JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Darah (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko mengatakan
Indonesia, khususnya TNI Angkatan Darat tidak memiliki tradisi untuk
melakukan kudeta terhadap pemerintah, oleh karena itu tidak akan terjadi
kudeta militer seperti di Mesir.
"Yang jelas saya tegaskan, TNI AD tidak memiliki tradisi untuk kudeta. Jadi sudah sangat tegas. Jangan berharap untuk itu (kudeta)," kata Moeldoko usai acara "Silaturahmi antara KSAD dengan Para Tokoh untuk Persatuan dan Kesatuan Bangsa" di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Senin.
Moeldoko mengatakan, pihaknya saat ini terus memerkuat jajaran internal TNI AD dan budaya prajuritnya menjadi lebih baik. Moeldoko enggan mengomentari dari kondisi politik yang ada saat ini.
Di tempat yang sama, mantan Ketua MPR Amien Rais mengatakan, negara-negara Timur Tengah seperti, Syria, Irak, Libya dan saat ini Mesir mengalami perpecahan, namun tak mustahil perpecahan bisa terjadi di Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang rawan terjadinya perpecahan.
"Indonesia itu multi agama, multi suku, multi bahasa dan multi tradisi. Ini sangat rawan," ucapnya.
Namun, lanjut dia, bila seluruh elemen bangsa Indonesia kompak, maka akan sulit diintervensi oleh bangsa lain. Sebaliknya, bangsa yang di dalamnya sudah pecah justru akan mengundang intervensi dari bangsa lain.
"Kalau bangsa yang kompak mana mungkin diintervensi. Negara yang hancur itu karena pecah di dalam," tutur Amien, menegaskan.
Oleh karena itu, tambah dia, TNI sebagai salah satu tulang punggung keamanan negara harus benar-benar serius untuk menjalankan fungsinya, sehingga Indonesia ke depannya benar-benar terbebas dari ancaman perpecahan.
"Yang jelas saya tegaskan, TNI AD tidak memiliki tradisi untuk kudeta. Jadi sudah sangat tegas. Jangan berharap untuk itu (kudeta)," kata Moeldoko usai acara "Silaturahmi antara KSAD dengan Para Tokoh untuk Persatuan dan Kesatuan Bangsa" di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Senin.
Moeldoko mengatakan, pihaknya saat ini terus memerkuat jajaran internal TNI AD dan budaya prajuritnya menjadi lebih baik. Moeldoko enggan mengomentari dari kondisi politik yang ada saat ini.
Di tempat yang sama, mantan Ketua MPR Amien Rais mengatakan, negara-negara Timur Tengah seperti, Syria, Irak, Libya dan saat ini Mesir mengalami perpecahan, namun tak mustahil perpecahan bisa terjadi di Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang rawan terjadinya perpecahan.
"Indonesia itu multi agama, multi suku, multi bahasa dan multi tradisi. Ini sangat rawan," ucapnya.
Namun, lanjut dia, bila seluruh elemen bangsa Indonesia kompak, maka akan sulit diintervensi oleh bangsa lain. Sebaliknya, bangsa yang di dalamnya sudah pecah justru akan mengundang intervensi dari bangsa lain.
"Kalau bangsa yang kompak mana mungkin diintervensi. Negara yang hancur itu karena pecah di dalam," tutur Amien, menegaskan.
Oleh karena itu, tambah dia, TNI sebagai salah satu tulang punggung keamanan negara harus benar-benar serius untuk menjalankan fungsinya, sehingga Indonesia ke depannya benar-benar terbebas dari ancaman perpecahan.
KSAD Ingin Ubah Budaya 'Kill or To Be Killed'
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Moeldoko menyatakan reformasi
budaya di tubuh TNI belum sempurna. Kebiasaan latihan yang sulit diubah
menjadi latar belakang sulitnya mengubah budaya kekerasan di TNI. "Kami
dididik untuk kill or to be killed. Ini yang susah diubah,"
kata Jenderal Moeldoko dalam acara silaturahmi dengan para tokoh di
Gedung Balai Kartini, Senin, 8 Juli 2013.
Jenderal Moeldoko hendak mengevaluasi kurikulum pendidikan TNI. Evaluasi ini dimaksudkan supaya calon prajurit bisa terbuka terhadap masyarakat. Selama ini, prajurit TNI terkesan tertutup kepada masyarakat.
Selain berfokus pada pertahanan bangsa, Jenderal Moeldoko berupaya membangun budaya baru di tubuh TNI. Budaya baru itu terutama dalam hal komunikasi dengan masyarakat. "Tidak ada keinginan mengkudeta," kata Moeldoko. "Kami berharap prajurit kuat dan terbuka kepada masyarakat."
Kepala Staf Angakatan Darat, Jenderal Moeldoko, menyatakan Tentara Nasional Indonesia tak memiliki tradisi kudeta. "TNI hanya berusaha memberikan pengabdian yang terbaik," kata Moeldoko dalam acara silaturahmi dengan para tokoh di Gedung Balai Kartini, Senin, 8 Juli 2013.
Jenderal Moeldoko hendak mengevaluasi kurikulum pendidikan TNI. Evaluasi ini dimaksudkan supaya calon prajurit bisa terbuka terhadap masyarakat. Selama ini, prajurit TNI terkesan tertutup kepada masyarakat.
Selain berfokus pada pertahanan bangsa, Jenderal Moeldoko berupaya membangun budaya baru di tubuh TNI. Budaya baru itu terutama dalam hal komunikasi dengan masyarakat. "Tidak ada keinginan mengkudeta," kata Moeldoko. "Kami berharap prajurit kuat dan terbuka kepada masyarakat."
