akan dimulai di Batam
dan sekitar area Natuna, Kepulauan Riau. Hal ini merupakan awal yang
baik dalam upaya meningkatkan kerjasama maritim antar negara-negara di
sekitar kawasan.
Sumber : DMC
0 komentar:
Posting Komentar