MOROTAI-(IDB) : Sebanyak delapan buah roket
pengorbit satelit (RPS) diluncurkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan) RI dari Pulau Morotai, Maluku Utara, Rabu (18/12/2013).
Ini merupakan tahap uji coba peluncuran roket oleh Lapan atas nama Konsorsium Roket Nasional untuk yang kesekian kalinya. Delapan roket itu masing-masing roket jenis RX 2020 sebanyak dua buah, R-han 1220 sebanyak empat buah, dan R-han 1220 sebanyak dua buah.
Roket-roket ini merupakan roket ukuran kecil karena rata-rata memiliki diameter antara 12-20 sentimeter dengan jarang tempuh antara 14-32 kilometer. “Roket jenis RX 2020 ini memiliki panjang 3,2 meter, berdiameter 20 sentimeter dengan jarang tempuh 32 kilometer selama dua menit dengan berat 170 kilogram,” ujar Rika Andiarti, Ketua Panitia Peluncuran Roket.
Peluncuran roket dilakukan di Tanjung Sangowo, Kecamatan Morotai Timur. Titik koordinat peluncuran berada pada satu kilometer dari permukiman penduduk, yakni Desa Sangowo dan Desa Mira, Kecamatan Morotai Timur.
Sasaran peluncuran dikerahkan menuju kawasan timur Pulau Morotai. Kepala Lapan RI, Bambang Setiawan Tejasukmana, mengatakan, roket-roket yang diuji coba tersebut sering kali dilakukan uji coba peluncuran oleh Lapan di berbagai tempat di Indonesia.
Sebelumnya, Lapan juga melakukan uji coba peluncuran dengan jenis roket yang sama di wilayah selatan Indonesia. Tepatnya di Garut selatan. Kali ini, Lapan memilih Morotai sebagai pusat kegiatan uji coba peluncuran roket yang kesekian kalinya.
Pulau Morotai merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia yang terletak di kawasan utara Indonesia bagian timur. Pulau yang telah dimekarkan menjadi daerah otonom baru pada 2009 ini berada di Provinsi Maluku Utara.
Uji coba peluncuran roket ini karena Pulau Morotai berhadapan langsung dengan lautan Pasifik. “Sebelumnya kita uji coba di Garut selatan karena di sana berhadapan dengan Samudra Hindia, kita coba di Morotai ini karena Pasifik-nya,” ujar Bambang S Tejasukmana.
Menurut Bambang, roket-roket tersebut dibuat atas kerja sama konsorsium roket nasional yang melibatkan berbagai pihak, di antaranya Lapan RI, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementreian Pertahanan, dan beberapa lembaga lainnya, termasuk industri teknologi. “Dan roket-roket ini akan dimanfaatkan oleh TNI,” ujar Bambang lagi.
Ini merupakan tahap uji coba peluncuran roket oleh Lapan atas nama Konsorsium Roket Nasional untuk yang kesekian kalinya. Delapan roket itu masing-masing roket jenis RX 2020 sebanyak dua buah, R-han 1220 sebanyak empat buah, dan R-han 1220 sebanyak dua buah.
Roket-roket ini merupakan roket ukuran kecil karena rata-rata memiliki diameter antara 12-20 sentimeter dengan jarang tempuh antara 14-32 kilometer. “Roket jenis RX 2020 ini memiliki panjang 3,2 meter, berdiameter 20 sentimeter dengan jarang tempuh 32 kilometer selama dua menit dengan berat 170 kilogram,” ujar Rika Andiarti, Ketua Panitia Peluncuran Roket.
Peluncuran roket dilakukan di Tanjung Sangowo, Kecamatan Morotai Timur. Titik koordinat peluncuran berada pada satu kilometer dari permukiman penduduk, yakni Desa Sangowo dan Desa Mira, Kecamatan Morotai Timur.