Kepala Staf Angakatan Darat, Jenderal Moeldoko, menyatakan Tentara Nasional Indonesia tak memiliki tradisi kudeta. "TNI hanya berusaha memberikan pengabdian yang terbaik," kata Moeldoko dalam acara silaturahmi dengan para tokoh di Gedung Balai Kartini, Senin, 8 Juli 2013.
Sumber : Republika
ITULAH KE HEBATAN GUSDUR,SENDAINYA SAJA PRESIDEN INDONESIA WAKTU IYU SEPERTI MURSI DI MESIR NASIB INDONESIA PASTI SUDAH BERKEPING2,SALUT DECH PADA GUSDUR SUNGGUH NEGARAWAN SEJATI SUNGGUH PRESIDEN INDONESIA SEJATI,PADAHAL YG MENJATUHKANYA ORANG MUHAMADIYAH,MAKA DARI ITU GUSDUR MERUPAKAN PIONER PERSATUAN INDONESIA DAN AWAL DARI KEBANGKITAN INDONESIA MENJADI PIONER DUNIA
BalasHapusHeh Ano 10.16 jgn nuduh sembarangan, manusia macam kamu itu patut diberi pelajaran kapan Muhammadiyah punya nyali untuk melengserkan GusDur pujaanmu itu?
BalasHapusMuhammadiyah bukan partai politik atau kekuatan politik yg dengan mudah melengserkan pimpinan nasional. Jgn mencoba mendeskreditkan Muhammadiyah yg anti kekarasan dan anti kegiatan politik praktis, Muhammadiyah hanya berkecimpung di urusan sosial mencerdaskan bangsa dan sarana dakwah. Sungguh ngawur komentarmu itu.!!!!!
Gus Dur pujaanmu itu mundur ya memang harus mundur karena masalah kesehatan dan masalah kebijakan nasional yg kurang favorable.
Apapun Gus Dur pujaanmu masih tetap menyandang "Guru Bangsa"
ano 10.16, asal jeplak aja kalo ngomong, ketauan orang yang sempit dalam pemikirannya
BalasHapusadmin, bisa delete komen yg menjurus ke SARA?
BalasHapuskalo admin ga bisa / ga punya privileges untuk mengatus komen SARA di blog ini, akan saya laporkan blog ini sbg pelanggaran UU ITE.
BalasHapuspencemaran dan pembiaran pelanggaran SARA
silakan response admin..
dan buat ano2 yang lain, spt ano 10.16
hati-hati ya, membuat komen.
silent reader banyak disini
Biasa admin kan diem aja kalau gini....dari dulu udah sering komen2 disini menjurus dan kasar.....tapi didiemin aja
BalasHapusHai ano 10.16
BalasHapusbahaya perpecahan itu disebabkan egoisme kelompok.. janganlah suka mengadu domba..
berhati-hatilah kalian jgn mudah diadu domba dengan menyamar sbagai kelompok (a) menjelekkan kelompok (b)..
jika sampai tersulut kelompok (b) akan mengira kelompok (a) telah menjelek2kan kelompok (b)
padahal ano 10.16 adalah oknum yg berusaha memancing di air keruh..berhati-hatilah umat islam..jgn kalian terbujuk rayu setan ..dan menimpakan kemarahan kepada kaum lainya.
Ano 10:16
BalasHapusklw ndak ngerti politik diem.segala ngejelek2in organIsasi orang lain.
yang hebat itu Alloh bung.
Yg ada prilaku anda ngejelekin sendirinya organisasi anda.karena anda beprilaku arogan+provokator
JANGAN MERASA HEBAT
hai Ano 10:16:Komen ente GOBLOK bener,pantas sj dulu "junjunganmu"gak bertahan lama,pengidolnya jahil murakkab bin goblok kwadrat macam ente..!!
BalasHapusbenar TNI tdk akan pernah melakukan kudeta secara langsung, tp dgn bahasa yang lebih halus "demi menjaga persatuan dan keamanan negara" persis yg terjadi di tahun 1966 turun SUPERSEMAR utk menyerahkan kekuasaan sukarno kpd Pangkokamtib dan dimulailah rezim bercorak militerisme sampai tahun 1998, apa itu bukan kudeta?
BalasHapuskalau demi menjaga "persatuan dan keamanan negara" setelah negara dinyatakan aman atau selama2nya 5 tahun , dikembalikan ke pemrintahan sipil dgn sistim pemilu yg jurdil pasti semua setuju, lha ini sampe 32 tahun, mulai dari lurah sampe presiden bekas TNI, bagai mana pak KASAD? lupa apa dgn masa lalu perjalanan negara ini kwkwkw
BalasHapuskok rasanya pernyataan KSAD mengingkari sejarah, AD biar bagaimana pun gak bisa menutupi bahwa GP30 S/PKI dan bahkan juga PRRI PERmesta adalah juga melibatykan oknum, dan juga unit unit tempur dalam nenek moyang AD,apakah itu APRIS atau juga TNI AD masa soekarno, coba lihat unsur satuan divisi diponegoro yg juga ikut pasukan CAKRA waktu G30SPKI, apakah bukan unsur AD?
BalasHapusvannayard
Lo ngapain pula mau kudetaa...tu musuh uda nunggu..di utara singapura..di timur australia..n papua..drpd kudeta mending berbisnis ya gak..kl msh dinas aktif..kl da mau peensiun..ya gabung2 di partai..siapa tau msh keee pakee'..lumayan lo gaji dpr..gede plus jln jln nanti studi banding..ya gak ndannnnn...
BalasHapus