JAKARTA-(IDB) : Amerika Serikat (AS) menyadap sambungan telepon dan memata-matai
komunikasi dari kedutaannya di Asia, termasuk Indonesia. Dikabarkan,
Kedutaan Besar AS di Jakarta menjadi salah satu basis aktivitas
penyadapan di Indonesia.
Seperti dilansir dari The Sydney Morning Herald, Rabu (29/10/2013), informasi aktivitas spionase ini berhembus dari Edward Snowden. Sang whistleblower internasional itu mengungkap peta 90 fasilitas mata-mata AS di seluruh dunia. Dari jumlah itu, tersebutlah nama kota Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh, dan Yangon.
Namun sejak tahun 2010, peta itu tak menunjukkan fasilitas mata-mata AS di negara-negara sekutu seperti Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Singapura.
Peta yang juga dipublikasikan oleh majalah Der Spiegel menunjukkan, 90 lokasi fasilitas spionase itu terdiri dari 74 lokasi yang dioperasikan langsung di tempat, 14 fasilitas dikendalikan jarak jauh, dan dua merupakan fasilitas pendukung teknis.
Kedutaan Besar AS di Bangkok menyimpan fasilitas pendukung teknis dan fasilitas yang dikendalikan jarak jauh. Di wilayah Asia Timur, aktivitas intelijen AS banyak bergerak di Republik Rakyat Cina. Fasilitas tersebut ada di Kedutaan AS Beijing dan Konsulat AS di Shanghai dan Chengdu. Ada pula fasilitas mata-mata di Kedutaan tak resmi AS di Taipei.
Di wilayah Asia Selatan, fasilitas intelijen ada di New Delhi dan Islamabad, India. Untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, ada 24 fasilitas semacam itu. Ditambah lagi ada sembilan fasilitas intelijen di wilayah Afrika Sub Sahara.
Seperti dilansir dari The Sydney Morning Herald, Rabu (29/10/2013), informasi aktivitas spionase ini berhembus dari Edward Snowden. Sang whistleblower internasional itu mengungkap peta 90 fasilitas mata-mata AS di seluruh dunia. Dari jumlah itu, tersebutlah nama kota Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh, dan Yangon.
Namun sejak tahun 2010, peta itu tak menunjukkan fasilitas mata-mata AS di negara-negara sekutu seperti Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Singapura.
Peta yang juga dipublikasikan oleh majalah Der Spiegel menunjukkan, 90 lokasi fasilitas spionase itu terdiri dari 74 lokasi yang dioperasikan langsung di tempat, 14 fasilitas dikendalikan jarak jauh, dan dua merupakan fasilitas pendukung teknis.
Kedutaan Besar AS di Bangkok menyimpan fasilitas pendukung teknis dan fasilitas yang dikendalikan jarak jauh. Di wilayah Asia Timur, aktivitas intelijen AS banyak bergerak di Republik Rakyat Cina. Fasilitas tersebut ada di Kedutaan AS Beijing dan Konsulat AS di Shanghai dan Chengdu. Ada pula fasilitas mata-mata di Kedutaan tak resmi AS di Taipei.
Di wilayah Asia Selatan, fasilitas intelijen ada di New Delhi dan Islamabad, India. Untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, ada 24 fasilitas semacam itu. Ditambah lagi ada sembilan fasilitas intelijen di wilayah Afrika Sub Sahara.
Sumber : Detik
Indonesia menyampaikan nota protes Keras secara langsung ke Uncle Sam...
BalasHapusdan dibalas dengan nota jual beli F 16... O.K everything its fine..... :)
tenang bro, alat sadap amrik gak bakalan nembus org kita sakti2..hehehhe
BalasHapusapa lagi nanti setelah gedung barunya jadi.... indonesia bisa telanjang bulat dimata as...
BalasHapuskmaren mentri siapa yah yang menjamin indo gak di sadap?????
BalasHapusnyatanya amrik busuk punya fasilitas penyadapan di jakarta, pemimpin kita terlalu lembek, ...
susah juga dibukti in penyadaapan, kalo aza bukan edward snewen ga bocorin...
BalasHapustapi kelicikan dan kecurangan tak kan bertahan lama bro...
BalasHapusGak gitu juga, apalagi ketahuan setelah diplomat RI dikadalin. Karena bahan diplomasi sdh ketahuan duluan. Dongkol yang ada
BalasHapusItu sebabnya kita selalu kalah diplomasi. Pertambangan mereka merajalela disini. kekayaan alam kita dikuras habis oleh mereka. Karena mereka selalu dapat memainkan poin2 dan mencari kelemahan diplomat2 kita, yang menyebabkan diplomat kita mudah dipecah dan dibuat mati kutu.
BalasHapus