Minggu, Juli 14, 2013
14
BANDUNG-(IDB) : Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pemerintah Amerika sudah setuju soal rencana pemerintah membeli helikopter tempur Apache. "Pemernitah Amerika sudah siap, Kongres (AS) sudah setuju, tapi kan ktia harus bicara dengan mereka mengenai harganya," kata dia di Bandung, Sabtu, 13 Juli 2013.


Menurut Purnomo mengatakan, harga yang disodorkan cukup mahal. "Kita ingin dengan uang yang sama, kita dapat beli lebih banyak," kata dia. "Namanya pembeli, kita ingin bargain dulu dengan mereka."


Dia mencontohkan pengalaman saat membeli Main Batle Tank. Awalnya dengan anggaran yang ada hanya diperhitungkan membeli 40 unit, tapi dengan uang yang sama bisa membeli 100 lebih unit Main Batle Tank, Leopard, dan 50 unit Medium Batle Tank, Marder.


Purnomo menolak menyebutkan anggaran yang dipersiapkan untuk pembelian helikopter tempur Apache itu. "Itu masih di bahas karena bukan di APBN sekarang, tapi di APBN 2014," kata dia.


Menurut dia, pihaknya menginginkan Indonesia bisa membeli helikopter tempur itu hingga bisa membentuk 1 skuadron. "Kita ingin punya 1 skuadron, karena penting utuk menjaga perbatasan," kata Purnomo.


Ditanya soal penempatan tank Leopard yang sebagian masih dalam proses pengiriman, Purnomo mengaku, soal itu belum diputuskan. "Kita masih mejmbahas, tepatnya nanti ditempatkan di mana," kata dia.


Termasuk rencananya menempatkan di perbatasan, Purnomo mengaku soal itu belum diputuskan. "Kita masih bahas untuk itu," kata dia.


Panglima Kodam VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Dicky Wainal Usman mengatakan, pihaknya berharap, pemerintah bisa menempatkan 1 unit helikopter tempur di pangkalan yang tengah disiapkan di wilayah Berau, Kalimantan Timur. "Kalau jadi, Apache di situ," kata dia.


Dicky beralasan, pangkalan udara milik TNI yang tengah dipersiapkan di Berau itu strategis untuk menjangkau semua wilayah perbatasan karena persis berada di tengahnya. Pangkalan itu diperkirakan rampung 2015 nanti. 

Harga Helikopter Apache Masih Dalam Negosiasi

Pemerintah berharap satu skuadron helikopter Apache bisa memperkuat jajaran pertahanan negara. Rencana itu sangat berpeluang terealisasi hanya saja pemerintah berharap harganya bersahabat.

Hal tersebut dikatakan Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro usai menerima hibah satu unit Helikopter Bell-412 EP dari Pemprov Kaltim ke Kemenhan RI di PT Dirgantara Indonesia Bandung, Sabtu (13/7).

Menurut dia, sinyal positif sudah ditunjukan Pemerintah Amerika Serikat terhadap rencana pembelian heli tempur kelas berat itu. Pihaknya tinggal memantapkan proses selanjutnya sehingga Apache bisa benar-benar memperkuat pertahanan.
 
"Pemerintah AS sudah siap, termasuk Kongres juga sudah setuju, tapi kan dari kitanya bicara dengan mereka mengenai harganya karena cukup mahal. Kita ingin uang yang sama namun bisa dapat banyak," katanya.

Purnomo mencontohkan pembelian main battle tank, Leopard. Dari rencana semula membeli 40 unit MBT menjadi 150 unit yang terdiri dari 100 MBT berikut 50 tank kelas medium Marder. 

Berapa anggaran yang sudah disiapkan, mantan Menteri ESDM mengaku belum bisa memberikan angka pastinya. Selain masih melakukan pembahasan harga, Kemenhan baru mengambil anggarannya dari APBN 2014. "Yang jelas kita ingin lebih," katanya.

Satu yang pasti, Kemenhan sudah memastikan penempatan heli tempur tersebut. Kehadiran alutsista canggih itu akan memberikan efek detterent. "Heli Apache penting untuk menjaga daerah perbatasan," jelas Purnomo.







Sumber : Tempo

14 komentar:

  1. masih dalam ''nego''siap''dipertimbangkan''.....terus dikaji ulang....dan untuk''dibatalkan''....wakakakakaka

    BalasHapus
  2. Untuk kekuatan Alutsista TNI kelihatannya lebih besar anggarannya untuk TNI - AD semua serba baru dan mahal dan sangat lengkap plus penambahan batalyon baru.
    Sedangkan untuk AL dan AU " cukup " di belikan barang bekas saja, maklum sodara tuwa ya harus di utamakan.

