Selasa, September 03, 2013
20
Komisi I sempat menyarankan TNI untuk membeli terlebih dulu helikopter yang multifungsi dan berbadan besar karena sangat diperlukan untuk penanganan bencana. Tapi TNI lebih memilih helikopter jenis tempur. Namun pada akhirnya keputusan akhir di internal TNI, Khusus AD, tetap memprioritaskan pembelian Apache



JAKARTA-(IDB) : Setelah menyetujui pengadaan helikopter Apache dari Amerika Serikat, Komisi I berharap TNI Angkatan Darat melanjutkan pembelian alutsista lain dari negara itu, yakni helikopter multifungsi Chinook.

Anggota Komisi I DPR Muhammad Najib mengungkapkan, saat muncul gagasan TNI Angkatan Darat membeli helikopter Apache, Komisi Pertahanan juga memberikan pandangan untuk pembelian helikopter multifungsi berukuran besar. Bahkan Komisi I menyarankan TNI AD terlebih dulu membeli helikopter Chinook sebelum Apache.

Pandangan Komisi itu didasarkan pada pertimbangan bahwa helikopter multifungsi sangat berguna untuk penanganan bencana alam. Kebutuhan akan helikopter jenis itu makin besar jika dilihat dari rentannya kondisi geografis Indonesia terhadap bencana seperti gunung berapi, banjir, tsunami, dan gempa bumi.

Sementara helikopter Apache yang dilengkapi persenjataan canggih belum terlalu dibutuhkan karena Indonesia belum menghadapi ancaman serius penyerbuan pihak asing. Dengan demikian, kebutuhan terhadap helikopter multifungsi dan berbadan besar lebih dibutuhkan ketimbang helikopter jenis serbu.

"Namun pada akhirnya keputusan akhir di internal TNI, Khusus AD, tetap memprioritaskan pembelian Apache. Sehingga seperti yang terjadi saat ini, realisasi pengadaan Apache akan segera dilakukan pada 2014 mendatang," ujar Muhammad Najib di Kompleks Parlemen, Senin (2/9).

DPR Awasi Pembelian Helikopter Apache


Pembelian helikopter jenis serbu Apache dari Amerika Serikat menghabiskan anggaran Rp 6,4 triliun. Komisi I akan memastikan pembelian itu sudah sesuai syarat yang sudah disepakati.
Adapun yang akan kita awasi adalah bagaimana realisasi pembelian helikopter itu, sudahkah sesuai syarat. 


Komisi I DPR RI memastikan akan mengawasi realisasi pengadaan delapan unit helikopter Apache produksi Amerika Serikat. Kontrak pengadaan heli jenis serbu itu sudah diteken Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro, Senin pekan lalu.

Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin, kebijakan pembelian alutsista tersebut disepakati DPR dan pemerintah dengan syarat ada komitmen alih teknologi, jaminan suku cadang, serta bebas pakai.

"Adapun yang akan kita awasi adalah bagaimana realisasi pembelian helikopter itu, sudahkah sesuai syarat. Kalau perlu kemudian alutsista itu kita produksi sendiri di dalam negeri," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (2/9).

Pembelian Apache sudah direncanakan sejak awal 2013. Namun, TNI Angkatan Darat belum merealisasikannya karena Kementerian Keuangan memasukkannya dalam anggaran reguler sehingga bikin berat. Khawatir biaya operasional terganggu, TNI AD lalu meminta tambahan anggaran khusus pada APBN 2014.

Pembelian alutsista itu menghabiskan anggaran Rp 6,4 triliun. Pada Oktober 2014, helikopter tersebut diharapkan sudah datang lengkap dengan senjata dan suku cadangnya.






Sumber : Jurnamen

20 komentar:

  1. Setuju banget tuh pak Najib, chinook sangat bermanfaat ke pulau² kecil. Kalau hercules emang sih bisa landing dipadang rumput tp kalau size pulaunya kecil mana bisa.

    Pak KasAd jangan egois dong bray !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pertimbangan TNI pilih apache(heli serang)sdh sangat tepat ketimbang chinook...untuk heli angkut serahkan ke pt di

      Hapus
  2. beli atu aja dulu pak,barangkali enak, helikopter cireng nya,

    BalasHapus
  3. mi17 sementara cukup untuk angkutan bencana dan sudah satu skuadron lg, pokoke program apache harus jadi

    BalasHapus
  4. Betul itu Pak Najib, TNI AD butuh CHINOOK apalagi untuk daerah2 yang sulit di jangkau oleh transportasi darat... Apachenya di batalin saja ganti dengan Heli KAMOV-52 Rusiaaa...

    BalasHapus
  5. TNI pilih apache dulu karena tau kekuatan heli serang yg telah kita miliki(sangat kurang untuk menjaga NKRI)..jadi pertimbanganya sdh sangat tepat,untul heli pengangkut kita percayakan saja pada pt.DI...(by:cui lan seng)

    BalasHapus
  6. sehebat2 nya apache lawan sukhoi ancur jua, knp DPR gk nyaranin beli su 35

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe ngawur beda penggunaan bos

      Hapus
  7. TNI tu tugas utamanya buat perang, bukan nanggulangin bencana ya jelas Apache tu prioritas.. ada-ada aj, kalau NIAT lengkapi PMI & Basarnas pake skuadron Heli Bell atau Chinook sekalian.. DPR harus peka tugas pokok TNI donk :-d

    BalasHapus
  8. Memang ide siapa yang mau adu Apache lawan SU 35? 'Cerdas banget' (nggak lazim).....haha, cuma coba baca sejarah juga dulu waktu perang Iran Iraq tahun 80an...pernah ada MI 24 Hinds Iraq berhasil menembak jatuh F 4 Phantom punya Iran, demikian juga heli AH 1 Cobra Iran pernah menembak jatuh Jet tempur iraq...jadi belum tentu tuh SU 35 lebih superior....tergantung taktik tempur yang digunakan.

