Kamis, September 05, 2013
13
SEATTLE-(IDB) : Siapa sangka PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memiliki anak usaha di luar negeri yang kiprahnya patut diacungi jempol. Anak usaha tersebut adalah IPTN North America (INA Inc), yang berdomisili di Seattle, Amerika Serikat (AS). INA Inc merupakan perusahaan pemasok komponen pesawat terbang tidak hanya untuk PTDI, tapi juga untuk perusahaan pembuatan pesawat di negara-negara lain.

Direktur Utama INA Inc Gautama Indra Djaja mengatakan sudah tiga tahun terakhir perusahaan yang dipimpinya bisa mandiri dan tidak mendapat subsidi dari induknya. Bahkan, menurut Indra, pendapatan INA Inc dari PTDI hanya 10 persen dari total pendapatan perusahaan itu.

"Perusahaan yang sahamnya seratus persen milik PTDI ini berkantor di bangunan dua lantai miliknya sendiri yang sepadan dengan kantor-kantor lain di sekitarnya. Saya mendiskusikan apa saja yang bisa dilakukan untuk meningkatkan usaha di AS," ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/9) usai mengunjungi INA Inc.

Dahlan mengatakan dalam pertemuan itu setidaknya ada tujuh program yang akan ditempuh untuk terus mengembangkan INA Inc, termasuk melakukan kerjasama dengan industri pesawat terbang di AS.





Sumber : Republika

13 komentar:

  1. sudah kah memberi kontribusi bagi NKRI?

    BalasHapus
  2. kantor nya di luar negeri dan pendapatan hanya 10 % dari pt.di tapi udah bisa mandiri.. masa pendapatan pt.di yg 10 x lipat nya trus kantor nya di dalam negeri blm bisa mandiri.. pasti ada yg kurang bener tuh system nya.. ktr pusat harus belajar pada ktr cabang kalo begitu mah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. koreksi untuk mas ano 18.21.. disini yang saya tangkap adalah, semua income yang diberikan PTDI untuk INA Inc adalah 10% dari total pendapatan INA Inc. kurang lebih seperti itu. :>)

      Hapus
    2. singkatnya 10% pendapatan diperoleh dari order PT DI, sedangkan 90% dari usaha IPTN North America sendiri, alias sebenarnya sudah bisa mandiri.

      Hapus
  3. lanjutkan pak mm hrs diperbanyak pak kapal patrolinya biar kekayaan laut kita gk di malingi sm negara ttangga kita ... ironiskan ktanya negara bahari tp hasil lautnya justru lbh bnyk dicuri negara asing drpd kt nikmati sndri

    BalasHapus
  4. daripada membuat anak usaha di luar negeri apa gak salah..
    Sebaiknya kan buat di dalamm negeri,,toh bisa mendidik nd melstarikan insinyur kita skalian mmmemberikan mereka lapangan kerja. ..

    Kenapa mesti di sana..??


    Mohon koreksinya untuk agan yg lebih tahu.
    Minta pencerahanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidak masalah masbro..
      namanya juga usaha / bisnis, itu kan 100% saham milik PTDI,
      kalau hanya berkutat di dalam negeri, tau sendiri lah birokrasi dan aturan disini.
      kalo saham 100% milik BUMN yg keuntungan tentunya menjadi keuntungan negara juga kan?
      selain itu, bisa memungkinkan PTDI TOT tidak langsung, kalau INA Inc. dapat project teknologi baru.
      Kalau perlu, buat anak perusahaan di negara2 yg sdh mapan teknologi..
      secara bisnis tentunya bisa menjadi pertimbangan..
      CMIIW..

      Hapus
    2. terima kasih gan atas pencerahanya,,
      kalau sendiri masih sedikit bingung,,memang birokrasi di negri kita gak bisa selancar di negeri orang,contoh yg lazim di cerna seperti pembuatan KTKLN/ pastport di negeri sendiri lebih susah ketimbang di negeri lain, padahal kami juga mengisi devisa buat negeri kita..tp kita di dalamm kantor KTKLN mmasih juga di peras dengan ini itulah bisa dilihat Di KTKLN di wilayah surabaya,dekat jagir,,,..ya kemaren saya cumma menyempatkan kaki saya untuk melihat bgaimmana birokrasi indonesia,,
      halnya kawan saya yg meninggal dunia di negeri sebrang pun mendapat kesusahan ketika mayatnya di bw plg indonesia. Di karenakan harus inilah itulah,padahal itu kawan saya sudah meninggal masih juga di persulit di negeri sendiri..

      Gimana negeri kita mau enak.. Calo dlm negeri kita adalah para pemerintah sendiri...

      Bisa di buktikan gant
      maaf kalao saya bicara yg tiada artinya..
      Mohon pencerahanya


      salam 1jiwa NkrI

      Hapus
  5. @banas patie, kalau menurut sejarahnya, INA Inc. disiapkan oleh pak Habibie sekitar tahun 1995 untuk mendukung penjualan (dan produksi) pesawat N250 untuk pasar amerika. Alasan mendekati pasar, tentu lebih efisien daripada harus dilakukan di indonesia. Alasan lainnya adalah dalam rangka mempercepat N250 memperoleh sertifikat FAA. Saat itu bahkan pemerintah Seattle telah menyetujui/ menyediakan lahan untuk pabrik anak perusahaan IPTN tersebut. Perkembangan selanjutnya tidak begitu terdengar seiring meredupnya N250 dan IPTN. Alhamdulillah kita sudah bangkit kembali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih gan atas pencerahanya...
      Heran saya malah di negri asing,sdgkn pindad sendiri yg ada di bandung deket tempat saya kerja,punya cabang di malang turent,,deket pabrik tebu,,
      kan enak lg di indonesia bisa mendidik dan mengurangi kemiskinan dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan buat saudara" kita yg udah jd insinyur,spy otak dan kecerdasan mereka bisa di asah gan..



      Salam 1jiwa NkrI

      Hapus
    2. Wo jiwo!!!...
      Umbelmu dilapi disit kono lah!
      Lulusan sd meng keneh, ora pantes lah!
      Iki forum militer, kudu pinter Wo!

      Skolah sik kono lah!
      Kejar paket yo keno, trus kuliah!...
      ben rodo'2 pinter sitik ngono lo!...
      Ngisikke nyong lah kue ki!

      Hapus
  6. Wajarlah berjaya. Kalo cuma jual beli onderdil masih nggak bisa berjaya itu keterlaluan.

    BalasHapus
  7. ingatkan kita orang hanya jual nasi lemak mcm awak ka ?? Hehehehh

    BalasHapus