    BalasHapus
  3. seandai semua Pemda di Indonesia peduli TNI militer Indonesia cepat maju. Pemda Kaltim hebat peduli negara daripada di korupsi lebih baik beli alusista buat keamanan negara

    BalasHapus
  4. Menurut saya Pemda tidak boleh ngurusi TNI, yg ngurusi TNI itu Pemerintah Pusat. Jadi jgn berandai-andai lagi. Mosok jeruk ngasih jeruk.

    BalasHapus
  5. "Beli mbt 40 unit dpt 150 unit", mksd lu?... he pak menhan!... jgn samakan heli dgn tank, pak!... klo tank, bekas ga' mslh, ga' membahayakan nyawa prajurit n ttp sangar..
    tp klo heli serbu apache hrs beli yg anyar gress, Pak!... klo mogo' jatuh, teknologi lawas pasti ga' sangar, soalnya ini heli tetangga udah langganan mereka udah apal detil kemampuannya. Klo spek jadul buat apa?... klo buat latihan n nangkep pembalak liar oke lah!... tp ya rugi lah!..... apache adlh efek deterent.

    BalasHapus
  6. Pada kesempatan melihat "workshop" helikopter di suatu negara di luar Indonesia, saya mendapati kegiatan "refurbishment" helikopter jadul yg berubah menjadi helikopter serang sangar jauh dari kemampuan heli aslinya. Ternyata yg di pertahankan dari heli jadul tasi adalah "air frame" yg secara laboratorium ilmu bahan ternyata metal yg dipakai heli tersebut sangat tinggi kualitasnya dibansing "air frame" heli baru anyar gress.!!!
    Dengan pemilihan mesin turbin baru yg 2,5 kali kekuatan mesin asli, glass cockpit yg digital pada avioniknya, dilengkapi dengan "chaff" dan penambahan lapisan Kevlar di body tertentu, serta fasilitas gun door kiri kanan untuk SMB 12,7 mm di tambah dengan Flir dan rocket 2,75 inch masing dengan 17 hole buatan Texas, mampu membawa 2 (dua) motor gunung dan membawa 10 personel diluar 2(dua) crew, menjadikan helikopter ini tak ubahnya heli serang ampuh.
    Harga jualnya jauh lebih murah dari heli Apache, disertai jaminan mesin 8.000 jam terbang dan di jamin dengan ILS ( Integrated Logistic Support).

    BalasHapus
  7. Seharusnya pemerintah sadar beli aja susah gimana kalau dipakai untuk perang ?? bisa" gak boleh dipake dan langsung di EMBARGOOO... udah beli dr negara lain aja yg penting sensor dan pinsilnya efektif untuk penghancuran bukan cuma deterent aja yg di utamakan

    BalasHapus
  8. Pak menhan jgn samakan tank dgn heelikopter..mbt tsb kita beli dgn german.,yg notabene Eks NAzi..tapi beli apache mana udh sedikit cm 8 biji..kita hrs berurusan dg paman sam yg notabene dedengkot standar ganda..apbn uda hbs..tp apache yg di beli di embargo..emang kt beli helikopter itu cm month bbrp bulan pake...knp gak pilih Kamov Hakum aja..kwalitas sama .jumlah lbh banyak dan pasti kita bs pake tahunan..ngotot kabeh ni menhan..

    BalasHapus
  9. tetap pilih KAMOV KA-52.... tiada yg lain...

    BalasHapus
  10. AYOW.. BELI LAGI BARANG SECOND.. BIAR DAPET BNYAK... AYOW... BELI 8 DAPET 8... SMUA SECOND.. AYOW.. AYOW.. BARANG SECOND... AYOW.. SAPA MAU.. BARANG SECOND..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ADOOOOOHHHHHHH....LUCU..HAHAHAHAHHAHAAAAAA..

      Hapus
  11. Masa jabatan 5 tahun
    total gaji 200 triliun
    modal kampanye 700 triliun
    bagaimana bisa balik modal kalau beli alutsista baru dan canggih ojo ngarep2 mas bro

    BalasHapus
  12. Lebih murah N efek gentarnya G kalah hebat pilih aja Heli Rusia KA-52 ALligator..
    G sah mikir barang bekas tu sama2 baru bs dapet selusin

    BalasHapus
  13. alamat nie kayak'nya Apache dapat rongsokan juga.sudah Pesawat hercules bekas,F-16 bekas,Tank Bekas,Kapal laut bekas.
    Lama2 bangsa ini bisa jadi bangsa Cap Gembel,yg suka koleksi barang2 rongsokan...
    Parah...

    BalasHapus