    BalasHapus
  9. Negri kita ini unik lautnya luas dengan ditaburi ribuan pulau.Jarak antar pulau dekat.Hal itu harus kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk pertahanan.Helicopter dilengkapi terpedo sangat potensial sebagai penyerang kapal,kelemahan helicopter yang cuma mampu terbang jarak pendek bisa diatasi karena jarak antar pulau yang dekat.Kapal perang di serang oleh 2 atau lebih heli yang bawa terpedo atau rudal akan sangat efektif dan murah dalam menjaga nusantara ini.Kalaupun DPR ingin beli Chinook yang gendut itu cukuplah 2 atau 3 biji saja buat SAR saja bila ada bencana dan perlu alat transportasi yang besar.Untuk perang Chinook hanya bisa untuk membantu garis belakang pertahanan karena rawan ditembak.

    BalasHapus
  10. Yg ngomong beli heli Chinook dulu ga usah beli heli serang mata" yg dibayar pihak asing tuh buat ngelemahin indo.....

    BalasHapus
  11. ehhh guoblokkkkk......emang tni maunya jadi tukang angkut apa???? Wong heli serang aja masih kurang banyak......itu pt di buat superpuma juga angkut besar....atau mi17....itu paling ulah dpr....kalau beli chinook,mau numpang mudik lebaran gitu ya?

    BalasHapus
  12. justru DPR komisi 1 kesan kurang tepat bila TNI dahulukan CH47 CHINOK-yg pilih TNI dengan AH64 APACHE E justru lebih tepat dan strategic-bukan masalah perang dan tidak perang lho-apa yg dilakukan negri2 sebelah yg sudah pake lebih dulu AH64D-singapur dan TIGER australia bukti adanya sisi misteri mereka ke RI-dengan AH64E yang lebih mutakhir dari AH64d akan tambah deteren efec power RI dikawasan-titik point kan heli combat belum diproduk PTDI-dan tuk transport kenapa harus CHINOK CH47-bukankah PTDI dengan BELL412 -SUPERPUMA sudah lebih dari cukup klo tuk antisipasi bencana-kecuali klo RI belum bisa bikin heli transport ya oke-tapi fakta kan PT DI telah produk NBELL412E-SP-Superpuma caugar -ksimpulan- TNIperbanyak sj NBELL412-superpuma caugar-malah RI udah ada MI7 HIP.trimz from van halen metal.

    BalasHapus
  13. Beli Helikopter Chinook, itu maksudnya bukan buat mindahin pasukan ajaa tapi buat mobilisasi Tank dan panzer atau meriam/rudal kedaerah krisis .. dari kapal-kapal LPD kita ke darat atau darat kedarat melewati medan berat .. kalau Apache itu kelas helikopter serbu paak ... bukan untuk logistik berat.

    Wah wah wah ... capek deeh ...

    BalasHapus
  14. najibb gobloookkk... Skolahe bayar mmbek katol sama daun ubi..
    Emmang TNi anggota basarnas/tim SAr kah..

    Indonesia saja sudah banyak bisa bikin heli angkut.. Buat apa beli chinook..
    Bgus lagi dananya buat penelitian RHan.. Trus.kalo dah jadi tancapin di mulutnya Najib,biar tau gk asal njeplak saja..

    BalasHapus
  15. Berani taruhan ... begitu F16 datang ... Su-35 ngak smp 6 bln datang ....

    BalasHapus
  16. Smua heli angkut trmsk MI 17, chinook, black hawk, dll penting bg transportasi personil dan angkut logistik serta alutsista, heli serang spt Mil MI 35, Kamov 50, apache AH 64 D atau 64 E penting juga slain Fennec, mengntisipasi adanya kemungkinan pecah perang di LCS atau diperbatasan natuna,selat sunda dan malaka, perairan ambalat dan nunukan, juga mslh prbtsan dng samudera hindia, pulau pasir putih yg msk dlm wilayah rote NTT dng australia, merauke dan jayapura serta puncak jaya dng papua nugini, mslh perbatasan laut timor antara NTT dng Timor Leste, perbatasan antara perairan sulawesi utara dng filipina, maka penting utk mengadakan heli angkut dan heli serang juga heli serbu dlm jumlah besar dr berbagai produsen stlah melihat fungsi dan kualitasnya.

    BalasHapus
  17. Sy khawatir kader pks dapat "titipan" dr negeri tetangga utk berusaha mengebiri kekuatan tempur TNI....takutnya lg krn mereka sudah dpt titipan dana kampanye dr sumber dana asal malon. Dilihat dr kesamaan 'madzhab' dan kesamaan hoby fustun menunjang teori 'konspirasi' pks-malon......hati2!! Jangan coblos pks

    BalasHapus
  18. DPR sudah bener meski agak lelet, heli tersebut bisa digunakan buat tanggap darurat bencana dan mendukung percepatan pempabangunan daerah yg masih terisolir dengan menempatkan peralatan berat secara mobile. hehe ..

    BalasHapus