SEOUL-(IDB) : Enam pilot TNI-AU yang dikirim ke Korea Selatan untuk beradaptasi
dengan jet latih T-50 akhirnya menyelesaikan pelatihan mereka. Para
pilot TNI AU ini berada di Korea Selatan sekitar 5 bulan untuk melakukan
bebepara rangkaian pelatihan seperti: pelatihan teori
dasar, simulasi penerbangan instrumen, prosedur darurat, pelatihan
terbang dengan simulator hingga menerbangkan T-50i.
Usai latihan dengan pesawat T-50i, para penerbang diajak untuk menggunakan pesawat serang ringan T/A 50
didampingi pilot instruktur dari Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF).
Latihan ini termasuk transition and instruction training, formasi
terbang, latihan terbang malaam serta taktik tempur pesawat T/A 50.
Pihak Korea mencoba mengenalkan stabilitas dan manuver pesawat buatan
mereka tersebut kepada 6 pilot Indonesia yang telah terbiasa membawa
pesawat F-16 dan Hawk Mk3. Keenam pilot ini akan menjadi instruktur
pesawat latih tingkat lanjut T-50i, setibanya nanti di tanah air.
“Pelatihan instruktur pilot untuk Indonesia ini, juga kami digunakan
untuk meningkatkan persahabatan Angkatan Udara kedua negara”, ujar
Kapten yiseonguk. Sementara Kolonel Wasco ttum mengatakan pelatihan
penerbangan pilot Indonesia ke Korea termasuk untuk melihat budaya Korea
Selatan dan hal ini sangat berarti bagi mereka.
Selain mengirim pilot, TNI AU juga mendatangkan 31 mekanik
pemeliharaan T-50 i ke Korea Selatan untuk mempelajari teknologi
dan know-how dari pesawat supersonic T-50i. Rangkaian pelatihan ini
bagian dari pembalian 16 pesawat latih tempur T-50 senilai 400 juta
dollar dari Korea Selatan. Indonesia juga telah memiliki 17 unit pesawat
latih KT-1 Korea Selatan. Pesawat T-50i akan menggantikan pesawat HS
Hawk Mk-53 dan direncanakan tiba di tanah air pada tahun 2013.
Sumber : JKGR
Pulang ke tanah air sambil membawa "Ginseng Merah" untuk dibagi-bagikan kepada teman dan handai tolan sambil cerita hebatnya Korea Selatan yg telah berbaik hati memberikan pelatihan dan berbagi pengalaman dalam menerbangkan pesawat latih lanjut tersebut.
BalasHapusMemang benar Korea Selatan"teman sejati" Indonesia dalam urusan Alutsista, apa yang ada dan di miliki mereka pasti di bagikan ke Indonesia tanpa ikatan politik apapun, yang penting Indonesia harus membayar dg cara cicilan sekian tahun serta menguntungkan "Won".
Dan yg lebih penting lagi, para agen penjualan yg ada di Indonesia meraup komisi penjualan yg dengan itu, mereka berbaik hati membagikan keuntungannya kepada para pejabat yg sudah menunggu dengan tidak sabar, karena sdh waktunya pensiun.
Dan jangan pedulikan dengan aturan bahwa setiap pembelian Alutsista tidak lagi menggunakan "Perantara" pihak ke3(tiga) karena peraturannya untuk pembelian Alutsista dari negara luar harus lewat prosedure, aturan dan taatpada prinsip "G to G"
Ach, itu hanya basa-basi belaka dan jangan hiraukan itu.
Di Indonesia ; " Semua bisa di atur"!!!!!