Sabtu, Juli 06, 2013
20
ARC-(IDB) : Impian TNI-AL, Puspenerbal khususnya memiliki helikopter khusus anti kapal selam masih terus bergulir. Kabar baiknya, Kementrian Pertahanan telah mendengar dan meluluskan permintaan tersebut. Lebih jauh, ARC mendapat info, Kemhan sudah memberikan spesifikasi helikopter yang dibutuhkan kepada 2 pabrikan besar produsen heli anti kapal selam. 

Namun dari pihak pabrikan sendiri belum mengajukan penawaran. Kemhan sendiri berharap, kontrak bisa dilaksanakan tahun ini juga, sehingga di tahun 2014 diharapkan sudah ada barangnya.
 


Berbeda dengan kabar sebelumnya, dipastikan kali ini heli Kaman Super Sea Sprite sudah masuk kotak. Kementrian pertahanan kini melirik heli AKS yang memang terkenal dan mumpuni. 

Mereka masing-masing adalah AW-159 Wildcat serta AS-565 Panther. Entah kebetulan atau tidak, kedua heli ini memiliki nickname berbau kucing.

Helikopter AW-159 Wildcat sendiri merupakan pengembangan paling mutakhir dari heli Lynx. Heli ini digunakan oleh angkatan bersenjata di berbagai negara, dan sudah battle proven sejak perang Malvinas tahun 1982. 

Secara umum, Heli ini mampu dipersenjatai torpedo, rudal Sea Skua, hingga senapan mesin berat. Bahkan dalam berbagai foto terlihat heli ini menggotong rudal Hellfire. Lynx sendiri sudah menjadi idaman pilot Penerbal sejak tahun 90an. 

Namun minimnya anggaran serta harganya yang konon sangat mahal, membuat Penerbal terpaksa menunda mimpinya dan harus cukup puas dengan Bo-105 serta Nbell-412.

Sementara heli AS-565 Panther merupakan pengembangan dari seri Dauphin yang sangat laris. Di Indonesia sendiri seri Dauphin sudah digunakan oleh polisi udara. Selain itu eratnya hubungan Eurocopter dengan PT. DI bisa menjadi nilai tambah. Heli Panther sendiri juga sudah battle proven saat perang teluk pertama di tahun 1991. Heli ini biasa terlihat membopong rudal AS-15TT, Torpedo atau roket dan senapan mesin.

Secara umum, spesifikasi kedua heli sebenarnya tidak terpaut jauh. Yang mana akan dipilih, kita tentu berharap, juga turut dipasang mission suite yang cocok dan mumpuni. Sehingga, kemampuan TNI-AL dalam peperangan anti kapal selam semakin meningkat. Oya, ssttt.. kabarnya salah satu peserta mulai bergerak mundur lantaran spesifikasi yang diberikan terlalu menjurus.







Sumber : ARC

20 komentar:

  1. Kenapa MH-60R "romeo" nggak jadi pilihan biar satu paket sama pembelian AH-64E "apache"

    BalasHapus
  2. alhamdulilah batal beli "si emprit". Ini baru berita yg sangat membanggakan.
    Tapi bau2nya kayak'nya lebih condong ke AW-159 Wildcat dengan harga yg gak umum. Sebagai mahar kalo Mama Eli gak akan ngutik2 masalah Papua. Semua sudah tau mulutnya mama Eli bisa diam kalo di sumpal pake duit. Kunjungan Pak Beye k Inggris dengan sambutan yg "Wah" gak mungkin minta imbalan yg "Wah" juga...

    BalasHapus
  3. Apapun itu jenis dan kcanggihanny yg pnting punya predikat kucing garoong...!

    BalasHapus
  4. spesifikasi yg menjuruss..?? Tak lain dan tak bukan adalah T.o.T
    Dan dipastikan si panther bin eurocopter lah si pemenang tender.
    Secara., si eurocopter ma PT.Di ,kan dah lengket banget., macam amplop ma isinya..xixixi..klu si"kucing garonx" dah dipastikan balik kanan mundur seribu langkah. Coz gak ada sejarahnya kampoengnya si Engkong Charles ngasih ilmu and tekhnologi ke Republik Tercinta Indonesia. Apalagi ini teknologi mesin perang Bro..

