BANDUNG-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sedang mengembangkan pesawat berbadan
ringan N219. Pesawat ini 100% dirancang dan dibuat oleh putra-putri
Indonesia di Bandung, Jawa Barat.
Direktur Utama PT DI Budi Santoso menjelaskan pengembangan N219 berbeda saat pembuatan pesawat baling-baling N250 pada tahun 1980-an akhir hingga dipamerkan ke publik pada tahun 1995. Saat itu, PTDI harus mendatangkan tenaga ahli dari asing untuk mengembangkan pesawat asli buatan Indonesia yang pertama.
"Meskipun N219 nggak besar-besar amat tapi itu akan jadi wahana. Mungkin perbedaannya N250 dulu, kita nggak punya ilmu jadi kita datengin orang bule untuk di adobsi atau ilmunya dicontek. Kalau sekarang yang tua-tua dikumpulin lalu ngajarin yang muda-muda. Sekarang nggak ada bulenya (pengembangan N219)," ucap Budi saat ditemui di Kantor Kementerian Kodinator Bidang Perekonomian, Jl. Lapangan Banteng Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Ditambahkan Budi, pesawat N219 nantinya akan menjadi pesaing dari pesawat Twin Otter yang telah dirancang sejak tahun 1960-an. Menurutnya dengan desain dan teknologi terbaru, pesawat N219 mampu bersaing. Diakuinya pasar pesawat berbadan kecil terbesar datang dari Indonesia.
"Di Indonesia masih banyak tempat. Kenapa market Indonesia yang besar nggak dimaksimalkan. Market terbesar kedua Australia, kemudian di Afrika, dan lain-lain. Kita market terbesar jadi harus manfaatkan pasar besar ini," katanya.
Disebutkan Budi, ada beberapa negara yang mulai melirik dan berminat membeli pesawat yang akan diluncurkan pada akhir 2014 ini. Sayangnya Budi enggan menyebutkan negara mana saja yang tertarik.
"Di luar negeri beberapa negara sudah tertarik dengan barang ini. Tapi karena barangnya belum ada saya belum bisa bilang," sebutnya.
Pada kesempatan itu, Budi menjelaskan maksud pertemuannya dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, yaitu membahas rencana model bisnis PTDI ke depan.
"Kita diminta nggak ke militer tapi ke komersial. Saya harus berpikir bagaimana komersialnya jalan," terangnya.
Direktur Utama PT DI Budi Santoso menjelaskan pengembangan N219 berbeda saat pembuatan pesawat baling-baling N250 pada tahun 1980-an akhir hingga dipamerkan ke publik pada tahun 1995. Saat itu, PTDI harus mendatangkan tenaga ahli dari asing untuk mengembangkan pesawat asli buatan Indonesia yang pertama.
"Meskipun N219 nggak besar-besar amat tapi itu akan jadi wahana. Mungkin perbedaannya N250 dulu, kita nggak punya ilmu jadi kita datengin orang bule untuk di adobsi atau ilmunya dicontek. Kalau sekarang yang tua-tua dikumpulin lalu ngajarin yang muda-muda. Sekarang nggak ada bulenya (pengembangan N219)," ucap Budi saat ditemui di Kantor Kementerian Kodinator Bidang Perekonomian, Jl. Lapangan Banteng Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Ditambahkan Budi, pesawat N219 nantinya akan menjadi pesaing dari pesawat Twin Otter yang telah dirancang sejak tahun 1960-an. Menurutnya dengan desain dan teknologi terbaru, pesawat N219 mampu bersaing. Diakuinya pasar pesawat berbadan kecil terbesar datang dari Indonesia.
"Di Indonesia masih banyak tempat. Kenapa market Indonesia yang besar nggak dimaksimalkan. Market terbesar kedua Australia, kemudian di Afrika, dan lain-lain. Kita market terbesar jadi harus manfaatkan pasar besar ini," katanya.
Disebutkan Budi, ada beberapa negara yang mulai melirik dan berminat membeli pesawat yang akan diluncurkan pada akhir 2014 ini. Sayangnya Budi enggan menyebutkan negara mana saja yang tertarik.
"Di luar negeri beberapa negara sudah tertarik dengan barang ini. Tapi karena barangnya belum ada saya belum bisa bilang," sebutnya.
Pada kesempatan itu, Budi menjelaskan maksud pertemuannya dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, yaitu membahas rencana model bisnis PTDI ke depan.
"Kita diminta nggak ke militer tapi ke komersial. Saya harus berpikir bagaimana komersialnya jalan," terangnya.
Sumber : Detik
semoga laris manis..., amin.
BalasHapuswaktu yg pas untuk menaikan harga nih, he..he.. (prinsip dagang mode ON)
BalasHapusSemoga menjadi wahana kreasi generasi muda yang jenius, sehingga dapat dikembangkan menjadi pesawat yang multi fungsi, canggih tapi harga bersahabat, irit bahan bakar sehingga menjadi penghubung antar pulau di Indonesia.
BalasHapusSupaya makin banyak rakyat yang bisa menjelajah negeri yang luas ini. Saatnya kita menggerakkan roda ekonomi dengan memaksimalkan PRODUK DALAM NEGERI, WISATA DALAM NEGERI.
Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi segenap bangsa Indonesia. Bhineka Tunggal Ika
Aminnnn
HapusNah kalo ini sudah bisa,
BalasHapusapakah PT.DI bisa gak bikin pesawat super tucano dan grob jangan itu-itu mulu..?
Harus di kembangin napa kek..
betul gan,kalo mau bener2 mandiri belajar dari awal. di mulai dari semacam grob gitu,mosok pesawat kayak capung gitu aja kita harus import.
Hapustokokuka.com
BalasHapusDVD Tutorial, Peralatan Komputer, Sepatu dan Batik Bola.
Koleksi terlengkap dari kami untuk anda :*.
baroinfo.com
Info info unik, fresh, hot untuk kita semua.