Rabu, Desember 18, 2013
6
JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan menggandeng PT Pertamina (Persero) untuk menyediakan bahan bakar dan pelumas bagi kebutuhan armada pertahanan Indonesia. Komitmen kerjasama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman antara kedua belah pihak.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, armada militer dan alutista Kementerian Pertahanan semakin tahun semakin bertambah. Itu sebabnya, kebutuhan terhadap pasokan bahan bakar pun bertambah demi terus beroperasinya alutista-alutista yang ada.

"Ini sangat penting. Salah satu tugas tni adalah melakukan operasi pengamanan dan ketertiban dalam kaitannya membantu pihak kepolisian. Di sisi lain, kita tidak bisa memenuhi kebutuhan BBM kita," kata Purnomo di acara Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang jual beli bahan bakar minyak (BBM) dan pelumas di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (18/12/2013).

Purnomo menambahkan, kebutuhan BBM untuk operasional kendaraan perang di Kementerian Pertahanan terus bertambah. Saat ini kebutuhan BBM untuk kegiatan operasi TNI yang diperlukan mencapai 0,4 juta kiloliter.

"Namun karena peralatan kita sebagian sudah kuat, dan membutuhkan konsumsi banyak. Sebagai implikasinya, kebutuhan BBM-nya besar. Sudah dihitung oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) sampai dengan 0,6 jutakilo liter," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, siap berkomitmen penuh untuk memberikan pasokan seperti yang dibutuhkan oleh Kemenhan.

"TNI ada kebutuhan BBM ada bujet. Di APBN itu bujet rupiah, sementara kebutuhan TNI adalah volume. Pertamina tugasnya memasok kebutuhan TNI," kata Hanung.

Saat ini, Pertamina telah melakukan pendistribusian BBM keekonomian baik berupa kegiatan rutin maupun kegiatan operasi kepada TNI dan Polri dengan kuantum senilai 425 juta liter per tahun dengan pertumbuhan kurang lebih 5% setiap tahunnya.




Sumber : Detik

6 komentar:

  1. petinggi" TNI dan Kemhan harus memikirkan tanker/banker untuk menyimpan BBM sebagai cadangan perang/non perang seperti yg dilakukan US dan sekutunya . Nantinya BBM cadangan ini digunakan TNI/pemerintah untuk operasional alutista jika terjadi perang , itu bisa ditimbun dari sekarang digunakan pada saat yg betul' trerdesak. Mulailah dari sekarang jangan sampai menyesal kemudian...................

    BalasHapus
    Balasan
    1. TNI AL sudah tahu bos ! gak usah diajarin !

      Hapus
    2. apa nya tahu ?.... soal krupsi bahan bakar tni rajanya , jatah buat kelangsungan operasional malah di obral di jual ke agent perapatan muara baru . krupsi di tni sendiri masih meraja rela tampa bisa di sentuh hukum , malah di bawah kepeminpinan beyee....negara tambah melarat make up pengadaan barang sudah meraja rela di setiap di kementrian .

      Hapus
    3. ano 04.54 kalau anda memang laki-laki protes aja lewat saluran resmi atau lewat DPR disertai bukti-bukti kuat ,,, gak usah ngomong begituan disini ,,, karena ada keluarga TNI disini yang jumlahnya jutaan bisa tersinggung dengan pernyataan anda seolah-olah kami keluarga TNI makan uang haram !!!

      Kalau soal korupsi ditiap kementerian ,,, jangan protes ke SBY protes kepartai-partai yang jadi suporter para menteri itu ,,,

      Negara tambah melarat??? coba buktikan dengan data ekonomi ,,, jangan asal bunyi !
      make up atau mark up ??? anda nulis saja nggak becus ,,,

      disini ini forum alutsista dan pertahanan ,,, bukan forum LSM ,,, pergi sono luh !!!

      Hapus
  2. Ayo TNI lengkapi dan kembangkan penggunaan HHO untuk kapal dan kendaraan lainnya.Negara lain sedang getol getolnya mengunakan HHO paling tidak 50% BBM akan bisa di hemat bila dilengkapi dengan perangkat HHO.HHO adalah air yang di urai jadi hidrogen yang kemudian disalurkan ke ruang isap mesin yang bisa hemat BBM minimal 50% .

    BalasHapus
  3. Kalo ditambahi tenaga surya atau cell baterai gimana ya? kira2 bisa ga buat hemat BBM,atau alat sejenis injection kaya di motor barangkali bisa buat hemat BBM?! Kalo cadangan BBM TNI pastinya punya biapun gak sebanyak/selama punya negara2 maju saat kondisi bahaya perang.

    BalasHapus