    BalasHapus
  5. Tapi kalo mama Ely maen gertak masalah Papua bisa jadi lain cerita bung Ano 21.07.
    Tau sendiri Pemimpin kita Letoy.Coba kalo Pemimpin kita seperti Bapak Soekarno yg tegas n gak bisa di perbudak bangsa asing. Politik itu faktor nomor 1 dalam membeli Alutsista

    BalasHapus
  6. Mau heli aks apapun gak masalah,mau AW 159 boleh,mau AS 565 boleh,mau SH 60/70 jg boleh,yang penting bukan heli aks kaman sh2g super es seprite,karena heli ini produk gagal dan sdh nyata2 dibuang oleh New zealand dan australi,kalo sampe pemerintah beli heli kelas emprit si kaman ini wajib buat dicurigai,karena pasti ada komisi buesaarr banget dari produsen heli buat bisa dibeli indonesia,pasti ada udang dibalik rempelo nih.

    BalasHapus
  7. KALO SAYA LEBIH CENDERUNG SETUJU DG HELI AKS AS 565 PANTHER,KRN PTDI MSH BERHUBUNGAN DEKAT DG AIRBUS MILITARY,SELAIN ITU BIAR ADA KESAMAAN SEDIKIT SUKU CADANG DENGAN HELI2 LAIN YG DIBUAT DI PTDI,DAN KEMUNGKINAN JUGA KALO KITA BISA MINTA TOT BARANG SEDIKIT AJA YG SEKIRANYA ADA YG BELUM BISA BIKIN KITA BIKIN SENDIRI ENTAH TU AVIONIK,RADAR,DLL. YG KELAK BISA DIPAKAI BUAT HELI AKS BUATAN DALAM NEGERI SENDIRI. SERTA JUGA PROSES PEMBUATAN/PERAKITAN BISA PAKAI FASILITAS PTDI,KAN LUMAYAN BUAT NAMBAH ILMU. KALO BUATAN INGGRIS,CENDERUNG HARGA PRODUK SERTA SUKU CADANG PASTI LEBIH MAHAL,SAMA AJA KAYAK HAWK SUKU CADANGNYA MAHAL. KALO SINGAPOR,AUSTRALI,THAILAND PAKAI SEAHAWK,SDGKAN MALAYSIA PAKAI SUPERLINX,MAKA KITA BISA BEDA DG BELI SI PANTHER NI,BIAR SAMA2 GAK TAU TEKNOLOGI KURANG DAN LEBIHNYA.

    BalasHapus
  8. Kalau berkaca tim pegasus..kayaknya sih yang AS-565

    BalasHapus
  9. Beli apa saja deh, ribut bener yak,!!!
    Emang asal beli barang kudu ngasih ToT apah?
    Lha ilokan yg bikin mau ngasih!!!
    Dobleh, semua dah, kalau gituh yg komen pada kagak "reuseuo" bin kagak semenggah pisan.!!!!

    BalasHapus
  10. Lumayan alutsista baru??...as - 565 macan tutul broo...cuma terlalu bangga dylu , yg hadapi sekarang bukan peganguran tidak punya harta. " ini tuan demang brooo ...kadang mancel 2 soal pengadaan alutsista lebih di utamakan untung dari pada KUALITAS ..'IYAAA...TOHH...HADEHHH....

