JAKARTA-(IDB) : Modernisasi TNI
Angkatan Laut hanyalah satu pilar diantara empat pilar yang lain dalam
pembangunan postur TNI Angkatan Laut yang handal dan disegani, yaitu
struktur kekuatan, kesiapsiagaan, dan kemampuan beroperasi dalam jangka
waktu lama (sustainability). Oleh karenanya TNI Angkatan Laut dalam
melaksanakan pembangunan kekuatan dan pembinaan kemampuan secara
holistik dan diupayakan sekomprehensif mungkin sehingga menghasilkan
keluaran (output) yang seimbang antara kesiapan TNI Angkatan Laut baik dari aspek personel, organisasi, dan alutsista.
Hal
tersebut disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana
TNI Dr. Marsetio saat menyampaikan materi kuliah tentang “Modernisasi TNI Angkatan Laut dalam rangka Pembangunan TNI Angkatan Laut Menuju Minimum Essential Force (MEF) untuk Mewujudkan Postur TNI Angkatan Laut yang Handal dan Disegani” di
hadapan 80 orang peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA)
ke-49 Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) RI di kantor Lembaga
Pertahanan Nasional Republik Indonesia, Jl. Medan Merdeka Selatan No.
10, Jakarta Pusat, Selasa (9/7).
Menurut
Kasal, pada prinsipnya dalam kehidupan di era keterbukaan sekarang ini,
TNI Angkatan Laut tidak menerapkan pola eksklusifisme dalam menjalankan
tugas.TNI Angkatan Laut sebagai bagian dari komponen bangsa dan sebagai
alat negara yang memegang amanah rakyat Indonesia secara terbuka
menerima berbagai masukan dan saran dari seluruh komponen masyarakat,
termasuk pula para peserta Lemhannas.
Kasal
Laksamana TNI Dr. Marsetio juga menjelaskan, bahwa modernisasi TNI
Angkatan Laut dalam kerangka pembangunan Kekuatan Pokok Minimum TNI
Angkatan Laut untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman aktual maupun
potensial dan mampu memberikan efek tangkal yang tinggi dilaksanakan
melalui rematerialisasi, revitalisasi, relokasi dan pengadaan yang
diorientasikan dengan mengutamakan pemanfaatan industri pertahanan dalam
negeri. “Modernisasi alutsista dilaksanakan secara bertahap, konsisten
serta berkesinambungan dengan mengedepankan keterpaduan matra (Trimatra
Terpadu TNI) guna penyiapan pembinaan dan penggunaanTNI Angkatan Laut
agar bersinergi dan saling membantu serta mendukung secara maksimal
sehingga terwujud kekuatan TNI Angkatan Laut yang handal dan disegani,”
tegas Kasal.
Kelak
pada tahun 2024 nanti, lanjut Kasal, kekuatan yang diharapkan dapat
terwujud adalah kekuatan Alutsista TNI Angkatan Laut yang direncanakan
akan terdiri atas 151 KRI, 54 pesawat udara dan 333 Ranpur yang memiliki
kondisi siap tempur dan teknologi terkini serta kekuatan pasukan 3 BTP
Korps Marinir, 1 Yonif Siaga Ibu Kota, 2 Yonif Kamdagri, dan peningkatan
kemampuan pangkalan yang dilengkapi dengan 18 Coastal Surveillance
System. “Dari jumlah tersebut sepertinya tidak terlihat jauh berbeda
dengan kondisi postur TNI Angkatan Laut saat ini, namun sejatinya pada
tahun 2024 diharapkan seluruh alutsista TNI Angkatan Laut berada dalam
kondisi teknis dan kesiapan operasional mendekati 100% setelah mengalami
berbagai upaya modernisasi baik berupa program pengadaan alut baru,
revitalisasi, rematerialisasi, ataupun relokasi fungsi alutsista,” jelas
Kasal.
Ditambahkan
oleh Kasal, bahwa dari sisi perbandingan kekuatan dengan beberapa
negara tetangga, diharapkan kekuatan TNI Angkatan Laut pada tahun 2024
akan menjadi kekuatan yang handal dan disegani, serta dapat menyetarakan
diri sebagai Angkatan Laut kelas dunia (Word Class Navy) baik dilihat
dari sisi kuantitas maupun kualitas. Selain itu, lanjut Kasal, dengan
konsep Trimatra terpadu yang apabila diterapkan dengan baik maka
diharapkan kelemahan-kelemahan yang ada dapat dieliminir. “Penggelaran
kekuatan armada TNI Angkatan Laut meliputi kekuatan tempur pemukul
(striking force), kekuatan tempur patroli (patrolling force) dan
kekuatan tempur pendukung (supporting force) serta sistem senjata
lainnya harus memiliki kemampuan daya tangkal dalam mengamankan wilayah
maritim Indonesia,” katanya.
Selain
Kasal, turut hadir untuk memberikan materi kuliah kepada para peserta
Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) ke-49 tersebut adalah Kepala
Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Moeldoko, dan Kepala Staf
Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI I Putu Dunia. Kehadiran ketiga
Kepala Staf Angkatan ini diterima langsung oleh Gubernur Lemhannas RI
Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, D.E.A.
Sumber : TNI AL
Saran saya TNI A.L utk adakan heli serang utk mendukung pasukan marinir dlm melakukan pengamanan memilih heli serang milik rusia MI 35 M yg harga per unitnya di th 2010 adalah 5, 65 juta dollar berdasarkan sumber : http://www.jak-tv.com/index.php?modul=detailnews&catID=25&key=2207, lebih murah dibandingkan heli AH 64 D Long bow Apache sekitar 40-70 jt dollar per unitnya, dng heli MI 35 M, indonesia dpt mengadakan utk TNI A.L. 80 unit, kemudian utk TNI A.D. Dpt melakukan kombinasi dlm pengadaan heli serang dr australia, italia dan rusia.
BalasHapusBaiklah, saran anda Sdr. anonymous nationalism menjadi bahan pertimbangan kami selanjutnya, dan terima kasih atas saran dan masukan anda, semoga Allah membalas dg ganjaran yg setimpal nanti.
BalasHapusTapi ngomong2, apakah Saudara sdh paham perihal gelar operasi pendaratan amphibi?
tau om....operasi katak dalam penggorengan
BalasHapusWorld Class Navy yaaah ane setuju, tapi kapal yang sudah uzur segera diganti saja tidak usah di upgrade atau refurbish lagi. Gak sejalan sama namanya Wold Class Navy kalo cuma nambal kapal tua
BalasHapusBaiklah, Sdr Ano 11.52 akan kami pertimbangkan "protest" membangun anda, dan akan kami laksanakan pada kesempatan pertama untuk mensiunkan kapal-kapal tua dengan catatan ; "Apakah Boss besi tua di Kapaskrampung Suroboyo masih ada atau tidak????
BalasHapusKarena untuk masalah rucat merucat kapal perang boss ini sangat profesional terbukti sdh beberapa kapal perang Rusia juga selesai pada waktunya di rucat dan kemudian dikilo besi bajanya.
Atau mungkin Tuan Ano 11.52 menggunakan peluang ini? Silakeun.
Boler ganti nick ya? Udah jadi Ano..
BalasHapus