Selasa, Oktober 01, 2013
2
JAKARTA-(IDB) : Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping, didampingi Ibu Peng Liyuan, akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 2-3 Oktober besok. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menerima Presiden Jinping di Istana Merdeka pada Rabu (2/10) lusa, dilanjutkan melakukan pertemuan bilateral.

Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah menyampaikan hal ini dalam rilisnya, Senin (30/9) siang.


Dalam pertemuan bilateral RI-RRT tersebut, ujar Faizasyah, Presiden SBY dan Presiden Jinping bersama delegasi masing-masing akan membahas isu-isu yang menjadi prioritas bersama sesuai kerangka kemitraan strategis. Isu-isu tersebut, antara lain, meliputi kerja sama ekonomi dan pembangunan, pertahanan dan keamanan, maritim dan perikanan, serta hubungan antarmasyarakat.


"Selain itu, kedua pemimpin akan bertukar pandangan mengenai isu-isu regional dan global yang menjadi kepentingan bersama, termasuk kerja sama di forum East Asia Summit, APEC, dan PBB," ujar Faizasyah.


Presiden SBY dan Presiden Jinping juga diagendakan menyaksikan penandatanganan beberapa kesepakatan, termasuk perjanjian kerja sama pembangunan kawasan industri terpadu dan MoU kerja sama perikanan.


Selain bertemu dengan Presiden SBY, Presiden Jinping juga akan melakukan pertemuan dengan Ketua MPR, dan Ketua DPR, serta membuka pameran fotografi bertemakan hubungan bilateral RI-RRT. Presiden Jinping, bersama Presiden SBY, juga akan bersama-sama menghadiri Business Luncheon dengan para pelaku bisnis dari kedua negara.


"Kunjungan Presiden Xi Jinping akan dimanfaatkan oleh kedua negara untuk memperkuat kerja sama bilateral yang sejatinya telah berkembang dengan pesat sejak ditandatanganinya kemitraan strategis pada tahun 2005," Faizasyah menjelaskan.


Peningkatan kerja sama bilateral RI-RRT ini, Faizasyah menambahkan, untuk kemaslahatan rakyat kedua negara, utamanya bagi pemajuan ekonomi dan pembangunan.


Rencana kedatangan Presiden RRT dan isu-isu yang akan dibahas telah disampaikan oleh anggota Dewan Negara atau State Councilor RRT Yang Jiechi saat diterima Presiden SBY, 19 September 2013 lalu. Yang Jiechi telah mendiskusikan masalah ini dengan Menko Polhukam Djoko Suyanto. 





Sumber : PresidenRI

2 komentar:

  1. Pak menhan dan pak Syafrie segera bikin MOU dengan RRC untuk pembuatan rudal dan satelit karena dua teknologi itu kita belum bisa. Satelit militer merupakan kebutuhan mendesak TNi saat ini untuk melakukan pengawasan wilayah dan koordinasi alutsista

    BalasHapus
  2. Jangan lupa pesan fighter J31 buat nambah arsenal tni au,biarpun versi downgrade J20 masih bisa diandalkan kelak buat ngadepin F35 JSF,buat antisipasi kalo keinginan menhan buat beli F35 JSF ga keturutan krn bukan sekutu si asu (disamping tetap pengadaan sukhoi 35BM diteruskan). Mumpung dijual umum kenegara2 dunia ketiga.

    BalasHapus