    BalasHapus
  11. Berani tarohan dlm pengadaan / pembelian heli AKS untuk TNI - AL kali ini dapat dipastikan "Dauphin".
    Mengapa, ????
    Banyak yg sdh tahu, bahwa produk - produk Helikopter ex "Aerospatiale" yg sekarang jadi "Eurocopter" ini agen penjual di Indonesia sangat kuat pengaruhnya di lingkup pembuat kebijakan pembelian / pengadaan Alutsista termasuk seluruh produk dari Korea Selatan., bukan karena PT DI punya hubungan istimewa dsb-nya dg "Eurocopter" bukan.
    Lihat saja pengadaan Helikopter banci "Coliberi", heli combat / sar EH 725 " Cougar " dan sebelumnya helikopter "Puma" / "Super Puma".
    Kemudian hampir seluruh peralatan Simulator Penerbangan yg hanya memakai satu merk.
    Bagaimana pengadaan pesawat latih " Tobago " untuk STIP Curug yg di menangkan oleh perusahaan milik M.Nasaruddin, tapi di baliknya ada perusahaan agen dari pabrikan yg memegang merk, sehingga harganya muaaahaaalll banget. Sdh gitu membuat masalah baru karena bahan bakarnya tidak memakai "Avtur" sebagaimana biasa di siapkan oleh Pertamina tapi pesawat ini menggunakan bahan bakar "Avigas" yg lebih mahal harganya.
    Pokoknya, birokrat kita senengnya membuat "PROYEK" belanja barang, dan di buat proposal sedemikian bagus namun intinya mengandung titipan yg nanti di distribusikan oleh "Agen".
    Maka jarang pembuat kebijakan dlm urusan ini, yg "kere" hisupnya pasti sejahtera dan berlebih.
    Lihat saja rumahnya, mobilnya, gaya hidup keluarganya.....padahal gajinya nggak seberapa.

    BalasHapus
  12. nunggu komen om boler...

    BalasHapus
  13. muahahahaha kebanyakan rapat''akan''melulu...barangnya mana???nanti dipertimbangkan,dikaji,dibatalkan,diulang,ditenderkan lagi finishnya nunggu hibah rombengan saja muahahahaha

    BalasHapus
  14. iya kok Beberapa hari ini Boler seakan menghilang.
    Kurang manteb kalo gak ada koment dari boler

    BalasHapus
  15. oalahhhhh...cuma 11 aja mbuletnya gak karuan....emang dalam perang kapal selam dengan 11 heli berbanding luas lautan kita sebesar ini cukup????paling tidak minim kita punyanya 50 lebih untuk kejar2an sama kapal selam di laut luas...gimana mengkovernya?range daya jelajah heli berapa???berbanding semua luas laut????payah

    BalasHapus
  16. panther juga gak papa lumayan...kok asal jangan si sprite yang udah jadul

    BalasHapus
  17. ngemeng aj lu,di pasar pagi mah banyak noh helikopter

    BalasHapus
  18. Sebagai Jelata Indon Kalau saya berharapkan tak masalah kita kan adakan pembelian sea sprite, kerana itu sudah kehendak goverment kita, kita tak lah boleh terlampau melihat kemegahan persenjataan dari negara bertetangga. Hidup bangsa Indon jaya ber maruah tuk selama-lama nya. Amin.

    BalasHapus
  19. Seingat wa sih persyaratan heli AKS selain monitoring sistim dg sonar bouy atau mampu membawa torpedo air to surface adalah, mesin terutama rotor harus tahan uap air laut yg berubah menjadi kristal garam di seputar rotor, dilengkapi dg roda yg bergerak ke segala arah dan tidak memakai batang baja seperti yg ada di helikopter Bell dan BO-105.
    Atau lebih ideal di poros tengah heli disiapkan magneet dimana pd waktu heli melakukan pendaratan di deck kapal, karena di deck kapal juga sdh disiapkan magneet maka antar magneet pun akan menyatu.
    Dg demikian apabila posisi kapal miring kanan atau kiri atau Yaw ( mengangguk) maka pendaratan helikopter tidak berbahaya.
    Contoh konkrit ada di helipad frigatte v.Speijk ( Amy klass), dimana heli "Wasp" akan aman2 saja kalau mendarat di helipad karena memakai maagneet tsb.
    So, merupakan salah satu manuver berbahaya apabila heli BO-105 kita ampu mendarat dan kemudian lepas landas dari kapal perang Brasilia yg tergabung di Lebanon.

    BalasHapus
  20. iya lah. aku juga ngakak klo komen di blog kayak gini. Kita udah ribut, hasil akhirnya gak jadi beli. hihihi apa gak pada kasian tu komennya kekekekk

    BalasHapus