Sasaran peluncuran dikerahkan menuju kawasan timur Pulau Morotai. Kepala Lapan RI, Bambang Setiawan Tejasukmana, mengatakan, roket-roket yang diuji coba tersebut sering kali dilakukan uji coba peluncuran oleh Lapan di berbagai tempat di Indonesia.
Sebelumnya, Lapan juga melakukan uji coba peluncuran dengan jenis roket yang sama di wilayah selatan Indonesia. Tepatnya di Garut selatan. Kali ini, Lapan memilih Morotai sebagai pusat kegiatan uji coba peluncuran roket yang kesekian kalinya.
Pulau Morotai merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia yang terletak di kawasan utara Indonesia bagian timur. Pulau yang telah dimekarkan menjadi daerah otonom baru pada 2009 ini berada di Provinsi Maluku Utara.
Uji coba peluncuran roket ini karena Pulau Morotai berhadapan langsung dengan lautan Pasifik. “Sebelumnya kita uji coba di Garut selatan karena di sana berhadapan dengan Samudra Hindia, kita coba di Morotai ini karena Pasifik-nya,” ujar Bambang S Tejasukmana.
Menurut Bambang, roket-roket tersebut dibuat atas kerja sama konsorsium roket nasional yang melibatkan berbagai pihak, di antaranya Lapan RI, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementreian Pertahanan, dan beberapa lembaga lainnya, termasuk industri teknologi. “Dan roket-roket ini akan dimanfaatkan oleh TNI,” ujar Bambang lagi.
Sumber : Kompas
Ngomong ngomong RX 550 kapan akan di uji terbang ?
BalasHapusNegara" luar sudah mengembangkan Rudal canggih... Indo baru belajar bikin roket KEMBANG API ckckckckck (KEBANYAKAN OMONG doank)
BalasHapusbisa bikin kaga?
Hapuskebanyakan protes TOK
kebanyakan bacot lu,kamu kira buat roket dan komponen lengkapnya kayak bikin lemper... itu butuh observasi lama dan percobaan berkali2, dasar otak ga pernah di sekolahin.
Hapusano 17:31 ,,, ini negara demokrasi ,,, kalau ente kaga suka NKRI ,,, pergi aja noh kesonoo ,,, ga usah hujat sana sini ! ,,, aman kan?
Hapusbuat ano 17:31 semuanya itu butuh proses untuk bisa membuat rudal yang canggih (tidak bisa mendadak atau sekonyong konyong,emangnya program mendadak jadi artis dangdut),riset membuat roket atau rudal canggih itu butuh dana yang banyak.
Hapusini sudah bagus,Lapan mau merintis daripada beli terus ke luar negeri,nanti lama kelamaan arahnya juga ke situ (bikin rudak canggih),
sabar Bro....
bravo..tuk LAPAN dg uji RHAN1220 nya-model RHAN1220 yg dihelat trailer nampak kecee..mirip mini rudal SCUD..oke meski 32km tapi RHAN1220 ini cukup strategis buat pertahanan pantai- perbatasan dll- "aayoo donk TNI segera borong masal itu RHAN2120-cocok tuk ganti sista canon76mm-105mm M101 armed yg tua- ditunggu juga DEBUT RM550 nya yg konon sekelas dg MISILE SCUD- FROG- SCRUB itu..miliki jangkau 900 km..bisa piknik ke kualalumpur dll.
BalasHapusbolehlah daripada gak ada,,,hik2
BalasHapusIni bru roket yah tanpa hulu ledak jd gk bs dibilang rudal donk.? klo iya lumayanlah roketnya aja dlu hulu ledaknya belakangan.
BalasHapus*Ayam Jantan dari Timur
Bravo...
BalasHapusGinian yang bikin ngeri negara jiran..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus'bersyukur' lebih arif & bijak dari pada 'ngrengek' tapi tak berbuat apa2.
BalasHapusMajulah bangsaku....merdeka
BalasHapus