Kamis, September 05, 2013
11
Proyek pembangunan jalan yang mestinya dilakukan Kementerian Perhubungan dilimpahkan ke TNI Angkatan Darat. Komisi I ingin mendalami kesanggupan militer melaksanakan tugas berdasarkan Perpres No. 4 Tahun 2013 itu.

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR perlu mendalami pelimpahan pekerjaan pemerintah ke TNI Angkatan Darat terkait program pembangunan infrastruktur. Pekerjaan itu mestinya dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum. Belum puas dengan keterangan sekilas dari Kementerian Pertahanan, Komisi I memanggil Kepala Staf TNI AD, Rabu (4/9) khusus soal ini.



Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, dalam raker pada Senin (2/9) pihaknya mempertanyakan alokasi anggaran Rp 425 miliar dari Bendahara Umum Kemenkeu untuk program pembangunan jalan tertentu di Papua dan Papua Barat.



Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro lantas menjelaskan bahwa proyek itu sesuai dengan Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2013. Pemerintah memberikan penugasan kepada TNI untuk melaksanakan tugas tersebut mulai dari teknis pelaksanaan kontruksi hingga pengawasannya. Adapun pendanaannya berasal dari APBN dengan alokasi anggaran pada DIPA Kemenhan. Hal ini sudah dilaporkan kepada pimpinan DPR pada 12 Agustus 2013.



"Jalurnya masuk Kemenhan kemudian ke KPA TNI AD, lantas yang melaksanakan itu Batalyon Zipur TNI AD," ujarnya.



Artinya, dari sisi pelimpahan tugas tidak ada masalah. Hanya, Komisi I perlu memastikan bahwa kesanggupan TNI AD. "Tugas kami di Komisi I adalah memverifikasi secara teknis, mampu atau tidak TNI mengerjakan itu," ujarnya.


Ribuan Personel TNI Akan Bangun 14 Ruas Jalan Di Papua

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mendapat tugas untuk membangun 14 ruas jalan di Papua dan Papua Barat. Total panjang jalan yang harus diselesaikan mencapai 120 kilometer. 
 
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen Budiman menjelaskan, pihaknya telah meminta perpanjangan waktu yang semula empat bulan menjadi 16 bulan untuk pengerjaan tahun jamak pada 2013-2014. Saat ini, TNI telah menyiapkan sejumlah alat di lokasi untuk pembangunan jalan tersebut.

"Kita minta perpanjangan waktu karena kalau empat bulan tidak cukup," kata Budiman seusai menggelar rapat kerja tertutup dengan Komisi I DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (4/9/2013).

Lebih jauh, ia menuturkan, pembangunan jalan itu diserahkan kepada TNI AD dengan alasan sulitnya medan di lokasi yang akan dibangun. Karena itu, TNI AD dianggap memiliki pengalaman dan kemampuan, termasuk fasilitas transportasi udara yang cukup untuk menyelesaikan proyek tersebut.

"Lebih dari 2.000 personel disiapkan dari tiga detasemen dan marinir. Ini bagian dari upaya memberikan akses jalan. Kita harap gangguan keamanan akan bisa diperkecil," ujarnya.

Di lokasi yang sama, Wakil Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang menyampaikan, alokasi anggaran yang diajukan oleh Kementerian Pertahanan untuk pembangunan 14 ruas jalan ini adalah sebesar Rp 425 miliar. Untuk realisasinya, anggaran akan diambil dari rekening BA 99, sebuah dana pemerintah yang penggunaannya diputuskan oleh presiden untuk membiayai kebutuhan yang mendesak.

Agus menegaskan, semua fraksi mendukung rencana ini. Hanya, masih ada perbedaan mengenai waktu pengerjaannya. Jika TNI meminta waktu 16 bulan, Komisi I DPR memberi waktu hanya enam bulan untuk menyelesaikan 14 ruas jalan itu.

"Pembangunan jalan di Papua bisa dilakukan TNI, tidak mungkin oleh pihak lain. Teorinya untuk mempersempit kegiatan separatis di Papua," tandasnya.




Sumber : Jurnamen

11 komentar:

  1. unjung ujung dapet komisi dak tu anggota dewan

    BalasHapus
  2. Yang harus diperjelas adalah setelah jalan selesai di bangun,jalan itu bakal diserahkan pada siapa?Apakah ke Pemda Papua atau kemenhan.Hal ini penting, jadi jelas siapa yang merawat kelak.Kalau kememerintahan daerah Papua tentu mereka dalam Budgetting nantinya ada breakdawn dalam apbd. Gitu aja Bos...soalnya jalan harus dirawat,tiap tahun.

    BalasHapus
  3. anggota dewan nanyain masih ada sisanya ga......
    kalo ga minta jatah proyek 500 meter aja....please...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ha ha ha ha ... aah sampean ini fulgar amat siih ...

      Hapus
  4. Hahaha tau aja ente, khan nyonya di rmh lg minta tas LV yg terbaru, khan kaga apa2 loh uangnya dr rakyat untuk wakil dan pemimpin rakyat, terima kasih yah rakyatku yg tercinta

    BalasHapus
  5. kamuflase yg membangun.. membangun jalan sembari memburu separatis setujuu...

    BalasHapus
  6. ini jelas sebuah kamuflase,yg di buat pemerintah,,,dari 2000 prajurit yg dikirim,separuhnya masuk ke hutan memburu OPM....!?!

    BalasHapus
  7. Pinter....operasi militer tertutupi oleh pembangunan jalan....kalo gak gitu AS....Aussie...dan Komnas Ham...bakalan ribut2...

    BalasHapus
  8. yg bennar itu Tni fokus buru pembrontak bukan jadi kontraktor , ini bahaya lama 2.para commendan gak fokus di pertahanan malah jadi ketua proyek dan ikut tender mega proyek !

    BalasHapus
  9. Pasukan zeni kontruksi menghadiahkan ilmunya buat rakyat papua dengan membangun jalan, mantap pak rencananya, utk kopasus, marinir kalian tugasnya sudah jelas "memperlancar" pekerjaan yg jelas-jelas jalan dll ini untuk kemajuan papua (h)

    BalasHapus
  10. semoga cepat terlaksana ya,kasian ama saudara-saudara kita ya di papua masa dari kota 1 ke kota lainnya lewat udara dan laut karena ga ada jalan yang menghubungkan kota


    bravo TNI,,, MAJU TERUS INDONESIAKU

    BalasHapus