Selasa, Juli 02, 2013
1
JAKARTA-(IDB) : TNI AU bekerjasama dengan Tangent Link Ltd menggelar workshop  Military Maintenance Repair and Overhaul (MRO) di hotel Sultan, Jakarta, Senin (1/7).
 
Kegiatan yang dihadiri para pakar manajemen MRO puluhan  negara dan perwakilan dari TNI (AU, AL, AD), Polri serta pelaku penerbangan nasional ini menampilkan   beberapa pembicara antara lain, David Wallace  Director Future  Business  & Marketing, RUAG Australia,  Air Comodore Saeed Hussain Malik  (ret) Officer Commanding Engineering  Wing Pakistan Air Force,  Mike Machee, marketing executive , Marshall Aerospace  and defence Group Inggris.  Selain itu juga tampil David Jones  General Manager Malaysia RUAG Malaysia,


Workshop di buka oleh Presiden Direktur Tangent Link Ltd Rear Admiral Terry Laughran dan bertindak sebagai keynote adalah Kasau Marsekal TNI IB Putu Dunia yang diwakili oleh Komandan Koharmatau Marsekal Muda (Marsda) TNI  Sumarno.


Dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Dankoharmatau, Kasau mengatakan melalui workshop diharapkan para peserta dapat saling tukar pengetahuan dan pengalaman dibidang perawatan dan perbaikan pesawat terbang.   “Kita berharap para perwailan peserta worshop dapat mendapatkan keuntungan dalam hal maintenance, repair dan oerhal pesawat” kata Kasau.


Tema yang diangkat dalam workshop kali ini adalah “challanges and changes in maintenance and is sustainability” dengan kegiatan menitik beratkan pada berbagai pengetahuan  dan pengalaman dalam pengelolaan logistik  dan manajemen moderen  dibidang perawatan dan perbaikan pesawat dan alutsista  militer dan keamanan.


Selain workshop, juga akan dilaksanakan konferensi kedirgantaraan militer pada 2 – 3 Juli 2013.   Dalam kegiatan ini akan di bahas  Airborne Special Mission.  Para perwakilan dari negara akan membahas pengalaman dan tantangan serta teknologi terkini dalam melaksanakan misi operasi udara khusus.








Sumber : Poskota

1 komentar:

  1. Wah bagus nih acara, mungkin setelah ini akan ada pihak swasta atau BUMN yg akan terjun menjadi spesialis di bidang kegiatan "MRO" pesawat fixed atau rotary wing.
    Pasarnya potensial dan Indonesia masih kalah dg S'pore atau Malaysia yg full standard "MRO" plus penyediaan suku cadang lengkap.
    Seharusnya PT DI atau GMF juga mampu berbuat yg sama hanya sayang fasilitas "MRO" masih minus karena beberapa komponen pesawat yg penting justru kita belum tersedia fasilitasnya seperti workshop "landing gear". Kita berharap, tidak lama lagi "MRO" komplit akan hadir di Indonesia syukur apabila mempunyai kelebihan untuk pengerjaan modifikasi seperti "BEDEK" yg dipunyai "IAI" Israel.

    BalasHapus