JAKARTA-(IDB) : TNI AU bekerjasama dengan Tangent Link Ltd menggelar workshop
Military Maintenance Repair and Overhaul (MRO) di hotel Sultan, Jakarta,
Senin (1/7).
Kegiatan yang dihadiri para pakar manajemen MRO puluhan negara dan
perwakilan dari TNI (AU, AL, AD), Polri serta pelaku penerbangan
nasional ini menampilkan beberapa pembicara antara lain, David
Wallace Director Future Business & Marketing, RUAG Australia,
Air Comodore Saeed Hussain Malik (ret) Officer Commanding Engineering
Wing Pakistan Air Force, Mike Machee, marketing executive , Marshall
Aerospace and defence Group Inggris. Selain itu juga tampil David
Jones General Manager Malaysia RUAG Malaysia,
Workshop di buka oleh Presiden Direktur Tangent Link Ltd Rear Admiral
Terry Laughran dan bertindak sebagai keynote adalah Kasau Marsekal TNI
IB Putu Dunia yang diwakili oleh Komandan Koharmatau Marsekal Muda
(Marsda) TNI Sumarno.
Dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Dankoharmatau, Kasau
mengatakan melalui workshop diharapkan para peserta dapat saling tukar
pengetahuan dan pengalaman dibidang perawatan dan perbaikan pesawat
terbang. “Kita berharap para perwailan peserta worshop dapat
mendapatkan keuntungan dalam hal maintenance, repair dan oerhal pesawat”
kata Kasau.
Tema yang diangkat dalam workshop kali ini adalah “challanges and
changes in maintenance and is sustainability” dengan kegiatan menitik
beratkan pada berbagai pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan
logistik dan manajemen moderen dibidang perawatan dan perbaikan
pesawat dan alutsista militer dan keamanan.
Selain workshop, juga akan dilaksanakan konferensi kedirgantaraan
militer pada 2 – 3 Juli 2013. Dalam kegiatan ini akan di bahas
Airborne Special Mission. Para perwakilan dari negara akan membahas
pengalaman dan tantangan serta teknologi terkini dalam melaksanakan misi
operasi udara khusus.
Sumber : Poskota
Wah bagus nih acara, mungkin setelah ini akan ada pihak swasta atau BUMN yg akan terjun menjadi spesialis di bidang kegiatan "MRO" pesawat fixed atau rotary wing.
BalasHapusPasarnya potensial dan Indonesia masih kalah dg S'pore atau Malaysia yg full standard "MRO" plus penyediaan suku cadang lengkap.
Seharusnya PT DI atau GMF juga mampu berbuat yg sama hanya sayang fasilitas "MRO" masih minus karena beberapa komponen pesawat yg penting justru kita belum tersedia fasilitasnya seperti workshop "landing gear". Kita berharap, tidak lama lagi "MRO" komplit akan hadir di Indonesia syukur apabila mempunyai kelebihan untuk pengerjaan modifikasi seperti "BEDEK" yg dipunyai "IAI" Israel.